Ikan Wader di Alam Terancam Punah, Ini Penjelasan Pakar UGM
Merdeka.com - Pada zaman dulu, ikan wader mudah dijumpai di sungai. Bahkan di saluran-saluran irigasi kecil yang berada di pinggir sawah, ikan wader juga mudah diperoleh. Kini jangankan di saluran irigasi, pada habitatnya di alam saja ikan ini terancam punah.
Kondisi ini menjadi perhatian Guru Besar Ilmu Manajemen Sumberdaya Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Djumanto. Ia menyebut keberadaan ikan wader (Rasbora lateristriata) terancam kepunahannya.
“Spesies ikan yang berstatus rentan, yaitu ikan wader bisa menjadi kritis ketika kualitas habitat ikan wader mengalami penurunan yang sangat drastis, sehingga tidak cocok untuk berkembang biak,” kata Djumanto dikutip dari ANTARA pada Kamis (11/5).
-
Dimana ikan wader banyak ditemukan? Ikan wader adalah jenis ikan air tawar yang sering dijumpai di sungai-sungai atau danau-danau di Indonesia.
-
Dimana ikan wader biasanya hidup? Ikan wader secara alamiah hidup di parit-parit yang airnya jernih mengalir, di saluran irigasi, di sawah, di sungai kecil-menenggah, hingga ke tepian danau atau waduk.
-
Kenapa ikan ini sangat langka? Penampakan dan spesimen ikan footballfish atau Himantoliphus sagamius, diketahui sangat jarang terjadi.
-
Apa manfaat utama ikan wader? Salah satu keunggulan ikan wader adalah kandungan proteinnya yang tinggi. Protein merupakan komponen esensial bagi tubuh, membantu dalam pertumbuhan dan perbaikan jaringan, pembentukan enzim dan hormon, serta menjaga fungsi sistem imun.
-
Apa jenis ikan yang ditemukan? Ikan berjenis ikan siput 'genus Pseudoliparis' ini ditemukan di kedalaman sekitar 8.336 meter di bawah laut.
-
Jenis ikan air tawar apa yang sering dikonsumsi? Merdeka.com merangkum informasi tentang 11 jenis ikan air tawar yang sering dikonsumsi dan mempunyai daging yang empuk dan lezat.
Ancaman Utama
©YouTube/Perikanan Budidaya
Djumanto mengatakan bahwa terdapat sejumlah faktor utama yang dapat mengancam keberadaan ikan air tawar asli perairan darat termasuk ikan wader. Ia menyebut bahwa ancaman itu sangat tinggi dengan jenis yang cukup beragam. Salah satunya adalah cara penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan yaitu menggunakan alat tangkap yang merusak seperti memakai setrum atau alat kejut listrik.
Selain itu, perilaku pemancing ikan maupun penggemar ikan yang kurang bertanggung jawab seperti melepaskan spesies ikan tertentu sehingga berakibat pada penurunan populasi ikan mangsa. Apalagi introduksi spesies asing yang invasif bisa menjadi kompetitor atau predator asli ikan.
“Ikan yang berstatus risiko rendah bisa menjadi rentan jika tingkat penangkapan dan gangguan antropogenik lainnya sangat tinggi,” kata Djumanto.
Tempat dan Waktu yang Tepat untuk Pemijahan
©YouTube/Perikanan Budidaya
Djumanto mengatakan bahwa perlindungan dan pelestarian terhadap ikan asli dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain pemanfaatan ikan terkendali, pembuatan reservat, penebaran atau restocking, pengendalian ikan invasif, domestikasi ikan asli, serta modifikasi habitat pemijahan.
Terkait modifikasi pemijahan, Djumanto menjelaskan bahwa sebagian besar ikan memijah saat musim hujan tatkala persediaan air melimpah dan kualitasnya cukup baik. Sementara itu, ikan wader yang mendiami Sungai Ngrancah, Kulon Progo, memijah pada peralihan musim hujan dan kemarau saat suhu udara rendah dan kandungan oksigen tinggi.
Mereka memijah pada tempat cekungan berdiameter 2x1 meter persegi dengan kedalaman air 30 cm. Semakin banyak cekungan sebagai tempat pemijahan di sepanjang sisi sungai, maka peluang ikan memijah juga makin tinggi, sehingga populasinya juga akan tinggi.
Keterlibatan Kelompok Masyarakat
©YouTube/Perikanan Budidaya
Bagi Djumanto, metode yang sama dapat digunakan untuk jenis ikan lain yang menjadi target konservasi, misalnya ikan uceng.
Ia mengatakan bahwa menjaga keanekaragaman ikan asli dapat dilakukan dengan berbagai metode, antara lain melibatkan kelompok masyarakat melalui edukasi, lomba, sayembara, atau kegiatan lain yang bernuansa wisata.
“Pengendalian ikan invasif dapat dilakukan dengan edukasi dan mencegah tersebarnya ikan invasif di perairan umum,” kata Djumanto. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejak 1870 populasi ikan Pari Jawa berkurang. Hal ini menjadi bukti konkretnya.
Baca SelengkapnyaBerikut penampakan Ikan Pari Jawa yang telah secara resmi dinyatakan punah.
Baca SelengkapnyaSementara itu, teman Udin sekaligus ojek online, Mumu, menimpali bahwa jumlah ikan yang hanyut mencapai ratusan.
Baca SelengkapnyaIkan-ikan yang bermunculan itu tidak seperti ikan hidup pada umumnya, melainkan dalam keadaan lemas.
Baca SelengkapnyaKeberadaan hewan ini terkahir kali diketahui sudah lebih dari 150 tahun yang lalu.
Baca SelengkapnyaSetidaknya ada enam jenis ikan endemik Indonesia yang cocok dikonsumsi.
Baca SelengkapnyaSeorang nelayan bernama Samaun, asal Pangkah Wetan saat dikonfirmasi membenarkan keberadaan buaya muara di perairan Ujungpangkah Kabupaten Gresik.
Baca SelengkapnyaSemakin kesini hewan endemik Indonesia sudah banyak yang hampir punah bahkan banyak juga yang sudah punah, seperti komodo dan harimau bali.
Baca SelengkapnyaPada tahun 1980-an, gang ini dikenal sebagai surga bagi pencinta ikan hias. Kini tersisa satu pedagang.
Baca SelengkapnyaIkan Belida, salah satu jenis hewan endemik asal Sumatra Selatan yang saat ini sudah terancam punah.
Baca SelengkapnyaPara awalnya sekelompok pemuda hendak mencari kucing hutan, namun yang mereka temukan justru seekor buaya.
Baca SelengkapnyaSaat ini, kelestarian Danau Poso terancam akibat akitivitas manusia
Baca Selengkapnya