Sejarah Roemah Martha Tilaar di Kebumen, Dibangun oleh Peternak Sapi
Merdeka.com - Martha Tilaar merupakan pengusaha kosmetik yang sangat disegani di Indonesia. Kampung halamannya berada di Kecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen.
Nama besar Martha Tilaar begitu dikenang di kota kelahirannya. Di sana ada sebuah bangunan bernama “Roemah Martha Tilaar”.
Dilansir dari Jatengprov.go.id, Roemah Martha Tilaar merupakan sebuah bangunan berarsitektur neoklasik Eropa yang kini telah direstorasi menjadi bangunan baru.
-
Bagaimana gaya arsitektur Eropa di Kampung Kemasan? Gaya arsitektur Eropa dapat dilihat pada pilar-pilar penyangga atap, jendela dan pintu yang relatif besar, serta ornamen pada dinding.
-
Dimana Rumah Bersejarah itu berada? Rumah sederhana itu berada di lereng Gunung Prau sebelah timur, tepatnya di Desa Purwosari, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal.
-
Apa ciri khas rumah klasik? Salah satu ciri khas dari rumah klasik adalah tiang penyangga yang terletak di depan rumah.
-
Siapa pemilik Rumah Bersejarah itu? Saat itu pemilik rumah tersebut adalah Raden Mas Ari Sumarmo Sastro Dimulyo.
-
Apa ciri khas eksterior rumah Belanda modern? Ciri khas desain rumah Belanda modern terletak pada perpaduan elemen-elemen klasik dan kontemporer. Atap curam, jendela besar, dan pintu masuk mencolok menjadi ciri khas eksterior rumah kolonial. Penggunaan material seperti kaca, besi, dan kayu memberikan kesan modern dan minimalis.
-
Bagaimana Roemah Prestasi menjaga keaslian bangunannya? Agar keasliannya tetap terjaga, pengelola juga selalu melakukan perawatan terhadap perabotan di restoran tersebut.'Pegawai di sini akan berhati-hati saat mengangkat meja dan kursi sehingga tidak merusak lantai, dinding sampai aksesoris warisan Belanda lainnya yang sudah berusia 138 tahun,' lanjut Ojan.
Lalu seperti apa keunikan dari rumah itu? Dan bagaimana pula sejarahnya?
Sejarah Rumah Martha Tilaar
©jatengprov.go.id
Dilansir dari Roemahmarthatilaar.org, Roemah Martha Tilaar pada mulanya merupakan rumah keluarga besar Liem. Diperkirakan rumah itu telah dibangun pada tahun 1920 oleh Liem Siaw Lam yang oleh penduduk sekitar dipanggil dengan nama Baba Solam.
Liem Siaw Lam sendiri merupakan seorang peternak sapi yang tak lain adalah kakek dari Martha Tilaar sendiri. Usahanya bergerak maju sehingga ia menjadi pengusaha kaya raya.Di rumah inilah Martha Tilaar lahir dan tinggal hingga usia 10 tahun. Rumah inipun menjadi saksi bagaimana semangat kewirausahaan dan kreativitas Martha Tilaar dipupuk sejak ia masih kanak-kanak.
Bentuk dari Cita-Cita
©jatengprov.go.id
Dibuka untuk publik sejak tahun 2014, Roemah Martha Tilaar merupakan bentuk dari cita-cita Martha Tilaar untuk membangun kota kelahirannya, Gombong. Cita-cita itulah yang coba diwujudkan oleh putrinya, Wulan Tilaar, sebagai sebuah cermin rasa bakti.
Kini, rumah itu dibuka untuk berbagai kegiatan seperti acara diskusi, lokalatih, festival, pertunjukan, serta pameran seni. Dilansir dari website resminya, rumah itu berusaha menjadi wahana yang mempertemukan individu dan kelompok untuk berbagi ide dan mendorong kerja-kerja kolaboratif lintas disiplin sekaligus menjadi wahana pendidikan dan hiburan.
Kondisi Rumah Martha Tilaar
Dilansir dari Jatengprov.go.id, bagian depan Roemah Martha Tilaar dulunya merupakan kandang sapi. Kemudian di bagian belakangnya ada tempat produksi susu. Namun kini wisatawan akan menjumpai penampakan yang berbeda berupa pelataran yang luas dan bisa dijadikan tempat nongkrong pada malam hari.
Sementara itu di dalam rumah, wisatawan bisa melihat keramik bermotif, kaca patri, serta perabotan zaman dulu. Di bagian depan rumah, wisatawan disuguhkan dengan tiga pintu masuk yang berkonsep klasik dan simetris. Ada pula ornamen lampu gantung jadul yang memikat mata.
Sejumlah pernak-pernik kecil seperti alat musik gramophone, tempat tidur, hingga lemari rias dapat ditemukan di dalam kamar tidur Roemah Martha Tilaar. Wisatawan pun dapat mengetahui silsilah keluarga karena di bagian dinding bangunan banyak ditempel foto-foto keluarga. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ruang tamu, pekarangan, hingga sejumlah ruangan di dalamnya nampak begitu luas.
Baca SelengkapnyaLetak rumah ini berada di pinggir jalan Cirebon-Bandung.
Baca SelengkapnyaHingga kini, masih dijumpai bangunan-bangunan kuno peninggalan kolonial di Ambarawa.
Baca SelengkapnyaBangunan dengan gaya eropa pertama yang berdiri di karesidenan Madiun
Baca SelengkapnyaMasih ada sebuah desa yang dijuluki sebagai 'Kampung Majapahit' lantaran memiliki corak bangunan yang begitu khas.
Baca SelengkapnyaBangunannya peninggalan tahun 1885, makan di sini serasa berada di zaman Belanda.
Baca SelengkapnyaRumah-rumah ini rata-rata berusia 50 hingga 100 tahun
Baca SelengkapnyaKini rumah ini menjadi sebuah museum yang bisa dikunjungi wisatawan secara gratis
Baca SelengkapnyaCocok dikunjungi untuk mengisi waktu akhir pekan.
Baca SelengkapnyaRumah itu sempat menjadi tempat tidur para pemulung dan anak jalanan.
Baca SelengkapnyaDiketahui bahwa bangunan besar ini dulunya dimiliki oleh seorang artis terkenal dan sudah ditinggalkan sejak tahun 1990-an.
Baca SelengkapnyaDi masjid ini tersimpan peci dan sorban peninggalan K.H Opo Musthofa atau Mama Kandang Sapi. Peci dan sorban itu terlihat disimpan di dalam kotak kaca.
Baca Selengkapnya