Pernah Tercatat 6 Kali, Ini Riwayat Erupsi Gunung Ciremai yang Jarang Diketahui
Merdeka.com - Gunung Ciremai merupakan salah satu gunung berapi aktif yang terletak di Jawa Barat. Gunung yang identik dengan Kabupaten Kuningan ini juga dikenal eksotis, sehingga kerap dijadikan salah satu tujuan dari para pendaki gunung di Indonesia.
Kendati saat ini dikenal aman, ternyata gunung bertipe Stratovolcano ini memiliki riwayat erupsi hingga enam kali dengan rentang waktu terpendek selama tiga tahun.
Dalam sejarahnya, gunung berketinggian 3.078 meter di atas permukaan laut itu konon pernah menciptakan tsunami di pantai Cirebon hingga memakan korban manusia pada abad ke-5 masehi lalu.
-
Bagaimana tsunami itu terjadi? Pemicu awalnya terjadi ketika suhu yang menghangat menyebabkan lidah gletser yang menipis runtuh, demikian temuan para peneliti. Kondisi itu mengguncang lereng gunung yang curam, menyebabkan longsoran batu dan es menghantam Dickson Fjord di Greenland.
-
Bagaimana tsunami terjadi? Tsunami merupakan gelombang air laut besar yang dipicu oleh pusaran air di bawah laut akibat pergeseran lempeng bumi, erupsi gunung berapi bawah laut, hingga jatuhnya meteor ke laut.
-
Apa saja peninggalan sejarah dari Gunung Jali Tebon? Keberadaan Gunung Jali tertulis pada sejumlah prasasti, yakni Prasasti Pucangan (1041 M) yang ditulis Raja Airlangga, Prasasti Maribong (1264 M) yang ditulis Raja Wishnuwardana, dan Prasasti Canggu (1358 M) yang ditulis Raja Hayam Wuruk.
-
Apa nama gunung tertinggi di Indonesia? Carstenzs Pyramid atau yang lebih dikenal sebagai Puncak Jaya memiliki ketinggian 4.884 mdpl. Gunung satu ini berlokasi di Papua. Bisa dibilang, gunung ini merupakan gunung tertinggi di Indonesia.
-
Kapan tsunami Aceh terjadi? Peristiwa menyedihkan terjadi di bumi serambi Mekkah Indonesia, Aceh. Pada tahun 2004 tepatnya pada hari Minggu pagi, tanggal 26 Desember.
-
Kapan bencana Tsunami Aceh terjadi? Peristiwa gempa dan tsunami Aceh pada 2004 masih terus dikenang sampai saat ini.
Lantas seperti apa jejak erupsi Gunung Ciremai dari masa ke masa? Berikut ulasan yang telah dirangkum merdeka.com.
Erupsi Tahun 1698 Pernah Sebabkan Tsunami di Cirebon
Gambar kawah Gunung Ciremai
©2020 Jurnal Biologi Indonesia Indyo Pratomo/editorial Merdeka.com
Mengutip dari Jurnal Biologi Indonesia “Kegiatan Gunungapi Ciremai Jawa Barat dan Pengaruhnya Terhadap Lingkungan di Sekitarnya” oleh Indyo Pratomo tahun 2008 lalu, Gunung Ciremai disebut pernah erupsi dengan skala cukup besar hingga menimbulkan Tsunami di pantai Cirebon.
Hal tersebut mengacu pada laporan dari ahli kehutanan Belanda bernama Engelbert Hendrik Berend Brascamp di tahun 1919 yang menuliskan jika erupsi di abad ke-5 tersebut telah menimbulkan hancurnya sebagian dinding gunung hingga mengenai pantai di pesisir Utara dan menimbulkan gelombang yang memakan korban manusia.
“Gunung di Cirebon telah roboh yang mengakibatkan air begitu tinggi, hingga merusak tanah daerahnya dan menyebabkan korban manusia,” kata Brascamp, dalam catatan jurnalnya.
Namun laporan tersebut sempat dibantah oleh peneliti gunung api bernama Neuman van Padang, lewat catatanya di Catalogue of the active volcanoes of the World Including Solfatara Fields,v.1 Indonesia p. 138 -139. Di situ Van Padang meragukan temuan dari Brasscamp lantaran tidak ada bukti otentik.
Letusan di Kawah Pusat Pada Periode Tahun 1772, 1805, 1917 dan 1924
Letusan periode berikutnya disebutkan hanya terjadi di wilayah kawah pusat. Letusan pertama terjadi pada 11 hingga 12 Agustus 1772. Menurut catatan dari Junghun 1853; 1845 dan Taverne, tahun 1926 erupsi ini tidak termasuk kategori yang parah karena hanya berada di dalam kungkungan gunung.
Namun dari aktivitas belerang di sana menimbulkan sebuah efek lubang besar dari asap Fumarol dan tekanan Solfatara yang kini dinamakan sebagai Goa Walet.
"Hembusan uap belerang dari dinding selatan. Keluar asap Fumarol secara kuat sehingga menciptakan lubang besar yang dinamakan Goa Walet", tulis Van Gils (1917) dan Van Padang (1937) di bukunya.
Letusan Freaktik di Tahun 1937 hingga 1951
Tak berselang lama dari letusan di pusat kawah, Gunung Ciremai pun kembali menunjukkan tanda tanda aktifnya dengan kembali erupsi. Namun letusan tersebut intensitasnya tak jauh berbeda hanya bersifat freaktik (secara tiba-tiba dan berintensitas kecil)
Namun dikatakan di infografis yang buat oleh Facebook Gunung Ciremai, pada fase freaktik ini menampakkan menimbulkan kerusakan rumah warga dari embusan abu vulkanik dari letusan di pusat kawah.
“Letusan berlanjut dari kawah pusat, letusan abu,” tulis Van Padang, 1937; 1951; Stehn, 1940; dan Kusumadinata, 1971.
(mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Baru-baru ini Gunung Marapi di Kabupaten Agam mengalami erupsi yang cukup dahsyat.
Baca SelengkapnyaBerikut uraian setiap peristiwa erupsi Gunung Marapi yang tercatat BNPB.
Baca SelengkapnyaGelombang tersebut disusul oleh gelombang pasang yang kedua
Baca SelengkapnyaGunung Semeru meletus dan melontarkan abu vulkanik setinggi lebih kurang 1.000 meter atau 1 Km di atas puncak.
Baca SelengkapnyaSesar Ciremai merupakan sesar aktif. Sesar ini menurut Pusgen (2017) memiliki magnitudo tertarget mencapai 6,5 dengan laju geser sesar 0,1 milimeter per tahun.
Baca SelengkapnyaGunung lintas tiga kabupaten di Jawa Barat memiliki kisah mistis yang viral, menambah daya tarik pada gunung dengan keberlanjutan mitos yang menjadi tantangan.
Baca SelengkapnyaJumlah erupsi Gunung Semeru sejak 1 Januari hingga 4 Juli 2024 pukul 06.00 WIB tercatat sebanyak 638 kali letusan.
Baca SelengkapnyaErupsi Gunung Marapi Sumatera Barat kategori freatik yang waktunya sulit diprediksi karena berada di permukaan.
Baca SelengkapnyaGunung dengan aktivitas vulkanik paling tinggi di Pulau Sumatera ini tak lepas dari mitos
Baca SelengkapnyaLetusan Gunung Tambora merupakan letusan gunung api paling dahsyat dalam sejarah peradaban modern
Baca SelengkapnyaTerkait akankah ada erupsi susulan yang lebih besar, PVMBG tidak bisa memprediksi.
Baca Selengkapnya