Sejarah Julukan Kota Kembang Bandung, Bermula dari Kongres Pengusaha Gula Tahun 1885
Merdeka.com - Selain Paris van Java, wilayah Bandung turut dikenal dengan sebutan kota kembang. Hal ini merujuk pada keindahan alamnya yang menyerupai bunga saat mekar.
Namun salah seorang sejarawan bernama Haryoto Kunto menemukan fakta lain. Dalam bukunya yang berjudul Wajah Bandoeng Tempo Doeloe, ia menuliskan bahwa istilah kembang pertama kali muncul usai Kongres Pengusaha Gula di tahun 1885.
Saat itu petinggi acara berupaya menghadirkan 'hiburan' yang berbeda untuk para tamu. "Kembang Dayang" akhirnya dipilih untuk menghibur peserta kongres, hingga para undangan di sana merasa puas dan selalu mengaitkannya dengan Kota Bandung.
-
Bagaimana acara tersebut? Acara gender reveal diadakan serentak dengan ulang tahun Michael di Bali, yang membuat momen tersebut sangat menarik.
-
Kenapa Festival Bunga Bandungan diadakan? Dilansir dari ANTARA, festival bertajuk Jagad Kembang Kumandang itu dilakukan sebagai ajang pariwisata.
-
Apa yang dicapai Kemendikbudristek lewat Festival ini? 'Saya mengapresiasi keberhasilan festival Kenduri Swarnabhumi yang kedua. Tentu capaian ini merupakan berkat hasil kerja keras dan juga kolaborasi berbagai pihak yang sama-sama menginginkan pemajuan serta inovasi kebudayaan Indonesia, khususnya di ranah Melayu.'
-
Bagaimana cara Komeng membuat pengunjung tertawa? Seperti lazimnya, Komeng terus-menerus menyelipkan candaan dalam setiap perkataannya, yang tanpa ragu membuat para pengunjung tertawa terbahak-bahak.
-
Bagaimana pantun lucu membuat acara lebih berkesan? Saat ditampilkan sebagai penutup acara, pantun lucu tidak hanya mengundang tawa, tetapi juga meninggalkan kesan yang menyenangkan bagi para hadirin.
-
Kenapa 'Kota Kembang' jadi simbol kebanggaan Bandung? Lagu ini menjadi simbol kebanggaan masyarakat Priangan dan tetap relevan di era sekarang.
Lantas bagaimana kisahnya? Melansir dari berbagai sumber (30/12), berikut informasinya.
Merujuk ke Sosok Wanita Indonesia-Belanda Sebagai Penghibur
Gedung Sate Kota Bandung
©2021 Merdeka.com/liputan6.com
Melansir dari badami.bandung.go.id, istilah kembang bermula dari saran petinggi perkebunan kina di Bandung bernama Meneer Schenk.
Saat itu Schenk kenal dekat dengan panitia menyarankan agar menyediakan wanita Indonesia-Belanda cantik, untuk menghibur anggota Pengurus Besar Perkumpulan Pengusaha Perkebunan Gula (Bestuur van de Vereninging van Suikerplanters) dari Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Tujuannya agar para tamu undangan merasa senang, dan terkesan dengan keadaan di wilayah Bandung yang memang sudah menjadi primadona.
Pada saat kongresnya selesai dan berakhir dengan sukses, para peserta langsung berucap dalam bahasa Belanda "De Bloem der Indische Bergsteden" yang berarti "Bunganya kota di pegunungan Hindia Belanda".
Setelah pertemuan ini "Bunga" dari Bandung semakin terkenal ke berbagai penjuru daerah hingga akhirnya Bandung dikenal sebagai kota Kembang.
Versi Lain Asal Usul Penyebutan Kembang
Selain berasal dari para peserta Kongres Pengusaha Gula, istilah kota Kembang juga konon terkait dengan banyaknya bunga yang ditanam di wilayah perkotaan Bandung.
Mengutip dari laman Good News From Indonesia, di tahun 1855 pemerintah Hindia Belanda sempat berupaya 'membungakan' Kota Bandung dengan menanam berbagai jenis tanaman indah untuk mendukung gerakan pariwisata.
Saat itu Kota Bandung memang banyak menjadi tujuan pelancong luar negeri karena keindahannya.
Charles Walter Kinloch, salah seorang penjelajah Inggris bahkan mengabadikan kisah penjelajahannya di Bandung lewat buku berjudul Rambles in Java and the Straits (1852). Kinloch mengaku kagum dengan Bandung, bahkan banyaknya taman hingga keindahan alam di sana membuat kesehatannya pulih.
Selain itu, mengutip dari Mooi Bandoeng, Raja Thailand zaman dahulu pun pernah tiga kali mengunjungi Pulau Jawa (termasuk Bandung) pada 1871, 1896, dan 1901 karena terkesima dengan keindahannya.
Dalam Planten en Bloemen in Nederlandsch-Indie (1924), Dakkus menyatakan berbagai macam tumbuhan bisa ditanam dengan baik di wilayah Bandung. Untuk itu, pemerintah Belanda pun melakukan penanaman masif di beberapa taman kawasan Bandung Utara seperti Insulinde Park, Molukken Park, Tjibeunjing Plantsoen, Tjilakiplein, Oranjeplein, dan Ijzermanpark. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada satu versi yang menyebut, kembang di sini bukanlah ‘bunga’ sungguhan, tapi para wanita cantik.
Baca SelengkapnyaGulat tradisional ini jadi kesenian unik di Ujungberung, Bandung
Baca SelengkapnyaSelain warna-warni bunga, warga juga dihibur oleh beragam kesenian tradisional seperti tari-tarian.
Baca SelengkapnyaKabarnya, saat itu ibu-ibu menyajikan kue kembang goyang untuk menghibur para tamu Belanda yang singgah.
Baca SelengkapnyaTaman ini sering menjadi tempat berkumpul bagi komunitas lokal, pelajar, dan keluarga yang ingin menikmati waktu bersama.
Baca SelengkapnyaDi masa itu kebudayaan Sunda tampil untuk pertama kalinya di Eropa mengiringi promosi teh asal Sukabumi
Baca SelengkapnyaAcara perdana Komunitas Histori Merdeka ini disambut antusias para penggemar sejarah di Jabodetabek.
Baca SelengkapnyaPada 1907 jadi tahun pertama kemunculan bioskop di Kota Kembang. Letaknya ada di sekitar alun-alun Kota Bandung, dengan gedung tenda bilik sederhana.
Baca SelengkapnyaPara utusan internasional tersebut terkesan dengan kuliner dan keelokan alam Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaLomba kereta peti sabun sudah meriah di Bandung sejak dulu.
Baca SelengkapnyaAcara ini akan diselenggarakan lagi setelah vakum pasca pandemi.
Baca SelengkapnyaDilihat dari sejarahnya, ternyata kota ini memiliki banyak keunikan yang jarang diketahui
Baca Selengkapnya