Pemkot Bandung Kenalkan Program Nyeni di Sakola, Ini Tujuannya
Untuk saat ini, program tersebut sudah mulai dilaksanakan di dua sekolah
Untuk saat ini, program Nyeni di Sekola mulai dilaksanakan di dua sekolah.
Pemkot Bandung Kenalkan Program Nyeni di Sakola, Ini Tujuannya
Pemerintah Kota Bandung, berupaya merawat budaya Sunda agar tetap lestari. Baru-baru ini pengenalan lokalitas tersebut dilakukan dengan membentuk program “Nyeni di Sakola” untuk para siswa setingkat SD dan SMP.
Program tersebut diharapkan bisa membangkitkan minat siswa untuk mengenal apa saja tradisi dan kesenian dari tatar parahyangan tersebut. Nantinya siswa akan dibebaskan memilih yang menjadi kesukaannya. Yang menarik, program ini tidak hanya belajar soal kesenian Sunda, melainkan juga hadir sebagai sebuah hiburan. Saat ini program tersebut baru diujicobakan di dua sekolah wilayah Kota Bandung, Jawa Barat. Berikut selengkapnya.
Dicoba di 2 sekolah
Untuk saat ini, program tersebut sudah mulai dilaksanakan di dua sekolah, yakni SDN 035 Soka, dan SMPN 43 Kota Bandung sejak awal pekan lalu. Kedua tempat itu menerapkan program “Nyeni di Sakola” secara berbeda, yakni melalui sandiwara di SMP 43 Kota Bandung, serta kaulinan budak, atau permainan anak tradisional Sunda di SDN 035 Soka.
"Siswa-siswi tidak hanya belajar seni tradisional Sunda secara langsung tetapi juga menikmati hiburan yang bernilai edukasi," kata Produk Budaya dan Kesenian Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, Ratna Rahayu Pitriyati, mengutip laman Pemkot Bandung, Jumat (28/7).
Permainan tradisional Sunda untuk membentuk karakter
Untuk kaulinan budak yang dikenalkan di antaranya Cingciripit, Perepet Jengkol, Endog-endogan, Bedil Karet, Gasing, dan ditutup dengan Oray-orayan. Kemudian siswa dari SDN 035 Soka juga diajarkan kawih Sunda berbentuk puisi atau nyanyian pengantar sebelum bermain. Permainan anak khas Sunda sendiri memberikan manfaat yang besar bagi tumbuh kembang siswa. Di sana terkandung nilai-nilai moral, sebagai pesan kehidupan yang akan membentuk karakter saat dewasa.
Yang menarik, SDN 035 Soka juga memiliki tari modifikasi bernama “Tari Nang Neng Nong” sebagai pengantar senam di pagi hari, dengan gerakan dasar tarian Sunda.
Terlibat langsung
Padai SMPN 43 Kota Bandung, program Nyeni di Sakola hadir dalam bentuk pertunjukan sandiwara Sunda. Bercerita tentang anak yang memiliki rasa ingin tahu kuat pada seni, namun sayangnya ia enggan untuk belajar. Dalam sandiwara yang ditampilkan juga mengandung kesenian tradisional Jawa Barat, seperti kreasi musik Calung, Bobodoran (komedi) serta seni vokal. Permainan dan keakraban yang terjalin akan meningkatkan minat dan kecintaan pada budaya dan tradisi Sunda yang menyenangkan dari siswa sekolah.
Akan diterapkan di banyak sekolah di Bandung
Ratna menambahkan jika saat ini program Nyeni di Sakola masih dalam tahap uji coba. Nantinya hasil penerapan akan jadi bahan evaluasi sebagai penentu efektivitas program, dan pondasi pengembangan konsep secara tepat. "Hal ini juga akan membantu dalam menentukan seni-seni tradisional apa yang perlu lebih diperkenalkan dan diedukasi kepada anak-anak di Kota Bandung," terangnya
Ratna menambahkan jika saat ini program Nyeni di Sakola masih dalam tahap uji coba. Nantinya hasil penerapan akan jadi bahan evaluasi sebagai penentu efektivitas program, dan pondasi pengembangan konsep secara tepat. "Hal ini juga akan membantu dalam menentukan seni-seni tradisional apa yang perlu lebih diperkenalkan dan diedukasi kepada anak-anak di Kota Bandung," terangnya