Bukan Diracun, Ternyata Ini Penyebab Kucing Mati Massal di Sunter
Beredar kabar puluhan kucing tersebut mati diracun.
Beredar kabar puluhan kucing tersebut mati diracun
Bukan Diracun, Ternyata Ini Penyebab Kucing Mati Massal di Sunter
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta Suharini Eliawati mengklarifikasi kabar yang beredar terkait penyebab puluhan kucing mati di Kelurahan Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Eli menjelaskan, kucing tersebut mati bukan karena malnutrisi atau diracun. Adapun penyebab pastinya masih dalam proses pemeriksaan.
"Waktu itu terjadi rumor bahwa itu diracun, itu tidak ada, tidak terbukti. Tapi di lambungnya kosong, ada cacing. Jadi yang namanya malnutrisi yang kemarin itu memang ada beberapa kucing yang memang malnutrisi. Tapi kan bukan berarti dia malnutrisi dia mati gitu kan,"
kata Eli di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (18/7).
Secara rinci, Eli menjelaskan proses investigasi yang Dinas KPKP lakukan untuk menemukan penyebab kematian kucing tersebut. Mulanya, kejadian banyak kucing yang mati di Sunter terjadi pada 5 Juli.
Kemudian, pada 12 Juli, Dinas KPKP mengambil satu sampel kucing mati atau satu kadaver. Dari situ, pihaknya melakukan pemeriksaan nekrospi dan patalogi anatomi. "Waktu itu organ dalamnya itu dalam kondisi yang normal. Tapi emag di lambungnya ada cacingnya, itu kan tapi satu sample satu kadaver yang awal saja," kata Eli.
"Kalau malnutrisi itu pasti tidak mungkin (mati) secara serempak ya. Tapi dengan adanya malnutrisi berarti dia punya kecenderungan daya tahannya terhadap penyakit itu pasti akan risk-an,"
sambung Eli.
merdeka.com
Dua hari kemudian, Dinas KPKP melakukan bakti sosial di Sunter dan memberikan strerilisasi dan pengobatan ringan bagi kucing-kucing di sana. "Vaksinasi sama pengobatan ringan kita mengambil tiga sampel kembali. (Pihak yang melakukan) investigasi tidak hanya kita Pemprov, tapi kita dengan Balai Veteriner Subang," ujar Eli.Dari tiga sampel tersebut, Dinas KPKP mengulas darah, mengambil sampel pakannya, dan mengambil fesesnya.
"Hasilnya untuk PCR rabies, itu Alhamdulillah hasilnya negatif. Nah saat sekarang ini kita sedang mengambil SATnya. Itu adalah otaknya yg diambil, nah ini belum ada hasilnya. Jadi pasti nanti akan kita update lagi,"
tambah Eli.
Maka dari itu, Eli belum dapat menyampaikan hasil pasti penyebab kucing-kucing tersebut meninggal sampai pemeriksaan di Balai Veteriner Subang selesai. Namun, ia mengimbau warga yang memiliki hewan peliharaan untuk memberikan pakan yang sesuai dengan umurnya dan sesuai dengan jenis hewan yang dipelihara. "Jangan hanya sekadar dikasih makan saja seperti itu," ujar Eli.