Kisah Inspiratif Dokter Cantik Asal Banjarnegara, Rela Blusukan Demi Obati Lumpuh
Merdeka.com - Di tengah merebaknya Virus Corona, dokter-dokter disibukkan dengan hal-hal terkait penanganan virus itu, seperti melakukan pemantauan, melakukan pengawasan, dan juga pengobatan. Bahkan para dokter harus bertaruh nyawa demi kesembuhan pasien. Bersama para tenaga medis lainnya, merekalah yang berada di garda terdepan dalam menangani Covid-19 ini.
Profesi dokter identik dengan kerja di dalam ruangan rumah sakit atau klinik dan kemudian menerima pasien yang datang berkunjung. Namun hal berbeda justru dilakukan dr. Masrurotut Daroen. Dengan jiwa sosial yang tinggi didukung dengan semangat mudanya, dokter cantik lulusan Unsoed tahun 2015 ini rela blusukan ke desa-desa.
Melewati Medan Berbahaya Demi Obati Pasien Lumpuh
-
Apa profesi perempuan tersebut? Perempuan tersebut terlihat sedang menjamu tamunya dengan sangat baik.Mereka kemudian berbincang panjang dan menjelaskan masing-masing latar belakangnya. Perempuan pemilik warung sekaligus tukang pijat itu pun akhirnya mengaku bahwa ia bekerja di bidang tersebut karena terpaksa.
-
Siapa wanita tersebut? Wanita tersebut, berpostur sekitar 155 sentimeter diperkirakan hidup bersama suaminya pada abad ke-9.
-
Siapa yang mengajak relawan turun ke masyarakat? Karena itu, Gozali mengajak para relawan bersama-sama turun ke masyarakat untuk mensosialisasikan program kerja dan visi misi Prabowo Gibran.
-
Siapa saja yang bisa blusukan? 'Karena yang memang bisa blusukan adalah Pak Ganjar dan Pak Jokowi. Pak Prabowo kan tidak bisa blusukan,' ujar Hasto.
-
Siapa yang memiliki dedikasi? Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali bertemu dengan individu-individu yang memiliki dedikasi tinggi, yang mampu menginspirasi dan memberikan dampak positif bagi sekitarnya.
-
Dimana desa ini berada? Dalam sejarah kuno India yang penuh dengan kisah keagungan, mistis, dan praktik kebudayaan yang unik, desa Shani Shingnapur menjadi sorotan karena fakta yang menarik – rumahnya tidak memiliki pintu dan kunci.
2020 liputan6.com
Untuk menuju ke rumah pasien lumpuh, dokter cantik yang akrab disapa Rury ini harus rela capek-capek naik turun bukit, melewati jembatan yang berbahaya, dan menghadapi segala kondisi cuaca.
Perjuangannya itu akhirnya menarik simpati warga. Hal itu dikarenakan jarang ada dokter yang mau blusukan ke tempat-tempat terpencil tanpa dukungan biaya.
"Untuk menuju ke lokasi, saya harus menggunakan sepeda motor. Lalu diteruskan dengan jalan kaki," ujar dr. Rury dilansir Liputan6.com (30/12/2019).
Bergabung di Lembaga Non-profit
2020 liputan6.com
Selain sebagai seorang dokter, Rury adalah salah seorang petugas relawan medis untuk komunitas The Plegia, komunitas di Banjarnegara yang bergerak di bidang tunadaksa dan orang lumpuh. Sebagai relawan sebuah Lembaga non-profit, Rury harus menempuh perjalanan yang sulit untuk mencapai lokasi pengabdiannya di Desa Balekwangi, Kecamatan Pagedongan, Banjarnegara itu.
Kalau penyakit seorang penduduk sudah tidak bisa ditangani, ia akan membawanya ke Rumah Sakit Islam (RSI) Banjarnegara, rumah sakit tempatnya mengabdi.
Dilansir dari Liputan6.com (30/12/2019), selama masa pengabdian itu Rury mengaku sudah mengobati puluhan pasien.
Blusukan Adalah Tantangan
Bagi Rury, blusukan dalam menjalani profesinya sebagai seorang dokter merupakan sebuah tantangan. Di dalam tantangan itu, ada tiga hal yang dicamkan Rury saat mengunjungi pasien-pasien di pelosok itu. Ketiga hal itu adalah tantangan untuk berbagi dan memberi, tantangan untuk berbagi sehat, berbagi ilmu, serta berbagi kebahagiaan dan motivasi.
Selain itu, blusukan bagi Rury adalah salah satu cara baginya untuk bersyukur. Lewat blusukan itu, ia bisa bersyukur atas nikmat sehat yang diberikan Tuhan yang maha kuasa. Nikmat itu ia baginya kepada masyarakat yang hidup di tempat terpencil yang juga jauh dari fasilitas kesehatan.
Mengorbankan Waktu dengan Keluarga
2020 liputan6.com
Karena kesibukannya dalam memberikan perawatan kepada orang lumpuh, Rury harus rela mengorbankan waktu dengan keluarga. Ibu dari satu anak itu harus mengorbankan waktu akhir pekannya di Hari Sabtu untuk ia gunakan sebagai jadwal blusukannya.
Dilansir dari Liputan6.com, Rury berkomitmen akan terus melakukan blusukan walau harus membagi waktu dengan keluarga dan pelayanan medis di rumah sakit.
Memberi Fasilitas Kesehatan pada Masyarakat di Pelosok
Menurutnya, blusukan perlu ia lakukan karena selama ini masyarakat di daerah pelosok takut dengan rumah sakit. Biasanya rumah sakit menjadi momok ketakutan pada beberapa masyarakat.
"Dengan blusukan, saya bisa mendekatkan kesehatan kepada mereka. Sehingga tidak ada lagi jarak antara masyarakat dengan fasilitas kesehatan dan tenaga medis," ujar Rury.
IDI Mendukung Pengabdian Dokter
2020 liputan6.com
Dilansir dari Liputan6.com, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Banjarnegara dr. Agus Ujianto SpB mendukung seluruh anggota IDI yang melakukan pengabdian di luar. Tak hanya itu, dia bahkan mendorong seluruh dokter anggota IDI untuk memiliki kegiatan di luar agar ilmunya bermanfaat bagi orang lain.
Menurutnya, jika suatu kegiatan atau pekerjaan dimaknai sebagai pengabdian, maka manfaatnya akan lebih luas dibandingkan hanya mengikuti tuntutan profesi dan pekerjaan.
"Itulah yang sebenarnya dicari pada setiap manusia termasuk dokter," ujar Agus dilansir dari Liputan6.com (18/3). (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kabar Duka, Dokter Dermawan Lo Siaw Ging Meninggal Dunia
Baca SelengkapnyaIa berpegang pada prinsip bahwa para difabel harus memiliki hak yang sama dengan manusia lainnya
Baca SelengkapnyaSosok wanita bisa saja melakukan berbagai hal. Termasuk bertugas di area yang rawan hingga nyawa menjadi taruhan.
Baca SelengkapnyaTak sedikit di antaranya yang gagal fokus hingga menyebut si Kadus sebagai sosok wanita cantik.
Baca SelengkapnyaDokter Lie rela tinggal berminggu-minggu di tengah hutan belantara Papua demi melayani pasien.
Baca SelengkapnyaJalur yang dilaluinya sangat sempit dengan tikungan tajam serta pendakian dan turunan yang ekstrem.
Baca SelengkapnyaJenazah Lo Siaw Ging, Dokter Dermawan asal Solo Dimakamkan di Delingan Karanganyar Besok
Baca SelengkapnyaPuskesmas ini berada di atas awan dan memiliki petugas yang berdedikasi tinggi.
Baca SelengkapnyaIa punya prinsip hidup jadi dokter bukan jalan untuk kaya raya.
Baca SelengkapnyaNamanya dianggap terlalu Jawa hingga tidak diizinkan sekolah di institusi pendidikan milik Belanda
Baca SelengkapnyaSebelumnya kondisi Safriani sempat melemah, karena penyakit paralisis periodic hypokalemia atau kelumpuhan secara tiba-tiba.
Baca SelengkapnyaSelama menjadi dokter, ia sering menyisihkan uang pribadinya untuk biaya berobat pasien yang tidak mampu.
Baca Selengkapnya