Kisah Inspiratif Rifky, Dosen UGM yang Pernah Gagal Lulus Ujian Nasional SMA
Merdeka.com - Belum lama ini, salah satu Dosen Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM), Muhammad Rifky Wicaksono, S.H., MJur, baru saja diwisuda dari program master hukum Harvard University. Dalam wisuda itu, dia mendapat dua penghargaan Dean’s Scholar Prize karena mendapatkan nilai tertinggi untuk dua mata kuliah, yaitu Mediation dan International Commercial Arbritration. Ia pun menjadi satu-satunya orang Indonesia yang lulus dari program Master Of Laws Harvard Law School.
“Alhamdulillah, sangat bersyukur bisa menyelesaikan studi dalam waktu 10 bulan dan wisuda kemarin Mei,” kata Rifky mengutip dari Ugm.ac.id pada Kamis (10/6).
Namun siapa sangka, di balik keberhasilannya menyelesaikan studi S-2nya di Harvard, ternyata dia sempat gagal pada Ujian Nasional saat SMA. Berikut kisah selengkapnya:
-
Siapa yang berhasil kuliah? Joko pun mengaku bahwa dirinya dan keluarga sangat mementingkan pendidikan anak, meskipun ia berada dalam kondisi keterbatasan yang menyulitkan. 'Ya suatu kebanggan bagi saya, memang dari dulu sebelum menikah, bahkan saya itu punya cita-cita nanti kalau sudah berkeluarga dan punya anak, yang saya utamakan memang segi pendidikan, walaupun bapaknya kondisinya kayak begini, yang penting anaknya bisa sekolah,' jelas Joko.
-
Siapa yang baru saja diwisuda? Miftah dapat merayakan keberhasilannya dalam menyelesaikan pendidikan S2 dengan sangat baik. S2 Ilmu Komunikasi Miftah, yang sedang menempuh program S2 Ilmu Komunikasi di Universitas Paramadina, baru saja diwisuda pada Sabtu (28/10) yang lalu.
-
Siapa yang diwisuda? Momen wisuda SMP selalu menjadi salah satu peristiwa yang dinantikan oleh setiap siswa dan keluarganya. Tak terkecuali Bintang Pratama Kurniawan, putra dari Hengky Kurniawan dan Christy Jusung.
-
Siapa yang pertama kali mendapat gelar sarjana di Indonesia? Sosok Sosrokartono menjadi salah satu inpirasi, sehingga dibentuk Hari Sarjana Nasional untuk memberikan penghargaan bagi anak bangsa yang telah berhasil menamatkan pendidikan tingginya.
Sempat Gagal Ujian Nasional
©2021 Merdeka.com
Saat duduk di bangku SMA, Rifky sempat gagal dalam ujian nasional. Waktu itu dia terlena menyiapkan diri untuk debat internasional. Kegagalan saat UN menjadi titik balik dalam hidupnya. Ia akhirnya sadar bahwa bakat dan kecerdasan yang selama ini ia miliki ternyata tidak cukup untuk mengantarkannya pada kesuksesan.
“Bakat dan kecerdasan saja tidak cukup menjadikan seseorang sukses kalau tidak diasah. Perjuangan kita saat menjalani sukses itu ternyata lebih penting. Tetap harus berjuang, bekerja keras, dan berdoa,” kata Rifky mengutip dari Ugm.ac.id.
Menjalani Studi di UGM
©ugm.ac.id
Belajar dari pengalaman tersebut, Rifky kemudian bekerja keras. Akhirnya dia diterima di Fakultas Hukum (FH) UGM pada 2010. Dua tahun menjalani studi, ia meraih penghargaan sebagai mahasiswa berprestasi FH UGM tahun 2012. Bersama tim mahasiswa FH UGM, ia berhasil menjadi juara nasional dan mewakili Indonesia dalam lomba peradilan semu Philip C. Jessup International Law Moot Court Competition. Setelah empat tahun menjalani studi, ia lulus di tahun 2014 dengan IPK yang nyaris sempurna, yaitu 3,95.
Setelah lulus, ia bekerja di firma hukum ternama Tanah Air, yaitu Assegaf Hamzah and Partners. Setelah satu tahun bekerja di sana, ia kemudian memutuskan untuk kembali mengabdi di almamater dengan menjadi dosen. Setahun kemudian ia mencoba peruntungan ikut beasiswa Jardine Foundation dan berhasil mengantarkan dia memperoleh gelar S-2 di Oxford pada tahun 2017.
Kuliah di Harvard
©2021 Merdeka.com
Setelah tiga tahun menjadi dosen di UGM setelah lulus dari Oxford, dia berhasil memperoleh pendidikan beasiswa dari Harvard. Namun selama menempuh studi itu ia harus menjalani kuliah secara daring.
Rifky mengatakan, ada tantangan tersendiri saat kuliah daring. Perbedaan waktu yang cukup besar antara Indonesia dan Amerika membuat dia harus pandai menyesuaikan diri. Terlebih dia juga harus menjalani peran sebagai seorang ayah.
“Misal kalau ada jadwal kuliah pagi jam 10 di sini waktunya jam 9 malam. Kalau jadwal kuliah di sana jam 5 sore di sini jam 4 pagi. Ini tantangan yang luar biasa karena harus bergelut dengan perbedaan waktu yang mengubah drastis pola kerja dan tidur,” kata Rifky mengutip dari Ugm.ac.id.
Pesan Rifky pada Generasi Muda
©2013 shutterstock/ Lori Sparkia
Kisah Rifky mewujudkan impian masa kecilnya untuk bisa kuliah di kampus top dunia memang tidak mudah. Walau sempat gagal di UN SMA, nyatanya ia masih bisa mewujudkan mimpinya itu.
Bahkan kini, ia telah menyimpan surat penerimaan di program S-3 Hukum di University of Oxford dan akan memulai perkuliahan pada September 2021. Setelah menyelesaikan studinya nanti, ia berharap bisa berkontribusi pada pembaharuan hukum persaingan usaha di Indonesia.
“Kegagalan bukan musuh kita. Musuh sebenarnya adalah ketakutan atas kegagalan karena ketakutan itu yang membuat kita takut bermimpi. Maka beranilah bermimpi, karena kemajuan bangsa kita bergantung pada orang-orang dengan mimpi besar dan rela jatuh bangun untuk mewujudkan mimpi mereka,” kata Rifky mengutip dari Ugm.ac.id pada Kamis (10/6). (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mahfud berharap, kisah pelajar tersebut dapat menginspirasi para penyelenggara pendidikan.
Baca SelengkapnyaUniversitas Gadjah Mada (UGM) setiap tahunnya menerima lebih dari 10 ribu mahasiswa baru.
Baca SelengkapnyaBerikut kisah pria yang berkali-kali gagal tes TNI-Polri namun kini bisa kerja bareng petinggi RI.
Baca SelengkapnyaHakim Konstitusi Suhartoyo terpilih menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) baru menggantikan Anwar Usman
Baca SelengkapnyaAda kerja keras yang dilaluinya hingga berhasil mendapat gelar master dari kampus bergengsi dunia.
Baca Selengkapnya"Maaf mas saya S3," jawab wanita ini saat diwawancarai oleh seorang laki-laki.
Baca SelengkapnyaGelar doktor honoris causa (HC) Raffi Ahmad dibacakan saat ia dilantik sebagai utusan khusus presiden bidang pembinaan generasi muda dan pekerja seni.
Baca SelengkapnyaMomen pengukuhan ini pun begitu haru dan mencuri perhatian.
Baca SelengkapnyaIa tak menyerah walaupun tak meneruskan sekolah formal.
Baca SelengkapnyaKebahagiaan tengah dirasakan Sahrul Gunawan. Ia akhirnya menyandang gelar Magister Ilmu Tafsir Al Quran.
Baca SelengkapnyaFarrel menulis skripsi soal hukum pajak penghasilan bagi penyandang disabilitas.
Baca SelengkapnyaIseng beri pantun, tak terduga mahasiswa ini dapat beasiswa S2 sampai lulus.
Baca Selengkapnya