Kisah Cipto Mangunkusumo Basmi Wabah Pes di Jawa, Turun Tangan Tanpa Masker
Merdeka.com - Dr. Tjipto Mangunkusumo (Cipto Mangunkusumo) adalah salah satu pahlawan nasional Republik Indonesia. Lahir di Jawa Tengah pada 4 Maret 1886, dia adalah anak sulung dari Mangunkusumo, seorang priyayi golongan rendah dalam struktur masyarakat Jawa.
Berkat didikan orang tuanya, Cipto Mangunkusumo tumbuh menjadi pemuda yang berani, penuh talenta, dan berani mengambil resiko dalam melawan penjajah. Saat diberi kesempatan untuk menjadi pegawai pemerintah pribumi yang membantu tugas-tugas pemerintahan kolonial, ia justru menolak. Padahal waktu itu jabatan itu menjadi kebanggaan setiap keluarga di Jawa.
Justru ia meminta restu dari ayahnya untuk melanjutkan pendidikan di sekolah dokter STOVIA dengan harapan bisa lebih dekat untuk membantu masyarakat lemah yang tertindas karena pemerintah kolonial.
-
Siapa yang berjuang untuk Indonesia? Kata-kata ini membangkitkan semangat juang dan patriotisme dalam diri setiap pemuda Indonesia.
-
Siapa pahlawan Timnas Indonesia? Dalam laga yang berakhir imbang 1-1 di King Abdullah Sports City, Jeddah, Maarten Paes berperan sebagai pahlawan sekaligus penjahat.
-
Siapa yang menjadi pahlawan Timnas Indonesia? Maarten Paes berhasil menjadi pahlawan bagi Timnas Indonesia. Berkat penampilannya yang gemilang, Skuad Garuda mampu menahan imbang Australia.
-
Siapa pahlawan yang berjuang melawan penjajah di Sumatera Utara? Djamin Ginting adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia yang berasal dari Tanah Karo, Sumatra Utara.
-
Siapa tokoh utama penyebar Islam di Jawa? Maulana Malik Ibrahim: Dikenal sebagai penyebar Islam pertama di Pulau Jawa, Maulana Malik Ibrahim juga dikenal dengan nama Kakek Bantal.
-
Siapa pemimpin pasukan Jepang di Indonesia? Pasukan Jepang yang dipimpin oleh Letnan Jenderal Hitoshi Imamura berhasil menggantikan kekuasaan Belanda setelah melakukan invasi yang cepat dan efektif.
Dari pendidikan inilah ia kemudian mempunyai bekal sebagai seorang dokter, yang kemudian ia kerahkan untuk membasmi wabah Pes di Jawa waktu itu. Berikut adalah kisah Cipto Mangunkusumo dalam melawan wabah Pes yang menyerang Pulau Jawa pada 1910.
Dibenci Belanda
Cipto Mangunkusumo merupakan siswa yang aktif semasa menjalani studi di STOVIA. Walaupun berada di sekolah yang memiliki peraturan yang diskriminatif terhadap pribumi, di sekolah itu justru ia menemukan kebebasan untuk berpikir dan mengemukakan semua pemikirannya itu.
Setelah lulus dari STOVIA di tahun 1905, Cipto menjalani masa dinas pemerintah. Dilansir dari Kemendikbud.go.id, saat itu dia dibenci Belanda karena sering menyindir pemerintah Belanda baik dalam sikap maupun tulisan-tulisannnya untuk koran de Locomotief yang terbit di Semarang.
Membuka Praktik Dokter
2020 liputan6.com
Lepas dari ikatan dinas, Cipto Mangunkusumo kemudian membuka praktik dokter di Solo. Praktik itu bernama "Dokter Rakyat". Kemendibud dalam laman resminya menyebut, selama berprofesi sebagai dokter, Cipto Mangunkusumo masuk ke kampung-kampung naik sepeda untuk mengobati rakyat kecil dan tidak meminta bayaran.
Membasmi Wabah Pes Di Malang
Pada tahun 1910, wabah Pes merebak di Malang. Penyakit yang disebabkan karena kutu tikus itu sangat mudah menyebar dan sulit ditangani karena sarana kesehatan dan alat-alat dokter yang tidak memadai. Ditambah itu banyak dokter Belanda yang tidak mau pergi ke Malang untuk menyembuhkan para penderita Pes.
2020 liputan6.com
Mengetahui ini, Cipto yang geram kemudian memberanikan diri menjadi dokter dinas pemerintah agar bisa ditempatkan di Malang. Sesampainya di Malang, ia kemudian membantu menyembuhkan para penderita Pes.
Tanpa memakai masker ataupun penutup hidung dan mulut, Cipto dengan berani masuk ke pelosok Malang untuk memulihkan kondisi para penderita Pes di sana.
Mengangkat Anak yang Disembuhkan dari Pes
Saat mengobati wabah Pes di Malang, Cipto berhasil menyelamatkan seorang anak perempuan yang hampir terbunuh. Saat itu Cipto mendengar tangisan anak dari sebuah rumah seorang penderita Pes. Rumah itu sudah setengah terbakar.
Dengan sigap dia menggendong anak perempuan yang menderita Pes itu. Ia pun kemudian mengobati anak itu sampai sembuh. Anak perempuan yang diselamatkannya itu sudah yatim piatu karena kedua orang tuanya meninggal akibat Pes.
Cipto kemudian mengangkatnya sebagai anak dan diberi nama Pestiati. Pestiati-lah yang setia merawat Cipto hingga akhir hayatnya.
Dapat Penghargaan Dari Ratu Wilhelmina
Atas jasanya dalam membasmi wabah Pes, pada tahun 1912, dr. Cipto Mangunkusumo mendapat penghargaan dari Ratu Wilhelmina. Dilansir dari Kemendikbud.go.id, penghargaan itu berupa suatu bintang jasa Ridder In De Orde Van Oranje Nassau. Namun tidak sampai satu tahun Cipto mengembalikan bintang jasa itu. Alasannya dia tidak diizinkan untuk menangani wabah Pes di Solo.
Soal bintang jasa itu, Cipto punya kisah unik dalam mengekspresikan kekesalannya pada pemerintah kolonial. Dia menempelkan bintang jasa itu di kantung belakang celananya, sehingga, bila ada serdadu yang harus hormat pada penghargaan itu, dia harus hormat pada pantat Cipto Mangunkusumo. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyakit pes pernah melanda Jawa pada awal abad ke-20, dr Cipto Mangunkusumo adalah pahlawan karena mengobati pribumi yang terjangkit penyakit pes.
Baca SelengkapnyaNamanya dianggap terlalu Jawa hingga tidak diizinkan sekolah di institusi pendidikan milik Belanda
Baca SelengkapnyaWalaupun masing-masing punya cara yang berbeda, mereka punya peran besar bagi perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah
Baca SelengkapnyaNamanya diabadikan jadi nama rumah sakit hingga kampus di Jember.
Baca SelengkapnyaSebagai tenaga kesehatan, sosoknya begitu dicintai oleh rakyat Sumatra Utara berkat semangat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Baca SelengkapnyaTokoh penting yang pertama kali menjabat sebagai seorang Gubernur Jawa juga dinobatkan sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia.
Baca SelengkapnyaDalam setiap ceramah dan khotbahnya, ia selalu menentang kebijakan politik Belanda.
Baca SelengkapnyaIndonesia pernah memiliki seorang Panglima TNI termuda yang menjabat saat masih berusia 19 tahun, ia adalah Jenderal besar TNI (Anumerta) Raden Soedirman.
Baca SelengkapnyaSemasa hidupnya, dokter ini menaruh perhatian penuh pada masalah-masalah sosial masyarakat
Baca SelengkapnyaKeberanian Pangeran Diponegoro membuat penjajah berang. Mereka mencoba membunuh Pangeran Diponegoro tapi selalu gagal.
Baca SelengkapnyaSalah satu rekam jejak K.H Abbas terlihat saat melawan penjajah dalam pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.
Baca SelengkapnyaSosok dokter berjasa di bidang kesehatan, pendidikan, hingga militer di Indonesia.
Baca Selengkapnya