5 Fakta Tradisi Labuhan Kraton Yogyakarta, Menyelaraskan Diri dengan Alam
Merdeka.com - Labuhan merupakan salah satu tradisi Jawa Kraton Jogja yang rutin digelar setahun sekali. Secara etimologi, Labuhan sendiri berasal dari kata Labuh yang berarti membuang, meletakkan, atau menghanyutkan. Dilansir dari laman resmi Kraton Jogja, maksud dari acara ini adalah sebagai doa dan pengharapan untuk membuang sifat buruk.
Tradisi ini menjadi bagian dalam acara Tingalan Jumenengan Dalem atau perayaan penobatan Sultan. Tradisi Labuhan terdiri atas dua macam yaitu Labuhan Ageng (besar) dan Labuhan Alit (kecil).
Pada Labuhan Alit yang berlangsung setahun sekali, prosesi acara akan dilaksanakan di tiga tempat yakni Pantai Parangkusumo, Gunung Merapi, dan Gunung Lawu. Sementara pada prosesi Labuhan Ageng akan bertambah satu tempat lagi yakni di Dlepih Khayangan, Wonogiri. Berikut ini adalah 5 fakta tradisi Jawa Labuhan yang rutin digelar Kraton Jogja.
-
Apa yang dilakukan di Tradisi Labuhan? Tradisi Labuhan adalah ritual yang dilakukan di Pantai Parangtritis setiap 8 tahun sekali untuk menjaga keselamatan Sultan Hamengkubuwono dan masyarakat sekitar. Dalam tradisi ini, sesaji berupa makanan, minuman, kain, dan bunga ditampilkan dan diarak ke tengah laut sebagai tanda penghormatan kepada Nyi Roro Kidul, sang Ratu Laut.
-
Kapan Ritual Laluhan diadakan? 'Upacara ini sudah diwariskan secara turun-temurun sejak zaman leluhur. Acara ini dihadiri para tamu dari daerah luar. Harapannya mereka bisa mengenalkan potensi wisata ini kepada instansi terkait,' kata Manli dikutip dari Liputan6.com pada Sabtu (4/5).
-
Mengapa Ritual Laluhan diadakan? Damang Kepala Adat Kecamatan Selat, Manli, mengatakan bahwa acara itu menggambarkan kegigihan masyarakat adat Dayak dalam mempertahankan wilayah dari gangguan musuh. Lemparan tombak juga diartikan sebagai menombak segala macam kesialan dan hal yang tidak baik lainnya.
-
Dimana Labuhan Lawu digelar? Pada Senin (12/2), digelar Hajad Dalem Labuhan Lawu di Petilasan Hargo Dalem, Gunung Lawu.
-
Bagaimana cara merayakan Jumat Agung? Caption Jumat Agung bisa turut merayakan peringatan Jumat Agung. Dengan kata-kata yang dipilih secara bijak, caption Jumat Agung tersebut dapat menyampaikan pesan-pesan spiritual, kebijaksanaan, dan pengharapan yang terkait dengan pengorbanan Kristus dan makna keselamatan bagi umat manusia.
-
Bagaimana Ritual Laluhan dilaksanakan? Acara tersebut diawali dengan sejumlah kapal yang salah satunya ditumpangi Pejabat Bupati Kapuas, berlayar mengarungi Sungai Kapuas dari Dermaga Sei Pasah menuju Dermaga Danumare. Sementara pejabat dan masyarakat lainnya menunggu di Dermaga Danumare dengan batang suli yang siap dilemparkan. Saat kapal melintas, perangpun dimulai. Penumpang kapal dan masyarakat yang berada di dermaga saling melempar tombak dari batang suli. Ujung dari batang suli itu telah ditumpulkan sehingga tidak membahayakan.
Dilaksanakan di Empat Lokasi Berbeda
2020 liputan6.com
Setiap tahunnya, upacara labuhan digelar di tiga tempat yaitu Gunung Merapi, Gunung Lawu, dan Pantai Parangkusumo. Setiap delapan tahun sekali, acara Labuhan juga digelar di Dlepih Kahyangan, Wonogiri. Pemilihan keempat tempat itu sarat nilai historis dan budaya.
Pantai Parangkusumo dipilih karena menjadi tempat Panembahan Senopati bertapa. Setelah pertapaan itu Panembahan Senopati mendirikan Kerajaan Mataram. Gunung Merapi dipilih karena letusannya dianggap telah menyelamatkan Kerajaan Mataram dari penyerangan Kerajaan Pajang.
Gunung Lawu dipilih karena menjadi pertapaan Prabu Brawijaya V yang merupakan leluhur dari pendiri Kerajaan Mataram dan Kraton Yogyakarta. Sementara Dlepih Khayangan dipilih karena menjadi tempat Panembahan Senopati bertapa sebelum mendirikan pemerintahan dan kerajaan yang kuat.
Dlepih Khayangan juga digunakan sebagai tempat pertapaan raja-raja Mataram pada masa jayanya, seperti Sultan Agung Hanyokrokusumo dan Pangeran Mangkubumi.
Ubarampe
kratonjogja.id
Sesajen atau ubarampe merupakan persembahan dalam prosesi Labuhan. Dilansir dari Liputan6.com (21/6/2012), Ubarampe merupakan bentuk sedekah dari pihak kraton yang biasanya berisi kain batik beragam motif, potongan rambut dan kuku, serta minyak wangi milik Sultan.
Ubarampe itu kemudian dibawa dalam prosesi labuhan yang salah satunya diadakan di Pantai Parangkusumo, Bantul. Setelah melakukan serangkaian prosesi, Ubarampe itu kemudian dibawa Tim SAR menuju laut untuk dihanyutkan dalam deburan ombak laut selatan.
Pembagian Sesajen
2020 liputan6.com
Selain digelar di Pantai Parangkusumo, upacara Labuhan juga diadakan di Lereng Gunung Merapi. Prosesi labuhan di Merapi dipimpin langsung oleh sang guru kunci Mbah Asih, yang merupakan anak dari juru kunci sebelumnya, Mbah Maridjan.
Dilansir dari Liputan6.com (1/6/2014), dalam acara itu sesajen yang masih terbungkus dibacakan do'a. Selanjutnya diarak menuju Bangsal Sri Manganti yang berjarak 2 km dari puncak Merapi. Selanjutnya sesajen yang berisi buah, sayur, dan ketan dibagikan kepada masyarakat yang ikut labuhan.
Labuhan di Dlepih Khayangan
2020 liputan6.com
Prosesi Labuhan Ageng (besar) yang diadakan di Dlepih Khayangan berlangsung sekali sewindu. Dlepih Khayangan sendiri merupakan petilasan yang terletak di Dlepih, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri.
Tempat itu dijaga seorang abdi dalem yang diwariskan dari generasi ke generasi. Kini, abdi dalem dipegang oleh Mas Ngabehi Surakso Budoyo yang telah menjalankan tugasnya sejak tahun 1965.
Dilansir dari laman resmi Kraton Jogja, Dlepih Khayangan sendiri menjadi tempat prosesi labuhan karena dulunya tempat itu digunakan Panembahan Senopati sebelum membabat Alas Mentaok (sekarang wilayah Kotagede) untuk dijadikan pusat Kerajaan Mataram.
Mewujudkan Fisolofi Hamemayu Hayuning Bawana
kratonjogja.id
Ritual labuhan tidak hanya diikuti oleh masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya, namun juga diikuti warga dari luar daerah.
Selain sebagai bentuk rasa syukur, upacara Labuhan merupakan bentuk napak tilas dari terbentuknya Kerajaan Mataram dan permohonan akan keselamatan Sultan serta kesejahteraan masyarakat Jogja.
Kraton Jogja menyebut upacara ini dibuat sebagai bentuk perwujudan filosofi Hamemayu Hayuning Bawana, yaitu upaya menghormati dan menjaga keserasian, keselarasan, dan keseimbangan alam. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perjalanan menuju puncak Gunung Lawu membutuhkan waktu 9-10 jam.
Baca SelengkapnyaTradisi syawalan di Pulau Jawa telah berlangsung lintas generasi.
Baca SelengkapnyaRitual itu diharapkan bisa menjadi festival budaya yang mengundang lebih banyak wisatawan
Baca SelengkapnyaHari Minggu (6/10/2024) akan dilaksanakan perayaan adat budaya khas Suku Tidung yang bermukim di Kota Tarakan Kalimantan Utara
Baca SelengkapnyaMengawali acara besar Grebeg Mulud, Keraton Yogyakarta melakukan tradisi menyebar udhik-udhik. Animo masyarakat untuk mengikuti prosesi ini cukup besar.
Baca SelengkapnyaPameran itu digelar dalam rangka Tingalan Jumenengan Dalem Sri Sultan HB X
Baca SelengkapnyaUpacara ini sebagai wujud dari ungkapan rasa syukur masyarakat terhadap para leluhur yang dilaksanakan setiap tahun pada hari tertentu.
Baca SelengkapnyaAdanya ritual ini bisa menjadi potensi wisata yang mengundang wisatawan dari berbagai daerah.
Baca SelengkapnyaUpacara yang digelar tiap bulan Sapar itu digelar untuk menjaga nilai-nilai budaya yang diwariskan turun-temurun.
Baca SelengkapnyaDanau buatan itu dibangun untuk berbagai macam keperluan, mulai dari tempat rekreasi hingga latihan perang.
Baca SelengkapnyaTradisi warisan nenek moyang ini masih dipertahankan oleh masyarakat nelayan Jepara.
Baca SelengkapnyaTradisi Wiwitan rutin diadakan setiap tahun oleh para petani di Jogja. Acara itu dirangkai dengan berbagai kegiatan kesenian
Baca Selengkapnya