Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Peristiwa 12 November: Jenderal Soedirman Menjadi Panglima, Ini Sejarah Lengkapnya

Peristiwa 12 November: Jenderal Soedirman Menjadi Panglima, Ini Sejarah Lengkapnya jenderal soedirman. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Jenderal Soedirman merupakan salah satu Pahlawan Revolusi Indonesia yang dikenal gigih dan pemberani. Dalam sejarah perjuangan Indonesia, meskipun sedang menderita penyakit paru-paru, beliau tetap berjuang dan bergerilya bersama para prajuritnya melawan tentara Belanda pada Agresi Militer II.

Panglima dan Jenderal pertama di Indonesia ini lahir di Jawa Tengah pada 24 Januari 1916. Soedirman berasal dari keluarga sederhana, ayahnya seorang pekerja di pabrik gula Kalibagor Banyumas dan Ibunya keturunan Wedana Rembang. Beliau memperoleh pendidikan formal dari Sekolah Taman Siswa dan melanjutkan pendidikannya di HIK atau sekolah guru Muhammadiyah.

Soedirman dikenal sebagai sosok yang gigih dan pantang menyerah. Meskipun dalam kondisi sakit, beliau tetap melanjutkan gerilya melawan agresi militer Belanda. Maka tidak heran apabila perjuangan Jenderal Soedirman banyak menginspirasi bangsa Indonesia.

Lantas, seperti apa perjalanan hidup dan perjuangan Jenderal Soedirman? Simak ulasannya yang merdeka.com lansir dari Liputan6.com:

Mengenal Jenderal Soedirman, Pahlawan Revolusi yang Disegani

soedirman

blogspot.com

Sejak kecil, Soedirman diasuh oleh seorang camat bernama Raden Cokrosunaryo. Ia tidak diberitahu bahwa Cokrosunaryo bukanlah ayah kandungnya sampai dirinya berusia 18 tahun. Saat berusia tujuh tahun, Soedirman terdaftar di sekolah pribumi hollandsch inlandsche school (HIS).

Setelah melanjutkan ke Sekolah Menengah Wirotomi dan HIK (sekolah guru) Muhammadiyah, dia menjadi guru di lembaga pendidikan Muhammadiyah di Cilacap pada 1936. Selain itu, dia juga bertugas sebagai pemandu di organisasi pramuka Hizbul Wathan.

Pada zaman pendudukan Jepang, tepatnya pada tahun 1944, Soedirman bergabung dengan tentara Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor. Karena posisinya di masyarakat, dia dijadikan sebagai komandan (daidanco) dan dilatih bersama orang lain dengan pangkat sama.

Setelah Indonesia merdeka, Soedirman berhasil merebut senjata pasukan Jepang di Banyumas. Kemudian Soedirman diangkat menjadi Komandan Batalyon di Kroya setelah menyelesaikan pendidikannya.

Jenderal Soedirman Diangkat Menjadi Panglima

001 dru

©2015 Merdeka.com

Pada zaman penjajahan Jepang, Soedirman bergabung dengan tentara Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor. Pasca Indonesia merdeka dari penjajahan Jepang, ia berhasil merebut senjata pasukan Jepang di Banyumas. Kemudian beliau diangkat menjadi Komandan Batalyon di Kroya setelah menyelesaikan pendidikannya.

Setelah itu, Soedirman menjadi Panglima Divisi V/Banyumas sesudah TKR (Tentara Keamanan Rakyat) terbentuk, dan akhirnya terpilih menjadi Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia (Panglima TNI). Perang Palagan Ambarawa melawan pasukan Inggris dan NICA Belanda dari November sampai Desember 1945 adalah perang besar pertama yang ia pimpin.

Setelah Soedirman memenangkan pertempuran, Presiden Soekarno pun melantiknya sebagai Jenderal.

Wafatnya Jenderal Soedirman

Setelah memimpin perang gerilya dari akhir 1948 hingga pertengahan 1949, kesehatan Sudirman makin menurun. Presiden Sukarno juga sempat melarang dia untuk melanjutkan perlawanan terhadap pasukan Belanda.

Karena penyakit TBC yang semakin parah, Soedirman semakin harus dirawat di rumah sakit. Sang Panglima Besar ini akhirnya meninggal pada 29 Januari 1950. Usianya baru 34 tahun. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara di Semaki, Yogyakarta. Pada tahun 1997 ia dianugerahi gelar sebagai Jenderal Besar Anumerta dengan bintang lima, pangkat yang hanya dimiliki oleh tiga jenderal di RI sampai sekarang.

Soedirman merupakan Panglima Besar pertama. Pada 1997, Sudirman dianugerahi pangkat Jenderal Bintang Lima karena jasa-jasanya sebagai Bapak TNI. (mdk/jen)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sosok Panglima TNI Termuda, Dilantik saat Usianya Baru 29 Tahun
Sosok Panglima TNI Termuda, Dilantik saat Usianya Baru 29 Tahun

Indonesia pernah memiliki seorang Panglima TNI termuda yang menjabat saat masih berusia 19 tahun, ia adalah Jenderal besar TNI (Anumerta) Raden Soedirman.

Baca Selengkapnya
6 Tokoh Pahlawan Nasional dari Jateng Beserta Jasanya bagi Indonesia, dari Tokoh Militer hingga Pendiri Media
6 Tokoh Pahlawan Nasional dari Jateng Beserta Jasanya bagi Indonesia, dari Tokoh Militer hingga Pendiri Media

Walaupun masing-masing punya cara yang berbeda, mereka punya peran besar bagi perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah

Baca Selengkapnya
Mengenal Soebandi Dokter Pejuang Kemerdekaan yang Gugur Ditembak Belanda, Tak Banyak yang Tahu Kisahnya
Mengenal Soebandi Dokter Pejuang Kemerdekaan yang Gugur Ditembak Belanda, Tak Banyak yang Tahu Kisahnya

Namanya diabadikan jadi nama rumah sakit hingga kampus di Jember.

Baca Selengkapnya
Mengenang Pertempuran Ambarawa 20 Oktober 1945, Berikut Sejarahnya
Mengenang Pertempuran Ambarawa 20 Oktober 1945, Berikut Sejarahnya

Tepat hari ini, 20 Oktober pada 1945 silam, terjadi pertempuran besar setelah kemerdekaan Indonesia yang disebut Pertempuran Ambarawa.

Baca Selengkapnya
Kisah Perjuangan Radin Intan II, Pahlawan Nasional Kebanggaan Masyarakat Lampung
Kisah Perjuangan Radin Intan II, Pahlawan Nasional Kebanggaan Masyarakat Lampung

Ketika melawan Belanda, Radin Intan II dikenal sebagai sosok pemimpin panglima perang di usianya yang masih 16 tahun.

Baca Selengkapnya
Letnan Komarudin, Si Kebal Peluru dan Salah Tanggal
Letnan Komarudin, Si Kebal Peluru dan Salah Tanggal

Letnan Komarudin atau yang memiliki nama asli Eli Yakim Teniwut, adalah salah satu prajurit yang dikenal dalam peristiwa Serangan Umum 1 Maret.

Baca Selengkapnya
Mengenal Kapten Harun Kabir: Sang Pelindung Bung Karno dan Tan Malaka, Sosok Langka Zaman Revolusi
Mengenal Kapten Harun Kabir: Sang Pelindung Bung Karno dan Tan Malaka, Sosok Langka Zaman Revolusi

Harun Kabir selalu berkata, kalau kita tidak manusiawi, lalu apa bedanya kita dengan para penjajah yang kita perangi?

Baca Selengkapnya
Penuh Perjuangan, Begini Penampakan Para Pejuang Tanah Air yang Tertangkap Belanda pada Masa Revolusi
Penuh Perjuangan, Begini Penampakan Para Pejuang Tanah Air yang Tertangkap Belanda pada Masa Revolusi

Sebuah video memperlihatkan para pejuang tanah air pada masa revolusi yang tertangkap oleh tentara Belanda.

Baca Selengkapnya
Sisi Lain Mayjen Sungkono Pertaruhkan Nyawa Demi Surabaya, Sebelum Perang Selalu Jahit Pakaiannya Sendiri
Sisi Lain Mayjen Sungkono Pertaruhkan Nyawa Demi Surabaya, Sebelum Perang Selalu Jahit Pakaiannya Sendiri

Keterampilannya menjahit tak bisa dipisahkan dari masa kecilnya

Baca Selengkapnya
Ipar Pangeran Diponegoro Ini Disebut Mirip Pahlawan Terkenal Dunia, Tak Gentar Menentang Penindas hingga Bikin Pihak Lawan Kewalahan
Ipar Pangeran Diponegoro Ini Disebut Mirip Pahlawan Terkenal Dunia, Tak Gentar Menentang Penindas hingga Bikin Pihak Lawan Kewalahan

Ipar Pangeran Diponegoro ini bikin pihak lawan kewalahan. Bahkan, pihak lawan mengerahkan ribuan pasukan hingga mengadakan sayembara untuk mengalahkan sosoknya.

Baca Selengkapnya
Mengenang Peristiwa Serangan Umum Surakarta, Bersatunya Rakyat dalam Pertempuran 4 Hari
Mengenang Peristiwa Serangan Umum Surakarta, Bersatunya Rakyat dalam Pertempuran 4 Hari

Serangan yang berlangsung selama 4 hari berturut-turut di Solo ini berhasil menyatukan seluruh elemen masyarakat melawan gempuran pasukan penjajah.

Baca Selengkapnya
Said Abdullah: Pelihara Bersama Semangat Juang Pahlawan
Said Abdullah: Pelihara Bersama Semangat Juang Pahlawan

Said mengingat lagi pada 10 November 1945 lalu yang dikenal sebagai Pertempuran Surabaya menjadi puncak perlawanan rakyat Indonesia.

Baca Selengkapnya