5 Fakta Menarik Gudeg Yu Djum, Kuliner Legendaris di Jogja yang Terus Berinovasi
Merdeka.com - Gudeg Yu Djum adalah salah satu kuliner legendaris di Yogyakarta. Pendirinya Djuwariyah, sudah merintis usahanya sejak tahun 1950.
Waktu itu Ia masih berusia 17 tahun. Sempat mengalami jatuh bangun dalam usahanya, kini Gudeg Yu Djum menjadi salah satu gudeg legendaris di Yogyakarta
Dalam membangun usahanya, Djuwariyah dikenal sebagai seorang pekerja keras yang pantang menyerah. Bahkan, saat usianya sudah menginjak 85 tahun, Ia tetap ingin bekerja di warung.
-
Kenapa Gudeg Yu Djum terkenal? Restoran ini sudah ada sejak tahun 1950-an dan terkenal dengan racikan gudeg yang lezat.
-
Kenapa gudeg jadi makanan khas Yogyakarta? Gudeg adalah makanan khas Yogyakarta yang terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan santan dan gula kelapa.
-
Kuliner apa yang terkenal di Yogyakarta? Gudeg adalah salah satu makanan khas Yogyakarta yang paling terkenal.
-
Apa saja keistimewaan Yogyakarta? Pengaturan keistimewaan DIY dan pemerintahannya selanjutnya diatur dengan UU No 1/1957 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah. UU ini diterbitkan untuk melaksanakan ketentuan dalam pasal 131-133 UUDS 1950. Pengaturan Daerah Istimewa terdapat baik dalam diktum maupun penjelasannya.
-
Kenapa Gudeg Bu Iin viral? Belakangan, angkringan ini viral di media sosial.
-
Apa saja ragam isian dadar gulung di Jawa Tengah? Dadar gulung sering menjadi pilihan populer dalam acara-acara spesial, seperti Lebaran atau perayaan lainnya, serta dijadikan camilan lezat sehari-hari.
Djuwariyah meninggal pada tahun 2016 saat usianya menginjak 87 tahun. Wafatnya Yu Djum, bukan berarti usaha kulinernya berhenti.
Nama Gudeg Yu Djum yang sudah besar kemudian diteruskan oleh anak-anaknya. Berikut 5 fakta menarik Gudeg Yu Djum yang tetap eksis di tengah tumbuhnya bisnis kuliner di kota pelajar Yogyakarta.
Mewarisi Racikan Sang Ibu
2020 liputan6.com
Resep masakan Gudeg Yu Djum ternyata pertama kali diracik oleh ibunya. Atas bekal resep itu, Yu Djum kemudian mulai membuat sendiri gudegnya yang kemudian Ia jual bersama sang suami.
Setelah dua tahun berjualan keliling, Ia dan suami bisa mengumpulkan dana untuk membeli sebuah rumah di daerah Mbarek, Karang Asem, Depok, Sleman sebagai tempatnya berjualan hingga saat ini.
Suami Jago Masak
istimewa
Suami Yu Djum, Suwandi Dharmosuwarno, adalah seorang pria yang jago masak. Dalam kisah sukses Gudeng Yu Djum, peran Suwandi jarang diekspos. Padahal dulu dialah yang memasak gudegnya, sementara Yu Djum yang menjualnya.
Sebelum ikut membantu berjualan gudeg, Suwandi adalah seorang tentara yang pintar memasak. "Mbah kakung dulunya tentara yang ternyata juga pintar memasak. Bisa dibilang beliaulah yang berada di balik dapur Gudeg Yu Djum," ujar Sigit Alfianto, cucu pertama Yu Djum dilansir Merdeka.com pada Selasa (15/11/2016).
Dimasak Menggunakan Kayu Bakar
iStock
Dilansir dari Brilio.net (22/2), Gudeg Yu Djum masih dimasak secara tradisional menggunakan kayu bakar. Cara ini sebenarnya membutuhkan waktu yang lebih lama dibanding dimasak menggunakan kompor. Namun cara ini harus dilakukan agar bisa mempertahankan kualitas rasa dari awal berdiri bisnis itu hingga sekarang.
Berbisnis dengan Hati
2016 Merdeka.com
Menurut Citra Anyndito, Manager Operasional Gudeg Yu Djum, menjalankan bisnis kuliner ini harus menggunakan hati. "Kalau pakai passion dan hati nanti hasilnya bakal maksimal. Hal inilah yang terlihat di usaha milik Gudeg Yu Djum ini," ujar Citra.
Citra menambahkan, kalau bisnis tersebut dilakukan dengan hati, maka hasilnya akan menjadi lebih baik. "Misalnya kalau tempat ini kotor. Orang yang melakukan dengan hati ia akan langsung membersihkan tanpa disuruh, bukan malah membiarkan saja," jelas Citra.
Terus Berinovasi
Shutterstock
Dalam menjalankan sebuah bisnis kuliner, inovasi harus selalu dilakukan. Hal ini penting agar tetap bisa bersaing di tengah banyak tumbuhnya bisnis kuliner. Para pengelola Gudeg Yu Djum juga menyadari akan hal tersebut.
Oleh karena itu, Gudeg Yu Djum membuat inovasi gudeg kaleng. Dengan dimasukkan ke dalam kaleng, makanan itu akan menjadi tahan lama dengan masa expired mencapai satu tahun.
Menurut Citra, gudeg kaleng memiliki 7 varian rasa. Untuk menyasar target pasar baru yaitu kaum millennial, Gudeg Yu Djum menciptakan varian rasa baru yaitu gudeg mercon. "Kita buat inovasi berbeda karena sekarang ini zamannya serba Instagram. Kita buat gudeg mercon karena millennial suka yang pedas. Responnya cukup bagus," kata Citra. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dari makanan pedas, manis, gurih, hingga makanan tradisional Jawa yang autentik, Yogyakarta memiliki semuanya.
Baca SelengkapnyaGudeg adalah salah satu makanan tradisional khas Yogyakarta yang sangat populer dan banyak digemari.
Baca SelengkapnyaMakan gudeg di sini dijamin puas, karena lezat dan murah meriah.
Baca SelengkapnyaKuliner ini mendapatkan tempat tersendiri di hati warga asli Jogja
Baca SelengkapnyaGudeg Manggar menawarkan cita rasa berbeda dan keunikannya sendiri dibandingkan gudeg pada umumnya
Baca SelengkapnyaPemilik toko roti itu merupakan seorang Tionghoa bernama Tan Poe Djen. Dia berasal dari Temanggung, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaDi daerah lain, kue sagon memiliki variasi bahan dan rasa yang sedikit berbeda.
Baca SelengkapnyaWarung makan ini tetap menjaga cita rasa yang sama sejak berdirinya di tahun 1920.
Baca SelengkapnyaRagam makanan hasil pengolahan pangan nabati di Indonesia menjadi bukti kekayaan bumi Nusantara. Berikut deretan makanan pengolahan pangan nabati khas daerah.
Baca SelengkapnyaJawa Tengah terkenal sebagai daerah yang kaya akan makanan khasnya. Yuk, simak rekomendasi makanan Khas Jawa Tengah yang paling terkenal ini!
Baca SelengkapnyaMenurut Cawapres Muhaimin Iskandar, rujak cingur di warung ini adalah salah satu kuliner paling enak di Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaResep jamu Kiringan sudah bertahan selama 74 tahun. Kini jadi aset budaya Khas Bantul
Baca Selengkapnya