Peninggalan Sunan Muria, Petilasan di Kudus Simpan Kisah Cinta Terlarang
Merdeka.com - Di Desa Kandangmas, Kecamatan Dawe, Kudus, terdapat sebuah makam keramat. Di sekitar makam keramat itu, tumbuh banyak pohon-pohon jati. Tak hanya makam, pohon-pohon jati yang tumbuh di sekelilingnya juga dikeramatkan oleh warga sekitar.
Makam itu konon sudah ada sejak zaman para wali, tepatnya era Sunan Muria, salah satu dari sembilan wali songo. Tapi siapa sangka, makam yang ramai menjadi tempat peziarahan warga itu menyimpan kisah cinta terlarang.
Lantas seperti apa kisah cinta itu? Berikut selengkapnya:
-
Di mana makam kuno itu ditemukan? Pemakaman ini berasal dari zaman Kerajaan Pertengahan (1938 SM-1630 SM), ditemukan di nekropolis Asasif Selatan, dekat Kuil Hatshepsut di Tepi Barat Sungai Nil di Luxor.
-
Dimana makam kuno itu ditemukan? Makam ini ditemukan di bawah monumen yang disebut Khaznah di jantung kota kuno Petra, seperti dikutip dari Arkeonews, Kamis (17/10).
Kisah Cinta Terlarang
©YouTube/TradayaTV
Kisah cinta tentang makam keramat itu dipercaya berasal dari zaman Sunan Muria. Pada waktu itu Sunan Muria punya seorang putri bernama Raden Ayu Dewi Nawangsih. Beranjak dewasa, Nawangsih jatuh cinta dengan murid Sunan Muria, Raden Bagus Rinangku. Tapi justru Sunan Muria yang tidak merestui hubungan mereka dan melarang putrinya untuk dekat dengan Raden Bagus Rinangku.
Namun rasa cinta Nawangsih pada Rinangku sudah tak terbendung. Melansir dari Kandangmas.sideka.id, Sunan Muria akhirnya mengusir mereka berdua dari desa. Mereka berdua pergi ke arah selatan dan sampailah di sebuah desa yang sekarang dikenal dengan nama Dukuh Masin. Kedua pasangan itu tinggal di desa tersebut hingga akhir hayatnya.
Hingga sekarang, kedua tokoh itu masih dihormati penduduk setempat. Tapi kemudian ada mitos masyarakat bahwa apabila ada pasangan yang belum menikah mengunjungi makam itu, hubungan mereka akan berakhir. Hal ini dikarenakan warga sekitar percaya bahwa Sunan Muria tidak akan pernah menyukai hubungan yang terjalin sebelum pernikahan sampai kapan pun.
Jadi Tradisi Warga
©YouTube/TradayaTV
Setahun sekali, tepatnya setiap 14 Dzulhijjah, diadakan tradisi Buka Luwur di makam keramat itu. Tradisi itu memang sengaja digelar untuk mengenang kisah Raden Ayu Dewi Nawangsih dan Raden Bagus Rinangku. Biasanya, tradisi itu dihadiri tokoh adat serta perangkat daerah setempat seperti dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, serta warga masyarakat berjumlah ratusan orang.
“Kegiatan ini dilakukan sebagai sebagai bentuk pelestarian adat istiadat untuk mengenang para leluhur. Selain itu juga kedatangan masyarakat dalam acara buka luwur ini juga semoga mendapat keberkahan,” kata H. Suparnoto, ketua panitia tradisi Buka Luwur pada tahun 2016, mengutip dari Tribatanewskudus.com.
Disulap Jadi Tempat Wisata
©YouTube/TradayaTV
Walaupun hanya makam keturunan Sunan Muria, namun pengunjung yang berziarah ke makam itu terhitung banyak. Oleh karena itu pada 2017, Kepala Desa Kandangmas, Shofwan, berencana menjadikan kawasan Hutan Masin yang menjadi lokasi makam keramat itu sebagai tempat wisata.
Tak hanya wisata religi, rencananya di kawasan itu akan dibangun flying fox dan juga bumi perkemahan. Dengan adanya tempat wisata itu, harapannya wisatawan yang datang tak hanya dari Kudus, namun juga dari Pati. Apalagi sudah ada akses jalan baru beton yang menghubungkan kawasan makam keramat itu dengan wilayah Pati.
“Tak hanya makam keramat, di Desa Kandangmas ini juga ada potensi usaha gula merah yang bisa menjadi salah satu tempat kunjungan. Terlebih lagi nantinya juga ada Bendungan Logung yang sebagian berada di wilayah Desa Kandangmas sehingga ada kesinambungan pengembangan obyek wisata di desa ini,” kata Shofwan pada tahun 2017, mengutip dari ANTARA. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tak hanya soal keindahan alamnya, ternyata Karimunjawa juga punya berbagai peninggalan sejarah.
Baca SelengkapnyaSebagian masyarakat yakin makam Sunan Kalijaga ada di Kadilangu Demak, tapi ada juga yang yakin makam sesungguhnya Sunan Kalijaga ada di Tuban.
Baca SelengkapnyaTak ada satupun warga yang tahu kapan makam itu berdiri
Baca Selengkapnyabanyak dari makam di kompleks makam kuno itu yang berasal dari tahun 1400-an akhir hingga 1500-an awal.
Baca SelengkapnyaDi Desa Astana, peninggalan kejayaan Islam era lampau masih bisa dilihat seperti makam Sunan Gunung Jati, Petilasan Syekh Datul Kahfi, sampai Keraton Pakungwati
Baca SelengkapnyaBukit ini memiliki pertautan erat dengan sejumlah tokoh pada era Kerajaan Kadiri.
Baca SelengkapnyaMasyarakat setempat menganggap sosoknya seperti "damar" atau lentera yang menerangi dalam gelap
Baca SelengkapnyaKabarnya, makam keramat ini bermula dari tiga prajurit perempuan asal kerajaan Mataram di masa silam.
Baca SelengkapnyaSitus pertapaan itu berada di antara Telaga Warna dan Telaga Pengilon.
Baca SelengkapnyaUpas, sumur misterius di kompleks Candi Kedaton, Mojokerto, Jawa Timur, ini diyakini dulunya adalah pintu rahasia masuk istana Majapahit.
Baca SelengkapnyaTak banyak orang yang tahu keberadaan makam tua itu.
Baca SelengkapnyaPada masa Hindu, wilayah Demak sudah berkembang menjadi permukiman Hindu.
Baca Selengkapnya