8 Cara Membantu Korban KDRT, Perhatikan Cara Komunikasi yang Baik
Merdeka.com - Dalam membina hubungan keluarga, tentu setiap orang menginginkan kondisi dan suasana yang harmonis dan penuh kasih. Baik suami kepada istri, istri kepada suami, serta orang tua kepada anak dan sebaliknya. Kondisi keluarga yang penuh kasih sayang, positif dan suportif ini tentu menjadi lingkungan yang baik bagi setiap anggotanya untuk berkembang.
Meskipun begitu, tidak dapat dipungkiri terdapat berbagai macam kasus yang menyebabkan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Kekerasan di sini bisa berupa kekerasan terbuka yang melibatkan fisik, kekerasan tertutup yang bisa berupa hinaan verbal, kekerasan seksual, hingga kekerasan finansial. Hal ini pun bisa terjadi pada siapa saja, baik suami ke istri, orang tua ke anak, atau sebaliknya.
Dalam hal ini, anggota keluarga yang menjadi korban KDRT tentu mendapatkan berbagai macam dampak atau efek buruk. Bahkan, jika tindakan kekerasan terus dialaminya maka akan mendapatkan tekanan emosional yang semakin buruk seiring waktu. Dengan begitu, sudah semestinya bagi setiap orang yang dekat dengan korban KDRT perlu membantu dan mendukung korban untuk menghadapi masalah yang ada.
-
Siapa yang sering jadi korban KDRT? Mayoritas korban KDRT adalah perempuan, meskipun pria juga bisa menjadi korban.
-
Bagaimana Cut Intan Nabila ingin para korban KDRT bersikap? "Yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga harus speak up dan tidak boleh terlalu banyak menutup diri seperti saya yang lalu," pintanya.
-
Siapa korban KDRT? Bagaimana tidak, seorang gadis di Sulawesi Utara menjadi korban KDRT oleh sang suami.
-
Apa yang dialami korban? 'Dia alami luka cukup serius. Setelah kejadian, korban kemudian dilarikan ke RSUD Dekai, guna mendapatkan penanganan medis,' kata Kapolres Yahukimo AKBP Heru Hidayanto.
-
Bagaimana cara petugas damkar menyampaikan kritiknya? Sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @kabarnegri memperlihatkan seorang petugas damkar bernama Sandi yang memberikan pertanyaan perihal tanggapan wakil wali kota Depok tentang kerusakan alat dan mobil damkar.
-
Siapa yang bisa bantu korban bullying? Novi juga menyarankan agar korban mencari dukungan dari teman-teman terdekat.
Terdapat beberapa cara membantu korban KDRT yang perlu diperhatikan oleh masyarakat umum. Dalam hal ini, masyarakat perlu menjadi tempat yang baik bagi korban untuk bercerita. Sebab, tidak mudah bagi korban KDRT membuka diri dengan orang lain untuk menceritakan masalahnya. Dengan begitu, masyarakat perlu berhati-hati dalam menjaga cara komunikasi yang baik kepada korban KDRT.
Dilansir dari Verywell Mind, berikut kami merangkum beberapa cara membantu korban KDRT dengan baik yang perlu diketahui:
Meluangkan Waktu
©Shutterstock/4634093993
Cara membantu korban KDRT yang pertama yaitu dengan meluangkan waktu. Jika korban KDRT memutuskan untuk membuka diri kepada Anda, luangkan waktu untuknya. Berikan perhatian penuh ketika korban ingin menceritakan atau mengungkatkan rasa takut dan frustasi yang dipendam selama sekian waktu.
Usahakan untuk menjadi teman yang baik, keberadaan dan perhatian penuh yang diberikan saat korban ingin membuka diri merupakan langkah yang sangat membantu.
Membuka Percakapan
Cara membantu korban KDRT berikutnya yaitu dengan membuka percakapan. Dalam hal ini, Anda bisa membuka percakapan kepada korban agar dirinya lebih mudah menceritakan kondisi yang sedang dialami. Namun, sebaiknya pilihlah kata-kata yang baik dan sopan serta usahakan diri tetap tenang.
Anda bisa memilih kalimat pembuka seperti, "Saya mengkhawatirkanmu karena… ” atau “Saya khawatir dengan keselamatan Anda…" atau "Saya telah memperhatikan beberapa perubahan yang membuat saya khawatir dengan Anda..."
Selain itu, beri tahu orang tersebut bahwa Anda akan merahasiakan informasi apa pun yang diungkapkan. Jangan mencoba memaksa orang tersebut untuk terbuka, biarkan percakapan berlangsung dengan sesuai dengan kehendak dan kenyamanan korban..
Mendengarkan Tanpa Menghakimi
©Shutterstock/Diego Cervo
Cara membantu korban KDRT selanjutnya yaitu mendengarkan tanpa menghakimi. Jika mendapati korban KDRT yang memutuskan untuk bercerita, dengarkan ceritanya tanpa menghakimi. Usahakan untuk fokus dengan cerita yang disampaikan. Berikan waktu atau kesempatan pada orang tersebut untuk bercerita secara penuh.
Sementara itu, Anda bisa mendengarkan korban secara aktif yaitu dengan mengajukan pertanyaan yang dapat mempeprjelas pemahaman situasi. Anda juga bisa memberikan saran solusi dan nasihat yang bisa membantunya menghadapi masalah tersebut. Namun sertai pula sikap empati kepada korban, biarkan korban melampiaskan perasaan dan ketakutannya saat bercerita.
Peka dengan Tanda-Tanda
Cara membantu korban KDRT langkah berikutnya yaitu peka terhadap tanda-tanda yang ada. Seperti diketahui, banyak orang yang menutupi penganiayaan karena berbagai alasan. Dalam hal ini, Anda perlu peka terhadap tanda-tanda yang mengindikasikan terjadinya tindakan kekerasan terhadap orang tersebut. Tanda-tanda ini dapat dilihat secara fisik, emosional, maupun perilaku.Tanda Fisik:
Tanda Emosional:
Tanda Perilaku:
Percaya pada Korban
©iStock
Selanjutnya, cara membantu korban KDRT yang bisa dilakukan adalah percaya pada korban. Saat mendengarkan korban KDRT menceritakan kondisi yang sedang dialami, Anda sebaiknya percaya pada korban dan hal yang diceritakannya. Percaya bahwa apa yang diceritakan korban adalah hal yang dialaminya dan mungkin dipendamnya selama beberapa waktu.
Berikan perhatian penuh pada korban saat bercerita, dan tunjukkan sikap empati kepadanya. Anda bisa mengatakan bahwa Anda percaya pada korban, kondisi ini bukan salah korban, dan siapa pun tidak pantas menerima tindakan kekerasan, termasuk korban. Bagi korban, memiliki seseorang yang mengetahui kebenaran tentang perjuangannya dapat membawa rasa harapan dan kelegaan.
Validasi Perasaan Korban
Cara membantu korban KDRT yang lain juga bisa dilakukan dengan memvalidasi perasaan yang dialami korban. Jika ingin membantu, penting bagi Anda untuk membuktikan perasaannya dengan memberi tahu bahwa memiliki pikiran yang saling bertentangan dan tidak harus patuh dengan pelaku itu normal. Selain itu, katakana pula bahwa kekerasan tidak diperbolehkan, dan tidak normal untuk hidup dalam ketakutan akan diserang secara fisik.
Beri tahu korban bahwa kekerasan dan pelecehan bukanlah bagian dari hubungan yang sehat. Tanpa menghakimi, konfirmasikan kepada mereka bahwa situasi mereka berbahaya, dan Anda mengkhawatirkan keselamatan mereka.
Menawarkan Dukungan Khusus
Menawarkan dukungan khusus juga bisa menjadi salah satu cara membantu korban KDRT yang bisa dilakukan. Dalam hal ini, Anda bisa mencari dan memberikan rekomendasi nomor telepon layanan osial, pengacara, konselor, atau kelompok pendukung lainnya yang bisa membantu korban KDRT.
Jika Anda tidak mampu, cobalah mencari cara lain agar kebutuhan tersebut dapat dipenuhi. Identifikasi kekuatan dan aset mereka, dan bantu mereka membangun dan mengembangkannya, sehingga mereka menemukan motivasi untuk membantu diri mereka sendiri.
Yang penting adalah memberi tahu mereka bahwa Anda ada untuk mereka, tersedia kapan saja. Beri tahu mereka cara terbaik untuk menghubungi Anda jika membutuhkan bantuan. Jika memungkinkan, tawarkan untuk ikut memberikan dukungan moral kepada polisi, pengadilan, atau kantor pengacara.
Membantu Membentuk Rencana Keamanan
©iStock
Cara membantu korban KDRT yang terakhir bisa dengan membantu membentuk rencana keamanan. Bantu korban membuat rencana keselamatan yang dapat diterapkan jika kekerasan kembali terjadi atau jika mereka memutuskan untuk meninggalkan situasi tersebut. Latihan membuat rencana dapat membantu mereka memvisualisasikan langkah-langkah mana yang diperlukan dan mempersiapkan psikologis untuk melakukannya.
Berikut beberapa hal yang perlu dipastikan dalam membantu membuat rencana keselamatan:
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kesadaran rakyat perlu dibangun bahwa perilaku KDRT tidak bisa dinormalisasikan dan harus segera dilaporkan.
Baca SelengkapnyaKorban KDRT sering bertahan karena anak, nilai sosial, ketergantungan finansial, trauma masa kecil, dan takut kehilangan cinta dari pasangan.
Baca SelengkapnyaKDRT bukan sebatas kekerasan fisik saja, tetapi juga mencakup kekerasan emosional, seksual, hingga finansial.
Baca SelengkapnyaKekerasan dalam rumah tangga (KDRT) merupakan salah satu isu serius yang kerap kali disembunyikan oleh korban.
Baca SelengkapnyaCut Intan akui ingin fokus di kasus KDRT, ungkap hal ini saat disinggung soal gugatan cerai.
Baca SelengkapnyaKDRT merupakan masalah yang masih terus terjadi hingga saat ini. Ketahui sejumlah dampak dan bahayanya.
Baca SelengkapnyaBerikut penyebab KDRT yang sering menjadi pemicunya.
Baca SelengkapnyaPencegahan terjadinya perundungan atau bullying sangat tergantung dari peran aktif masyarakat.
Baca Selengkapnya