Bela DPRD, Ahok sebut dana Rp 50 M buat renovasi toilet tendensius
Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyatakan tak ada penyelewengan dana untuk pembangunan toilet di DPRD DKI Jakarta. Atas alasan itu, dia mengaku tidak heran jika BPK memberikan penilaian yang positif.
"Lolos karena memang enggak ada masalah. Menurut mereka enggak ada masalah. Lelangnya benar, semua benar. Bukan buat toilet doang. Kesannya bikin toilet Rp 50 M. Salah," kata Ahok kepada wartawan, Jumat (22/7).
Ahok mengaku telah mempelajari dan meneliti pengeluaran biaya tersebut. Dirinya mendapati pemberitaan yang menyebutkan pembuatan toilet DPRD sebesar Rp 50 miliar terlalu tendensius hingga memojokkan anggota dewan.
-
Kenapa Ahok prihatin dengan korupsi? Ahok pun merasa prihatin dengan nasib generasi muda di masa mendatang.
-
Apa yang membuat Ahok heran tentang koruptor? Dia menyoroti hukum dan sanksi para koruptor. Saking lemahnya hukum, Ahok heran melihat bekas tahanan koruptor yang justru semakin kaya. Beberapa di antaranya bahkan tak segan pamer kekayaan.
-
Siapa ayah Ahok? Diketahui, pria kecil ini merupakan anak dari Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsing keturunan Tionghoa .
-
Bagaimana Ahok memulai karier politik? Ahok pun memutuskan untuk masuk ke politik. Ia memulai karier politiknya sebagai anggota DPRD DKI Jakarta setelah terpilih pada tahun 2004.
-
Siapa yang setuju dengan Ahok tentang korupsi? Perbincangan kedua tokoh tersebut turut menuai beragam tanggapan dari publik.
-
Apa yang diteliti? Analisis terhadap lebih dari 4.000 artefak batu yang ditemukan di sebuah pulau di barat laut Australia memberikan gambaran kehidupan suku Aborigin puluhan ribu tahun yang lalu.
"Renovasi gedung DPRD juga saya kira setelah saya pelajari, berita juga enggak bener, bilang itu buat toilet Rp 50 M. Bukan-bukan toilet, itu semua bagian ada kok, kami pastikan, kami pelajari. Jadi itu berita tendensius juga," ucapnya.
Meski dianggap wajar, Ahok mengatakan respons Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saipul Hidayat yang meminta BPK untuk mengecek kembali merupakan tindakan wajar.
"Ya pasti dong, ada berita ya respon secara normatif. Kamu tanya sama saya, ya saya juga begitu. Kalau ada yang mencurigakan ya kita minta periksa," tutupnya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Alex meminta masyarakat bersabar menunggu kinerja tim penyelidik yang tengah mengumpulkan bukti.
Baca SelengkapnyaHerry ditetapkan sebagai tersangka setelah gelar perkara di Ditreskrimsus Polda Riau, Rabu, 9 Januari 2024.
Baca SelengkapnyaHeru mengatakan, seluruh anggota DPRD sudah memiliki salinan rincian dokumen anggaran.
Baca SelengkapnyaKPK menggeledah Rumah Dinas (Rumdin) Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar.
Baca SelengkapnyaProyek tersebut berada di Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaAhok mengungkapkan penyelesaian masalah di Jakarta kerap pelik
Baca SelengkapnyaTersangka diduga korupsi dana hibah yang mestinya untuk lembaganya sepanjang 2019-2021.
Baca SelengkapnyaKPK belum menjelaskan lebih lanjut terkait apa saja yang didapat penyidik dari hasil penggeledahan kemarin. Hanya saja tiga koper sempat dibawah keluar.
Baca SelengkapnyaRapat dilakukan bersama Ketua dan jajaran DPRD Kota Tangerang, di Ruang Rapat Paripurna DPRD Kota Tangerang,
Baca SelengkapnyaBasuki Tjahja Purnama alias Ahok meluruskan dirinya bukanlah orang yang menolak pembangunan IKN yang telah dicanangkan Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaMasih Yadi, kerugian negara sekitar Rp5 miliar sudah dikembalikan oleh tersangka.
Baca SelengkapnyaJPU KPK mendakwa Andhi Pramono menerima gratifikasi senilai total Rp58,9 miliar dari sejumlah pihak terkait pengurusan kepabeanan impor.
Baca Selengkapnya