UGM Kembangkan Sistem Pelacak Virus Corona, Ini 5 Faktanya
Merdeka.com - Berbagai inovasi dilakukan untuk memantau perkembangan kasus Virus Corona di Indonesia. Salah satu inovasi itu dilakukan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM).
Dilansir dari ANTARA, UGM menciptakan sebuah sistem pelacak Virus Corona. Sistem yang dinamakan COVID-19 Tracing dan People Mobile Analysis itu mampu melacak individu yang terindikasi sebagai positif, PDP, dan ODP berdasarkan data sejarah pergerakan telepon pelanggan seluler mereka.
Bisa Digunakan Awal April
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Siapa yang melakukan penelitian tentang penanganan Covid-19 oleh polisi? Disertasi yang berjudul 'Evaluasi Kebijakan Operasi Aman Nusa II dalam Penanganan Covid-19 oleh Polrestabes Bandung,' karya Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung, menyoroti peran kritis Polri dalam mengimplementasikan strategi efektif yang mengintegrasikan keamanan dan kesehatan publik.
-
Bagaimana WHO meneliti smartphone? Penelitian sistematis terbaru ini menggunakan data yang jauh lebih besar dan komprehensif dibandingkan dengan yang dianalisis oleh IARC pada tahun 2011.
-
Siapa yang bisa melacak Ponsel lewat IMEI? Penegak hukum dan dinas intelijen pun dapat menggunakan nomor IMEI ini untuk melacak perangkat dalam akurasi beberapa meter.
-
Apa yang diciptakan oleh para peneliti? Mereka menggunakan model muskuloskeletal – yang dikendalikan oleh metode kontrol refleks yang mencerminkan sistem saraf manusia.
-
Bagaimana Poltracking mendapatkan datanya? Survei dilakukan dengan menggunakan metode pengambilan data melalui wawancara tatap muka langsung dengan responden terpilih (face to face interview) kepada 1.220 responden, menggunakan metode acak bertingkat (multistage random sampling).
Reuters
Pengembangan sistem itu dikerjakan oleh UGM bekerja sama dengan Kemenkes RI, Indosat Ooredo, PT Global Data Inspirasi (Datains) dan PT Gamatechno. Dari kerjasama itu, rencananya sistem pelacak Virus Corona itu bisa digunakan pada awal Bulan April. Namun tidak sembarang orang yang dapat menggunakan sistem itu.
"Rencananya awal April sistem Big Data ini sudah bisa digunakan oleh yang berwenang, baik di tingkat pusat maupun daerah," ujar Direktur Sistem dan Sumber Daya Informasi UGM Widyawan dilansir dari ANTARA.
Memantau Posisi Pergerakan Telepon Pasien
2018 Merdeka.com
Menurut Widyawan, sistem ini bekerja dengan cara mencari nomor telepon orang-orang dengan jarak tertentu dari pergerakan posisi telepon pasien. Ia menambahkan data pergerakan telepon pelanggan seluler itu datanya bisa diandalkan. Walau begitu, Widyawan menjamin privasi para pengguna telepon seluler yang terlacak itu.
"Sistem ini tetap menjaga privasi dari pemilik nomor telepon karena informasi yang diolah hanya dapat diakses oleh instansi negara yang berwenang dalam situasi kedaruratan," ujar Widyawan.
Dapat Menganalisis Pergerakan Orang
Selain memantau pergerakan pasien COVID-19, sistem ini juga dapat memantau pergerakan orang secara keseluruhan. Melalui fitur People Mobility Analysis, sistem ini dapat memberikan informasi lebih luas berupa hasil analisis pergerakan orang-orang dari satu daerah ke daerah yang lain. Analisis itu diharapkan dapat membantu pihak yang bertugas menangani Virus Corona dalam menjalankan tugasnya.
"Informasi penting ini nantinya dapat membantu Kemenkes dan Gugus Tugas COVID-19 dalam melakukan evaluasi dan menentukan langkah berikutnya. Salah satu contohnya adalah dengan melihat pola penyebaran pandemi dari suatu zona merah ke daerah lain," ujar Widyawan dilansir ANTARA.
Mendapat Sambutan Positif
Pada Jumat (27/3), pilot version dari sistem tersebut sudah ditunjukkan pada pihak Kemenkes dan mendapat sambutan positif. Menurut Widyawan, hal tersebut sudah sesuai dengan rencana yang dibuat pada pertemuan dengan Kemenkes pada 4 Maret 2020.
Dilansir dari ANTARA (31/3), proyek pembuatan sistem ini bermula ketika pada 4 Maret UGM diundang pada sebuah diskusi oleh Menteri Kesehatan RI untuk mencari solusi menghentikan penyebaran COVID-19 di Indonesia. Diskusi itu menghasilkan sebuah konsep sistem yang akan dieksekusi oleh UGM, Indosat Ooredo, dan Datains.
Memberi Layanan Langsung Pada Masyarakat
Menurut Widyawan, selain untuk membantu pemerintah dalam melacak persebaran Virus Corona, sistem ini nantinya juga bisa digunakan masyarakat umum dalam melakukan screening mandiri COVID-19.
Data hasil screening ini nantinya dapat diketahui oleh fasilitas kesehatan lokal. Data itu kemudian diteruskan kepada satuan tugas COVID-19 untuk mengetahui kondisi masyarakat di suatu daerah tersebut. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kampus ini serius memperhatikan keamanan data mahasiswanya
Baca SelengkapnyaPolda Jatim menciptakan aplikasi ILMU yang dapat membantu masyarakat menemukan kembali motornya yang hilang.
Baca SelengkapnyaIni masih dalam bentuk penelitian, belum banyak dilakukan orang.
Baca SelengkapnyaPolisi mendalami kasus peretasan handphone Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi. Mereka menduga ada jaringan lebih besar dari empat pelaku yang sudah ditangkap.
Baca SelengkapnyaDemi memenuhi target penjualan, kedua pelaku mencuri identitas warga untuk disalahgunakan.
Baca SelengkapnyaPelaku mampu mengubah alamat sejumlah kantor bank hingga kantor pinjaman online.
Baca SelengkapnyaCara-cara melihat nama kontak kita di HP orang lain.
Baca SelengkapnyaFakta Baru Peretasan HP Jenderal Bintang Dua: Pelaku Ayah & Anak, Belajar Meretas Otodidak
Baca SelengkapnyaBerikut deretan negara-negara yang warganya sering dikuntit secara digital.
Baca SelengkapnyaKetiganya berhasil mendeteksidua skenario ancaman siber selama proses demo simulasi.
Baca SelengkapnyaKedua pelaku bekerja di PT Nusapro Telemedia Persada sebagai kepala cabang dan operator dengan keuntungan 25,6 juta.
Baca SelengkapnyaPencarian jemaah dilakukan berbasis sinyal ponsel.
Baca Selengkapnya