Cerita Korban Penganiayaan Anak Pemilik Toko Roti Jual Motor untuk Sewa Pengacara Rp12 Juta
Namun korban tertipu pengacara yang kini tidak diketahui keberadaannya tersebut.
Dwi Ayu Darmawati (DAD) mengaku menjual motor untuk biaya mengurus perkara penganiayaan dilakukan George Halim Sugama (GHS), anak pemilik toko roti tempatnya bekerja. Menurut Dwi Ayu, uang hasil penjualan motor itu untuk membayar seorang pengacara saat melaporkan kasus penganiayaan itu ke Polres Metro Jakarta Timur.
Namun Dwi Ayu mengatakan pengacara itu kini tidak tahu keberadaannya. Sebelum tertipu pengacara yang tidak sebutkan namanya itu, korban lebih dulu didampingi pengacara dikirim dari pihak terduga pelaku.
"Terus ada cerita juga yang tentang pengacaranya, saya sempet dikirimin pengacara dari pihak pelaku, tapi saua awalnya enggak tahu kalau itu dari pihak pelaku, dia ngakunya dari LBH utusan dari Polda. Kurang tahu (LBH-nya apa)," kata Dwi Ayu saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama dengan Komisi III DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (17/12).
Kronologi Pengacara Utusan Pelaku Terbongkar
Dwi Ayu mengatakan awal terbongkarnya jika pengacara itu kiriman dari pihak pelaku saat ingin melakukan atau membuat Berita Acara Pelaporan (BAP).
"Awalnya enggak tahu, terus pas pertemuan di Polres pas pengen BAP di situ dia ngasih tahu kalau dia disuruh sama bos saya. Pengacaranya saya enggak tahu namanya, bosnya Linda," ujar Dwi Ayu.
Mengetahui hal itu, kemudian korban mengganti pengacara lain. Disinilah korban akhirnya menjual motornya untuk membayar oknum pengacara baru tersebut sebesar Rp12 juta.
"Terus akhirnya mama saya ganti pengacara, di situ pengacara yang keduanya enggak kalau saya tanya tentang gimana kelanjutannya, sedang diproses-proses. Di situ dia setiap ada info selalu ke rumah dan minta duit," ujar Dwi Ayu.
"Mama saya sampai jual motor, motor satu-satunya. Abis jual motor itu saya tanya-tanyain itu sudah enggak bisa dihubungi lagi," sambung dia.
Selanjutnya, Dwi Ayu dihubungi oleh pihak Jhon LBF yang ingin membantu permasalahan yang kini dihadapinya.
"Akhirnya saya dihubungi oleh pak Jainudin dikasih bantuan oleh bang john, kerja di perusahaan high five sama saya juga dikuliahkan di universitas terbaik di Jakarta sampe lulus," pungkasnya.