Keluh Kesah Warga Kalideres soal Keberadaan Para Pencari Suaka
Merdeka.com - Warga sekitar eks Kodim Kalideres merasa terganggu selama dua bulan pencari suaka itu hadir. Apalagi sering terjadi kericuhan, menyebabkan warga sekitar berwaspada.
Warga sekitar eks Kodim Kalideres sudah beberapa bulan tidak membuka toko, mereka takut toko tempat mencari nafkah akan diganggu oleh para pengungsi asing itu.
"Saya pribadi merasa terganggu sekali. Kalau saya buka toko, saya liat mereka udah pasang tenda di depan toko saya, yaa kita usir kadang suka enggak mau," kata salah satu warga yang rumahnya dijadikan tempat les dan warung kepada merdeka.com, Sabtu (31/8).
-
Dimana tempat yang tepat untuk menjemur pakaian? Setelah mencuci, sebaiknya jemurlah pakaian di lokasi yang memiliki sirkulasi udara yang baik.
-
Siapa yang tinggal di rumah tak layak huni? Sudah 15 tahun terakhir, ia tinggal di bangunan tak layak itu bersama suami dan seorang anaknya.
-
Bagaimana warga menjemur pakaian? Korban banjir memanfaatkan atap rumah untuk menjemur pakaian.
-
Dimana lokasi rumah transmigrasi? Orang-orang yang mengikuti program transmigrasi akan disebarkan ke beberapa wilayah di Indonesia yang memiliki angka penduduknya yang masih lebih sedikit. Salah satunya di Sulawesi Tenggara tepatnya di Konawe Watutinawu.
-
Bagaimana kondisi rumah di permukiman terbengkalai? Rata-rata, rumah di permukiman padat tersebut masih berbentuk utuh, dan tak jauh dari pinggir jalan.Semakin dalam masuk ke dalam gang, beberapa rumah yang awalnya masih layak ditinggali, perlahan-lahan berganti menjadi rumah yang tampak rusak karena tidak terurus lama.
-
Siapa yang menghuni pemukiman? Analisis genetik pada tulang manusia yang digali menunjukkan hubungan erat antara penduduk pemukiman ini dengan kelompok lain di China selatan dan Asia Tenggara.
Menurut warga yang tinggal di depan eks Kodim Kalideres tersebut, ia merasa tidak nyaman dengan keberadaan pencari suaka. Ia mengatakan, pencari suaka itu suka mengetuk pintu rumahnya untuk meminjam charge hp dan untuk MCK.
"Saya enggak kasih, soalnya di sini air kan bayar, terus mereka yang mau mandi kan enggak cuma satu orang. Air saja sekarang ini lagi dimatiin," katanya.
Warga yang sekaligus menjadi guru les ini, menjelaskan para pencari suaka sering menjadikan warga sebagai mata pencaharian dalam mencari kebutuhan mereka seperti mandi, cuci baju, dan kebutuhan untuk bayi maupun pribadi.
Guru les yang enggan disebutkan namanya, bercerita selama adanya pencari suaka itu, anak-anak yang les di tempatnya, harus dijemput dari gang, sebelum sampai ke tempat les. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari terjadinya ketakutan kepada anak-anak yang datang les.
"Ya saya juga rindu mereka dapat lokasi yang layak untuk tinggal, yang cocok. Lihat saja sekarang, baju, celana, dijemur kan enggak bagus diliatnya," ujarnya.
Ia pun mengharapkan pemerintah segera memberikan tempat yang layak untuk para pencari suaka, sehingga warga sekitaran sini juga dapat mencari nafkah seperti hari-hari biasanya.
Adapun pedagang gulali, yang sudah lama berjualan di sekitaran eks Kodim Kalideres menanggapi pencari suaka tersebut.
"Saya pribadi sebenarnya terganggu si enggak, cuma mereka kan suka nongkrong di trotoar terus enggak bilang permisi, yaa enggak ada sopan santunnya gitu," ujar Pedagang gulali kepada merdeka.com, Sabtu (31/8).
Kurangnya bersosialiasi pencari suaka kepada warga disekitaran eks Kodim Kalideres menyebabkan pemikiran yang negatif terhadap pencari suaka itu.
sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan melakukan pemindahan, rencana itu pun telah dilakukan mulai Kamis (29/8).
Reporter Magang:Chicilia Inge
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Setiap harinya puluhan ibu-ibu di Kecamatan Cikulur, harus berjalan berkilo-kilo meter untuk mendapatkan sumber air.
Baca SelengkapnyaSebanyak 101 pencari suaka asal Afghanistan, Irak dan Pakistan masih bertahan di gedung tersebut.
Baca SelengkapnyaKrisis air bersih menyebabkan warga Desa Karangasih kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti memasak, mandi, hingga mencuci baju.
Baca SelengkapnyaKondisi ini sudah dialami warga selama sebulan terakhir.
Baca SelengkapnyaSumur-sumur milik warga Desa Pabuaran mulai mengalami kekeringan. Warga pun terpaksa memanfaatkan aliran kali untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Baca SelengkapnyaAir Kali Cihoe kerap dijadikan sumber mata air andalan bagi Warga Cibarusah saat musim kemarau.
Baca SelengkapnyaSudah dua bulan, ratusan kepala keluarga di wilayah Desa Sukagalih, Jonggol mengalami krisis air bersih.
Baca SelengkapnyaTumpukan kerang, aroma anyir, dan suara mesin kapal menyambut pengunjung yang datang ke Kampung Empang, Kawasan Muara Angke, Jakarta Utara.
Baca SelengkapnyaKali penuh sampah jadi pemandangan sehari-hari warga bantaran ciliwung di Tanah Abang
Baca SelengkapnyaSumur ini jadi satu-satunya sumber air bagi masyarakat setempat.
Baca SelengkapnyaSerangan musim dingin yang membuat suhu lebih rendah dari biasanya mengawali tahun 2024 di India. Bagi tunawisma, fenomena ini menjadi sebuah siksaan.
Baca Selengkapnya