Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Hidup Singadwipa, Ksatria Terakhir Perang Jawa Asal Banyumas

Kisah Hidup Singadwipa, Ksatria Terakhir Perang Jawa Asal Banyumas Perang Jawa. ©Indonesia.go.id

Merdeka.com - Perang Jawa yang terjadi pada periode 1825-1830 merupakan salah satu perang terbesar selama memperebutkan kekuasaan dari penjajah Belanda. Tak hanya Pangeran Diponegoro seorang, pertempuran ini juga melahirkan banyak pahlawan yang tersebar di berbagai wilayah medan pertempuran.

Setelah berjuang habis-habisan selama lima tahun, perang ini harus diakhiri saat Pangeran Diponegoro ditangkap dan dibuang Belanda ke Sulawesi. Tapi nyatanya perang ini tak berhenti sepenuhnya. Di desa-desa terpencil, perjuangan tetap dilanjutkan. Salah satu tokoh yang muncul saat itu adalah Eyang Kiai Ngabehi Singadwipa.

Dilansir dari Liputan6.com, Kiai Singadwipa merupakan salah satu panglima Perang Jawa yang berjuang di kawasan Banyumas Raya. Dikenal sebagai sosok yang tak kenal menyerah, Kiai Singadwipa ternyata memiliki strategi perang yang unik.

Apa strategi itu? Berikut selengkapnya:

Pahlawan yang Terlupakan

perang jawa

©Wikipedia.org

Kiai Singadwipa bisa dikatakan sebagai pahlawan yang terlupakan. Ketua Ikatan Keluarga Singadwipa, Bing Urip Hartoyo mengatakan, ada usaha penghapusan narasi sejarah kisah Perang Jawa yang dilakukan Pemerintah Belanda. Pemerintah Belanda mengakui bahwa Perang Jawa hanya berlangsung dari tahun 1825-1830, dan berakhir saat tertangkapnya Pangeran Diponegoro.

Padahal, sebelum ditangkap Pangeran Diponegoro sempat memberi mandat langsung kepada Kiai Singadwipa untuk meneruskan perjuangan di daerah Kertek, Wonosobo. Titah itu kemudian dijawab oleh Kiai Singadwipa dengan perjuangan 10 tahun perang gerilya. Selama itu pula dia tak pernah tertangkap.

“Sampai 1830, ketika Pangeran Diponegoro ditangkap, Belanda tidak pernah masuk ke Banyumas Raya. Mereka hanya sampai Kertek, Wonosobo,” ungkap Bing Urip.

Punya Strategi Perang yang Unik

perang jawa

©Wikipedia.org

Salah satu yang masih dikenang dari Kiai Singadwipa adalah strategi perangnya yang unik. Strategi perang itu bernama “Umpetan jeroning kemben” atau berlindung di balik kain kemben.

Frasa kata itu mengandung makna bahwa Kiai Singadwipa menyamar sebagai rakyat biasa dan menikahi perempuan di setiap tempatnya singgah saat perang gerilya. Maka tak heran kalau dia punya istri yang banyak. Hal itu Kiai Singadwipa lakukan agar keturunannya banyak. Dengan keturunan yang banyak, diharapkan anak cucunya bisa melanjutkan perjuangannya di kemudian hari.

Beberapa keturunannya yang terkenal adalah Suparjo Rustam dan Susilo Sudarman. Suparjo merupakan pengawal Panglima Besar Jenderal Soedirman yang pernah juga menjabat sebagai Gubernur Jateng. Sementara Susilo merupakan tokoh militer yang sempat menjabat sebagai menteri. Kini, Achmad Husein, yang juga keturunan Singadwipa, menjabat sebagai Bupati Banyumas.

Layak Diberi Gelar Pahlawan Nasional

perang jawa

©Indonesia.go.id

Selama menjalani perang gerilya, Kiai Singadwipa tak pernah tertangkap Belanda. Bahkan saat meninggal, sosoknya begitu disegani dan diakui baik oleh anak cucunya maupun masyarakat umum

Bahkan, Presiden Soeharto sampai dua kali berziarah ke makam sang panglima. Oleh karena itulah Ikatan Keluarga Singadwipa (IKS) menginginkan agar kakek moyang mereka dianugerahi Pahlawan Nasional. (mdk/shr)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kisah Heroik Kerto Pengalasan, Panglima Perang Pangeran Diponegoro yang Kecanduan Opium
Kisah Heroik Kerto Pengalasan, Panglima Perang Pangeran Diponegoro yang Kecanduan Opium

Setelah masa Perang Jawa, ia menikmati masa pensiun dengan kehidupan yang damai di Semarang hingga wafat pada tahun 1856.

Baca Selengkapnya
Peristiwa 8 Januari: Meninggalnya Pangeran Diponegoro pada Usia 74 Tahun di Makassar
Peristiwa 8 Januari: Meninggalnya Pangeran Diponegoro pada Usia 74 Tahun di Makassar

Pangeran Diponegoro wafat pada tanggal 8 Januari 1855 di Makassar, Sulawesi.

Baca Selengkapnya
Kisah Ki Bagus Rangin, Pejuang Rakyat dari Cirebon di Zaman Penjajah Belanda
Kisah Ki Bagus Rangin, Pejuang Rakyat dari Cirebon di Zaman Penjajah Belanda

Pemberontakan yang ia pimpin menjadi pemberontakan besar terhadap Belanda yang pertama di Pulau Jawa.

Baca Selengkapnya
18 Februari: Kelahiran Singsingamangaraja XII, Sosok Raja di Negeri Toba yang Getol Melawan Belanda
18 Februari: Kelahiran Singsingamangaraja XII, Sosok Raja di Negeri Toba yang Getol Melawan Belanda

Sisingamangaraja XII juga dikenal sebagai Raja Tuan Marhajan Siregar, adalah seorang pahlawan dari Tanah Batak.

Baca Selengkapnya
Wafatnya Pangeran Antasari 11 Oktober 1862, Pahlawan Nasional yang Pemberani
Wafatnya Pangeran Antasari 11 Oktober 1862, Pahlawan Nasional yang Pemberani

Pangeran Antasari adalah salah seorang Pahlawan Nasional yang memiliki peran besar dalam sejarah perjuangan Kemerdekaan Indonesia.

Baca Selengkapnya
Ipar Pangeran Diponegoro Ini Disebut Mirip Pahlawan Terkenal Dunia, Tak Gentar Menentang Penindas hingga Bikin Pihak Lawan Kewalahan
Ipar Pangeran Diponegoro Ini Disebut Mirip Pahlawan Terkenal Dunia, Tak Gentar Menentang Penindas hingga Bikin Pihak Lawan Kewalahan

Ipar Pangeran Diponegoro ini bikin pihak lawan kewalahan. Bahkan, pihak lawan mengerahkan ribuan pasukan hingga mengadakan sayembara untuk mengalahkan sosoknya.

Baca Selengkapnya
Sosok Letjen Djamin Ginting, Pahlawan Nasional Penuh Jasa Asal Tanah Karo
Sosok Letjen Djamin Ginting, Pahlawan Nasional Penuh Jasa Asal Tanah Karo

Djamin Ginting adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia yang berasal dari Tanah Karo, Sumatra Utara.

Baca Selengkapnya
Hulptroepen, Pasukan Pribumi yang Malah Bantu Belanda Memenangkan Perang Jawa
Hulptroepen, Pasukan Pribumi yang Malah Bantu Belanda Memenangkan Perang Jawa

Banyaknya anggota hulptroepen dari Minahasa tidak terlepas dari peran komandannya, yakni Dotulong.

Baca Selengkapnya
Mengenang Pertempuran Ambarawa 20 Oktober 1945, Berikut Sejarahnya
Mengenang Pertempuran Ambarawa 20 Oktober 1945, Berikut Sejarahnya

Tepat hari ini, 20 Oktober pada 1945 silam, terjadi pertempuran besar setelah kemerdekaan Indonesia yang disebut Pertempuran Ambarawa.

Baca Selengkapnya
Tempat ini Jadi Saksi Bisu Pangeran Diponegoro Ditangkap Belanda, Ada Kursi dengan Bekas Tancapan Kuku
Tempat ini Jadi Saksi Bisu Pangeran Diponegoro Ditangkap Belanda, Ada Kursi dengan Bekas Tancapan Kuku

Simak cerita di balik tempat bersejarah dan saksi bisu ditangkapnya Pangeran Diponegoro.

Baca Selengkapnya
Berperang dari Bantaran Sungai Siak, Panglima Perang dari Riau Ini Bikin Belanda Ketar Ketir
Berperang dari Bantaran Sungai Siak, Panglima Perang dari Riau Ini Bikin Belanda Ketar Ketir

Panglima Perang dari Riau ini terlibat langsung dalam peperangan melawan Belanda di Sumatera Barat di bawah pimpinan Tuanku Imam Bonjol.

Baca Selengkapnya