Sejarah 12 Maret 1967: Ditunjuknya Soeharto untuk Gantikan Soekarno
Merdeka.com - Berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan hasil dari jerih payah para pejuang dalam merebut kemerdekaan dari para penjajah. Namun, jangan dikira perjuangan para pahlawan telah usai ketika Indonesia telah merdeka.
Masih ada berbagai peristiwa yang memaksa para pejuang kemerdekaan kembali bersiap untuk mempertahankan kemerdekaan. Salah satu peristiwa yang terjadi setelah kemerdekaan yang paling dikenal adalah peristiwa agresi militer yang dilakukan oleh pihak Belanda.
Berbagai peristiwa dan pergolakan tidak hanya berasal dari pihak luar, di dalam negeri pun juga masih terjadi berbagai masalah. Salah satunya adalah pergolakan politik yang terjadi pada 30 September 1965, yang dilakukan oleh para pemberontak PKI.
-
Kenapa Soeharto diangkat jadi Jenderal Besar? Mabes ABRI tahun 1997 menyebutkan setidaknya ada tiga prestasi Soeharto yang membuatnya dinilai layak untuk mendapatkan gelar Jenderal Besar.
-
Kapan Soekarno dilahirkan? Srimben pernah berkata kepada Soekarno kecil, kelak dirinya akan jadi pemimpin besar karena ia lahir saat fajar menyingsing.
-
Kapan Jenderal Soekanto menjabat sebagai Kapolri? Jenderal Raden Said Soekanto menjadi Kapolri dari tahun 1945 hingga 1959.
-
Kapan Soeharto lengser dari jabatan presiden? Kamis, 21 Mei 1998, menjadi sejarah untuk Bangsa Indonesia. Presiden Soeharto resmi mengundurkan diri dari kursi presiden setelah berkuasa selama 32 tahun.
-
Siapa presiden pertama Indonesia? Siapa nama presiden pertama Indonesia?Jawaban: Ir. Soekarno
-
Kapan Soeharto berangkat kerja? Pak Harto Terbiasa Berangkat ke Kantor Jam 09.00 Atau Jam 10.00 WIB Pagi harinya dia akan bekerja di Jl Cendana, seperti memanggil menteri atau memeriksa laporan dari para pejabat.
Peristiwa ini nantinya akan berujung pada pergantian kepemimpinan dengan ditunjuknya Soeharto untuk menggantikan Soekarno pada 12 Maret 1967.
Peristiwa G30S/PKI
istimewa
Sejarah ini diawali dengan Gerakan G 30 S PKI, di mana pada 1 Oktober 1965 dini hari, 6 jenderal senior dan beberapa orang lainnya dibunuh. Melansir dari liputan6.com, peristiwa pembunuhan ini disebut-sebut sebagai upaya kudeta yang dilakukan oleh para pengawal istana (Tjakrabirawa), yang dianggap loyal kepada PKI.
Dikarenakan saat itu Letjen Ahmad Yani tidak diketahui keberadaannya -- yang ternyata menjadi satu di antara jenderal yang jadi korban -- Mayor Jenderal Soeharto yang kala itu menjabat sebagai Panglima Komando Strategi Angkatan Darat, kemudian mengadakan penumpasan terhadap gerakan tersebut.
Hal ini disebut berdasarkan pada kebiasaan yang berlaku di Angkatan Darat, di mana ketika Panglima Angkatan Darat berhalangan hadir, maka Panglima Kostrad yang akan menjalankan tugasnya.
Pada saat-saat yang genting di sekitar September 1965, muncul isu adanya Dewan Jenderal, yang mengungkapkan adanya beberapa petinggi dari Angkatan Darat yang tidak puas terhadap kepemimpinan Soekarno dan berniat untuk menggulingkan beliau.
Soekarno pun disebut-sebut memerintahkan pasukan Cakrabirawa, untuk menangkap dan mengadili pihak yang ingin menggulingkan dirinya. Namun, justru hal yang tak terduga terjadi.
Dalam operasi penangkapan jenderal-jenderal tersebut, terjadi tindakan yang diperbuat oleh beberapa oknum yang termakan emosi, dan akhirnya membunuh Letjen Ahmad Yani, D.I. Panjaitan, dan Tirtodarmo Haryono yang merupakan 3 dari 6 jenderal yang menjadi korban G 30 S PKI.
Tritura hingga Supersemar
Pagi hari, pada 11 Maret 1966, saat tengah menggelar rapat kabinet di Istana Merdeka, Jakarta, Soekarno dikejutkan dengan kehadiran demonstran yang mengepung Istana. Para mahasiswa berdemo untuk mengajukan Tiga Tuntutan Rakyat atau Tritura, yang mana isinya adalah bubarkan PKI, rombak kabinet, dan turunkan harga-harga.
Saat itu pula, sejumlah pasukan Kostrad yang dikerahkan Brigjen Kemal Idris datang mengepung Istana. Pengepungan oleh pasukan Kostrad ini bertujuan untuk menangkap Wakil Perdana Menteri Soebandrio, atas tudingan yang berkaitan dengan PKI.
Komandan Pengawal Istana Tjakrabirawa Brigjen Sabur pun kemudian melaporkan kepada Soekarno, bahwa Istana dikepung "pasukan tidak dikenal" karena tak mengenakan tanda identitas.
Lantaran Soeharto yang seharusnya bertugas untuk membubarkan "pasukan tak dikenal" tidak hadir di Istana karena alasan sakit, Soekarno pun memutuskan untuk meninggalkan Istana Merdeka, dan bertolak ke Istana Bogor.
Tiga jenderal yang diyakini diutus oleh Soeharto, kemudian mendatangi Soekarno di Istana Bogor. Mereka adalah Basoeki Rachmat, Jusuf, dan Amir Machmud. Tiga petinggi militer yang datang menemui Soekarno itu meminta agar presiden memberikan kewenangan penuh kepada Soeharto, untuk mengamankan kondisi negara.
Berdasarkan pengakuan Lettu Sukardjo, yang saat itu bertugas untuk mengawal presiden, suasana tampak tegang antara 3 jenderal dan Soekarno. Dikatakan jika Soekarno juga terlibat adu argument dengan 3 jenderal terkait isi surat kewenangan yang akan diberikan kepada Soeharto. Bahkan, Sukardjo mengatakan bahwa sempat terjadi todong-todongan senjata, antara dirinya dan para jenderal.
Karena adanya berbagai desakan yang muncul, Soekarno pun memutuskan untuk menandatangani surat kewenangan untuk Soeharto. Surat itu kemudian kita kenal dengan nama Supersemar 1966, atau Surat Perintah Sebelas Maret.
Soeharto Diangkat Sebagai Presiden
Life via thegossip-celebrity.blogspot.com
Soeharto pun akhirnya ditetapkan sebagai pejabat presiden pada 12 Maret 1967, setelah pertanggungjawaban Presiden Soekarno (Nawaksara) ditolak MPRS.
Kemudian, Soeharto menjadi presiden sesuai hasil Sidang Umum MPRS (Tap MPRS No XLIV/MPRS/1968) pada 27 Maret 1968. Selain sebagai presiden, beliau juga merangkap jabatan sebagai Menteri Pertahanan/Keamanan.
Soeharto pun kembali dipilih untuk memimpin negeri oleh MPR pada 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998. Pada 1998, masa jabatannya berakhir setelah dirinya mengundurkan diri pada 21 Mei, menyusul terjadinya Kerusuhan Mei 1998 dan pendudukan gedung DPR/MPR oleh ribuan mahasiswa.
Soeharto juga dikenal sebagai orang Indonesia dengan masa jabatan sebagai presiden terlama, yaitu selama 30 tahun. (mdk/ank)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Soeharto presiden kedua Republik Indonesia dengan masa jabatan terlama yang pernah berkuasa.
Baca SelengkapnyaPotret Presiden Soeharto saat memimpin sidang terakhir Kabinet Pembangunan II viral menarik perhatian siapapun yang melihatnya.
Baca SelengkapnyaSesaat setelah diberi pangkat, Soeharto mengabadikan momen dengan sosok jenderal bintang 4.
Baca SelengkapnyaSoeharto memilih menjadi serdadu kolonial adalah pilihan realistis untuk lepas dari kemelaratan.
Baca SelengkapnyaBerawal dari Agresi Militer Belanda Kedua pada 19 Desember 1948, PDRI pun didirikan di Sumbar.
Baca SelengkapnyaSoeharto murka ketika mobil-mobil yang akan diselundupkannya ke Jawa dicegah naik kapal.
Baca SelengkapnyaPresiden Sukarno segera mencari sosok pengganti sementara panglima Angkatan Darat karena Letnan Jenderal TNI Ahmad Yani diculik.
Baca SelengkapnyaHanya ada tiga jenderal besar dalam sejarah Indonesia. Apa yang membuat Soeharto menjadi salah satu penerimanya?
Baca SelengkapnyaMomen Soeharto saat akan tinggalkan Istana Merdeka usai diminta lengser dari jabatannya.
Baca SelengkapnyaAwalnya Letkol Soeharto tak percaya diri. Gadis itu dari keluarga ningrat. Apakah dia dan keluarganya mau menerima?
Baca SelengkapnyaKunjungan Presiden Soeharto ke Belanda tahun 1970 menjadi sangat bersejarah karena menjadi Presiden Indonesia pertama yang injakkan kaki di Negeri Kincir Angin.
Baca SelengkapnyaDari 7 Presiden yang memimpin Indonesia, BJ Habibie lah kepala negara RI tertua ketika dilantik yakni 61 tahun.
Baca Selengkapnya