Macam-Macam Puasa Sunah setelah Ramadhan, Ketahui Waktu Pelaksanaannya
Merdeka.com - Puasa adalah salah satu rukun Islam yang wajib dilakukan oleh umat Muslim yang telah baligh dan berakal. Puasa wajib ini biasanya dilakukan satu tahun sekali dalam satu bulan penuh, yaitu di bulan Ramadhan. Sebagai ibadah wajib, puasa menjadi sarana untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Selain menunaikan puasa wajib di bulan Ramadhan, umat muslim juga dianjurkan melaksanakan puasa sunah setelah Ramadhan. Terdapat macam-macam puasa sunah setelah Ramadan yang baik untuk diamalkan. Mulai dari puasa sunah bulan Syawal, puasa tarwiyah, puasa hari Arafah, serta puasa hari ke sembilan dan ke sepuluh bulan Muharram.
Beberapa macam puasa sunah ini dilakukan dengan waktu tertentu, yaitu waktu yang dianggap baik dan bermanfaat. Dengan begitu, umat muslim bisa mendapatkan keutamaan dari macam-macam puasa sunah setelah Ramadhan sehingga iman Islam juga semakin meningkat.
-
Apa saja jenis-jenis puasa sunnah? Ada berbagai puasa sunnah yang bisa dikerjakan oleh umat Islam. Mulai dari puasa Senin Kamis, puasa Syawal, puasa Daud, puasa Tarwiyah hingga puasa Arafah.
-
Apa saja amalan sunah di bulan Syawal? Selain bersilaturahmi, terdapat amalan lainnya yang bisa dikerjakan. Karena bersifat sunah, amalan-amalan tersebut artinya tidak harus dilakukan. Namun akan mendatangkan kebaikan serta pahala bagi siapa saja yang mampu melakukannya dengan niat mendapat ridha Allah SWT.
-
Puasa apa yang hukumnya sunnah? Hukum puasa Nisfu Syaban adalah sunah.
-
Apa saja jenis puasa Muharram? Di mana Anda dapat mengerjakan puasa sunah di 10 hari pertama bulan Muharram, puasa Tasu’a, maupun puasa Asyura.
-
Apa saja jenis puasa yang dianjurkan di bulan Dzulhijjah? Puasa di Awal Dzulhijjah: Dilaksanakan di 7 hari pertama bulan Dzulhijjah, yaitu dari tanggal 1-7 Dzulhijjah 1445 H atau 8-14 Juni 2024. Puasa Tarwiyah: Dilaksanakan pada hari ke-8 bulan Dzulhijjah, yaitu pada 15 Juni 2024. Puasa Arafah: Dilaksanakan pada hari ke-9 bulan Dzulhijjah, yaitu pada 16 Juni 2024.
-
Puasa apa saja yang termasuk dalam puasa Dzulhijjah? Puasa Dzulhijjah terdiri dari beberapa puasa sunnah. Yaitu puasa sunnah pada tanggal 1 sampai 8 Dzulhijjah dan puasa Arafah yang dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah. Kemudian ada pula puasa Tarwiyah, yaitu puasa sunnah yang dilakukan pada tanggal 8 Dzulhijjah.
Bagi Anda yang ingin memperbanyak amalan baik setelah bulan puasa, macam-macam puasa sunah setelah Ramadhan berikut bisa diamalkan. Namun, Anda perlu memperhatikan waktu pelaksanaan masing-masing puasa sunah dengan benar sesuai ajaran Islam.
Meskipun tidak wajib, namun umat muslim yang menjalankan anjuran Rasulullah untuk menunaikan puasa sunah maka akan mendapat banyak berkah kebaikan. Dari berbagai sumber, berikut kami merangkum macam-macam puasa sunah setelah Ramadhan, perlu Anda ketahui.
Macam-Macam Puasa Sunah: Puasa Syawal, Puasa Tarwiyah, Puasa Arafah
Puasa Syawal
Macam-macam puasa sunah setelah Ramadhan yang bisa dilakukan pertama adalah puasa Syawal. Dianjurkan bagi umat muslim, untuk menunaikan puasa 6 hari berturut-turut di bulan Syawal. Anjuran ini telah disampaikan oleh Rasulullah SAW, dalam sebuah hadist riwayat, ”Barang siapa puasa pada bulan Ramadhan kemudian ia puasa pula enam hari pada bulan Syawal adalah seperti puasa sepanjang masa.” (HR. Muslim)
Meskipun sunah, namun umat muslim yang mengerjakan puasa enam hari di bulan Syawal akan mendapatkan berkah kebaikan. Dikatakan, puasa enam hari di bulan Syawal nilainya sama dengan berpuas selama dua bulan (60 hari). Jika digabungkan dengan puasa Ramadan satu bulan yang setara dengan pahala berpuasa 10 bulan, maka dengan puasa Syawal, maka Anda akan mendapatkan pahala puasa seperti 12 bulan atau 1 tahun.
Puasa Tarwiyah
Macam-macam puasa sunah setelah Ramadhan berikutnya yaitu puasa Tarwiyah. Puasa Tarwiyah dikerjakan selama delapan hari di bulan Dzulhijjah, sebelum hari Arafah. Hukum dari puasa ini adalah sunah muakad, yang dianjurkan baik kepada orang yang sedang berhaji maupun yang tidak melaksanakan haji. Meskipun sunah, namun siapa saja yang melaksanakan puasa 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah maka akan mendapat banyak berkah kebaikan.
Puasa Arafah
Macam-macam puasa sunah setelah Ramadhan yang bisa diamalkan selanjutnya adalah puasa Arafah. Puasa sunah ini dilakukan tepat di hari Arafah yang jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah. Sama seperti puasa Tarwiyah, puasa Arafah memiliki hukum sunah muakad.
Meski begitu, siapa saja yang melaksanakan puasa Arafah maka akan dilebur dosa-dosa kecil yang tidak ada sangkut pautnya dengan hak-hak Adam. Jika tidak memiliki dosa-dosa kecil, maka akan diberikan pahala kebajikan yang semakin banyak dan melimpah. Selain itu, puasa sunah ini juga dapat membebaskan umat muslim dari api neraka.
Macam-Macam Puasa Sunah: Puasa Hari-9 Muharram, Puasa Hari ke-10 Muharram, Puasa Syaban
Puasa Hari ke-9 Muharram
Macam-macam puasa sunah setelah Ramadhan lainnya adalah puasa hari ke-9 bulan Muharram. Puasa sunah ini sering disebut juga dengan puasa Tasu’a. Dianjurkan bagi umat muslim untuk melaksanakan puasa sunah hari ke-9 bulan Muharram karena memiliki berkah kebaikan
Bahkan dalam hadist, diterangkan bahwa baik bagi umat muslim untuk menunaikan puasa hari ke sembilan, sepuluh, dan sebelas bulan Muharram. Jika tidak melaksanakan puasa hari ke sembilan Muharram, maka disunahkan untuk berpuasa di hari ke sebelas. Namun, puasa hari ke sembilan, sepuluh, dan sebelas, adalah yang lebih utama.
Puasa Hari ke-10 Muharram
Macam-macam puasa sunah setelah Ramadhan selanjutnya adalah puasa hari ke-10 Muharram. Berbeda dengan puasa hari ke-9, puasa sunah hari ke-10 Muharram juga dikenal dengan puasa hari ‘Asyura. Dalam hadist riwayat Muslim, Rasulullah bersabda, ”Puasa hari ‘Asyura itu menghapuskan dosa satu tahun yang telah lalu.” (HR. Muslim)
Jika Anda melaksanakan puasa sunah hari ke sepuluh Muharram, maka dosa-dosa Anda akan diampuni selama satu tahun yang telah berlalu. Artinya, dosa-dosa tersebut tidak lagi dihitung. Dengan begitu, ini menjadi salah satu amalan yang baik untuk mendapatkan ampunan dosa dari Allah SWT.
Puasa Syaban
Macam-macam puasa sunah setelah Ramadhan yang terakhir adalah puasa Syaban. Setelah bulan Ramadan, Anda bisa menunaikan puasa di bulan Syaban di tahun selanjutnya. Bahkan, Rasulullah SAW memiliki kebiasaan berpuasa lebih banyak di bulan Syaban, dibandingkan bulan-bulan lainnya.
Dari Aisyah R.A, menjelaskan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa, sampai kami katakan bahwa beliau tidak berbuka. Beliau pun berbuka sampai kami katakan bahwa beliau tidak berpuasa. Aku tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa secara sempurna sebulan penuh selain pada bulan Ramadhan. Aku pun tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa di bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 1969 dan Muslim no. 1156) (mdk/ayi)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selain Puasa Dzulhijjah, jelang Hari Raya Idul Adha, ada puasa Tarwiyah dan Puasa Arafah, pahala yang didapat salah satunya untuk menghapus dosa setahun.
Baca SelengkapnyaDoa puasa Syawal ini wajib diketahui bagi Anda yang ingin melaksanakan puasa sunnah ini.
Baca SelengkapnyaNiat dalam Islam memang bukan sekadar ucapan, melainkan pondasi dari setiap amalan, termasuk saat hendak menjalankan puasa Syawal.
Baca SelengkapnyaPuasa Syawal adalah puasa sunah yang memiliki banyak keutamaan.
Baca SelengkapnyaPuasa Syawal merupakan salah satu ibadah sunnah yang dilakukan mulai tanggal 2 Syawal atau sehari setelah Hari Raya Idul Fitri.
Baca SelengkapnyaPuasa syawal merupakan salah satu puasa sunnah yang dianjurkan dalam Islam.
Baca SelengkapnyaSelain bersilaturahmi, terdapat amalan lainnya yang bisa dikerjakan sekaligus mendatangkan pahala.
Baca SelengkapnyaPuasa Syawal dimulai pada tanggal 2 Syawal, setelah Idulfitri.
Baca SelengkapnyaBerikut bacaan niat puasa Syawal beserta tata cara dan keutamaannya.
Baca SelengkapnyaDoa puasa atau niat puasa patut dihafal untuk mengawali amalan yang satu ini.
Baca SelengkapnyaPuasa Syawal adalah puasa sunnah yang dilakukan pada bulan Syawal, yang merupakan bulan setelah Ramadan dalam kalender Hijriyah.
Baca Selengkapnya