Sejarah 25 Agustus 2003: Peluncuran Spitzer, Teleskop Luar Angkasa yang Berhasil Temukan Eksoplanet
Teleskop luar angkasa Spitzer adalah sebuah observatorium angkasa inframerah yang dikembangkan oleh NASA, JPL (Jet Propulsion Laboratory), dan Caltech.
Pada tanggal 25 Agustus 2003, dunia sains mencatatkan sebuah tonggak penting dalam eksplorasi luar angkasa dengan peluncuran Teleskop Luar Angkasa Spitzer oleh NASA. Sebagai salah satu dari empat teleskop besar dalam program "Great Observatories," Spitzer dirancang khusus untuk mengamati alam semesta dalam spektrum inframerah.
Melalui kemampuannya, teleskop ini mampu melihat objek yang tak terlihat oleh teleskop optik biasa, seperti bintang yang terbungkus debu dan planet yang jauh dari jangkauan pengamatan optik. Peluncuran Spitzer menandai awal dari sebuah misi yang tidak hanya mengubah cara kita memahami alam semesta, tetapi juga membuka jalan bagi penemuan-penemuan luar biasa yang sebelumnya hanya ada dalam teori.
-
Dimana letak Teleskop CSST? Teleskop ini nantinya akan diletakan di dekat dengan stasiun luar angkasa China.
-
Apa tujuan utama dari Teleskop CSST? Lin Xiqiang, Wakil Direktur Badan Antariksa Berawak China, mengatakan observatorium di orbit Xuntian diharapkan dapat membawa terobosan baru dalam kosmologi serta planet ekstrasurya.
-
Kapan Sputnik diluncurkan? Delegasi dari kedua negara yang terlibat dalam IGY sedang menghadiri acara di kedutaan Rusia di Washington D.C. ketika berita mengenai peluncuran Sputnik mulai menyebar.
-
Kapan Teleskop WFST mulai beroperasi? Teleskop milik Tiongkok, Wide Field Survey Telescope (WFST) yang telah beroperasi pada 17 September lalu, berhasil memotret galaksi Andromeda dengan kualitas resolusi yang tinggi.
-
Apa yang diukur Teleskop Einstein? Teleskop baru yang direncanakan akan mengukur gelombang gravitasi, mirip dengan gelombang suara di alam semesta.
-
Siapa yang menemukan astrolabe? Dr. Federica Gigante dari Fakultas Sejarah Cambridge dan Christ's College membuat penemuan di sebuah museum di Verona, Italia, dan baru saja mempublikasikan temuannya di jurnal Nuncius.
Selama hampir dua dekade beroperasi, Spitzer telah memberikan kontribusi besar bagi astronomi modern.
Tentang Teleskop Spitzer
Teleskop Luar Angkasa Spitzer adalah salah satu dari empat teleskop dalam program "Great Observatories" NASA, yang dirancang untuk mengamati alam semesta pada panjang gelombang yang berbeda. Spitzer secara khusus dirancang untuk mengamati alam semesta dalam cahaya inframerah, yang memungkinkan para ilmuwan untuk melihat objek yang terlalu dingin, terlalu jauh, atau terlalu tersembunyi oleh debu kosmik untuk diamati dengan teleskop optik biasa.
Teleskop ini awalnya dikenal sebagai Space Infrared Telescope Facility (SIRTF). Setelah demonstrasi operasi sukses pada 18 Desember 2003, teleskop ini diberi nama Spitzer untuk menghormati Lyman Spitzer, seorang ilmuwan besar abad ke-20 yang pertama kali mengusulkan penempatan teleskop besar di ruang angkasa pada tahun 1946.
Diluncurkan pada 25 Agustus 2003, Teleskop Spitzer mengorbit Matahari, mengikuti Bumi dari kejauhan. Teleskop ini dilengkapi dengan instrumen canggih yang memungkinkan pengamatan bintang, galaksi, dan berbagai objek lainnya dengan sensitivitas tinggi. Salah satu pencapaian penting Spitzer adalah kemampuannya untuk mendeteksi planet di luar tata surya kita, yang dikenal sebagai eksoplanet, serta membantu memetakan distribusi debu dan gas di galaksi Bima Sakti. Sebelum Spitzer, deteksi eksoplanet adalah tugas yang sangat menantang, terbatas pada metode observasi tidak langsung.
Peluncuran Teleskop Spitzer
Teleskop Spitzer diluncurkan pada tanggal 25 Agustus 2003 dari Cape Canaveral Air Force Station di Florida, Amerika Serikat. Peluncuran dilakukan pada pukul 13:35:39 UTC-5 (EDT). Teleskop ini diluncurkan menggunakan roket Delta II 7920H ELV.
Orbit Spitzer
Teleskop Spitzer mengikuti orbit heliosentrik, bukan orbit geosentrik. Orbit ini bergerak mengikuti dan menjauh dari orbit Bumi sekitar 0,1 satuan astronomi per tahun.
Orbit ini memungkinkan teleskop untuk mendinginkan dan beroperasi selama sekitar 5,5 tahun dengan menggunakan 360 liter helium cair. Perbandingan dengan pendahulu Spitzer, Infrared Astronomical Satellite (IRAS), yang menggunakan 520 liter cryogen hanya dalam 10 bulan, menunjukkan efisiensi pendinginan Spitzer yang lebih baik.
Instrumen Utama
- IRAC (Infrared Array Camera): Kamera inframerah yang dapat mendeteksi cahaya dengan panjang gelombang antara 3.6 sampai 8.0 µm. IRAC memiliki empat panjang gelombang dan setiap panjang gelombang menggunakan 256 x 256 pixel detektor. Meskipun helium cair habis pada tahun 2009, IRAC terus beroperasi sebagai "Spitzer Warm Mission" dengan suhu teleskop keseimbangan sekitar 30 K.
- IRS (Infrared Spectrograph): Spektrometer inframerah yang dapat menjadikan cahaya inframerah menjadi spektrum. IRS memiliki empat modul dengan panjang gelombang antara 5-40 µm.
- MIPS (Multiband Imaging Photometer for Spitzer): Kamera inframerah yang dapat mendeteksi cahaya dalam inframerah-jauh pada panjang gelombang 24, 70, dan 160 µm.
Penemuan dan Kontribusi Teleskop Spitzer
Teleskop Spitzer telah membuat kontribusi yang signifikan dalam astronomi dengan penemuan-penemuan yang mengeksplorasi alam semesta dalam rentang panjang gelombang inframerah. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang penemuan dan kontribusi teleskop Spitzer:
1. Penemuan Galaksi dan Sistem Planet Baru
Spitzer telah melihat galaksi terjauh yang pernah ditemukan, memberikan pengetahuan yang signifikan tentang struktur dan evolusi alam semesta. Spitzer juga mampu menembusi kawasan berdebu di angkasa dan mengesan pusat galaksi serta sistem-sistem planet yang baru terbentuk.
2. Penemuan Eksoplanet
Spitzer berhasil mengambil spektrum eksoplanet, yaitu sebuah planet yang mengorbit bintang di luar sistem surya untuk mengenal pasti molekul-molekul dalam atmosferanya.
Dengan menggunakan inframerah, Spitzer juga dapat mendeteksi atmosfer eksoplanet, memberikan informasi tentang komposisi atmosfer dan potensi kehidupan di planet-planet tersebut.
3. Penemuan Cincin Baru di Planet Saturnus
Pada tahun 2009, Spitzer menemukan cincin baru di Planet Saturnus yang memancarkan infra merah. Cincin ini jauh lebih besar dan tebal daripada cincin yang sudah dikenal.
4. Pengamatan Bintang Jatuh dan Nebula
Spitzer menangkap beberapa foto "bintang jatuh" yang melintas dengan kecepatan sekitar 90.000 km/jam. Bintang jatuh ini terbentuk dari gugusan debu yang menyatu.
Spitzer juga mengamati nebula seperti Nebula Amerika Utara, yang menggabungkan cahaya yang tampak dari Digitized Sky Survey dan teleskop Spitzer. Gambar ini juga mengandung rasi bintang muda yang usianya kurang lebih 1 juta tahun cahaya.
5. Penemuan Objek Sejuk di Angkasa
Spitzer mampu menemukan "failed stars" atau brown dwarfs, objek yang sejuk di angkasa yang tidak cukup panas untuk menjadi bintang.
Berakhirnya Misi Spitzer
Pada tahun 2009, teleskop Spitzer kehabisan helium cair pendingin cairnya. Meskipun demikian, IRAC terus beroperasi dalam mode "Spitzer Warm Mission" dengan suhu teleskop keseimbangan sekitar 30 K.
Pada 30 Januari 2020, NASA resmi menghentikan operasi teleskop Spitzer setelah beroperasi selama 16 tahun dan 5 bulan, jauh lebih lama dari yang direncanakan.