Hasil dari pemantauan hilal ini selanjutnya akan disampaikan dalam sidang isbat Kemenag, Minggu (10/3/2024). Foto: Liputan6.com / Herman Zakharia
Dalam memantau hilal untuk menentukan awal Ramadan 1445 H, tim memantau penampakan hilal dengan ketinggian sekitar 1,7 derajat. Foto: Liputan6.com / Herman Zakharia
Kementerian Agama juga menggelar pemantauan hilal awal Ramadan 1445 Hijriah di 134 lokasi di Indonesia. Foto: Liputan6.com / Herman Zakharia
Di DKI Jakarta, ada empat lokasi yang menjadi tempat pemantauan hilal. Foto: Liputan6.com / Herman Zakharia
Keempat lokasi itu di antaranya di Gedung Kanwil Agama DKI Jakarta, Masjid Hasim Asyari Jakarta Barat, Ponpes Hidayatullah Basmol Jakarta Barat dan Pulau Pramuka Kepulauan Seribu. Foto: Liputan6.com / Herman Zakharia
Anggota Tim Hisab Rukyat Kemenag Cecep Nurwendaya mengatakan hilal di Indonesia belum berlihat berdasarkan Kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura). Foto: Liputan6.com / Herman Zakharia
Menurutnya, hilal di Indonesia belum tampak dikarenakan belum menyentuh 3 derajat.
Sementara, kriteria MABIMS menetapkan hilal di 3 derajat hingga 6,4 derajat. Foto: Liputan6.com / Herman Zakharia
"Tinggi hilal di Indonesia minus 0,33 derajat sampai dengan 0,8 derajat. Jadi tidak ada yang mencapai 0,9 atau di bawah 1 derajat, sehingga tidak masuk Kategori MABIMS 3 derajat," tutur Cecep kepada peserta Sidang Isbat, Minggu (10/3/2024). Foto: Liputan6.com / Herman Zakharia
Cecep menyebut, kondisi hilal di Indonesia masih rendah yakni kurang dari 1 derajat. Foto: Liputan6.com / Herman Zakharia
"Di Saudi misalnya lebih dari 2 derajat di Amerika, Pantai Timur dan Pantai Barat 7 sampai 8 derajat. Jadi memang dalam satu hari terbenam matahari berbeda-beda. Kita berpusat pada Republik Indonesia," jelas dia. Foto: Liputan6.com / Herman Zakharia
Sidang Isbat adalah salah satu cara yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Agama untuk penentuan awal Ramadan, Idulfitri, Iduladha.