Dapat Gaji 7 Juta Lebih Per Bulan, Ini 6 Fakta Susanto Lulusan SMA yang Jadi Dokter Gadungan Selama 2 Tahun
Susanto mendapat gaji 7,5 juta per bulan dan belum termasuk tunjangan. Ini fakta selengkapnya.
Susanto mendapat gaji 7,5 juta per bulan dan belum termasuk tunjangan.
Dapat Gaji 7 Juta Lebih Per Bulan, Ini 6 Fakta Susanto Lulusan SMA yang Jadi Dokter Gadungan Selama 2 Tahun
Aksi Susanto, pria lulusan SMA yang mengaku sebagai dokter dan dipekerjakan sebagai nakes profesional di RS PHC Surabaya ini bikin ramai jagat maya.
Mencuri Data Dokter Asal Bandung
Susanto mencuri data, identitas, dan dokumen seorang dokter asli asal Bandung bernama dr AY. Data yang ia dapatkan dari internet itu kemudian diganti dengan foto dirinya. Ia sama sekali tidak mengubah isi data diri dr. AY.
Susanto melamar posisi tenaga layanan klinik sebagai Dokter First Aid pada 30 April 2020 lalu. Beberapa berkas milik dr. AY yang dicatut Susanto antara lain Surat Izin Praktik (SIP) Dokter, Ijazah Kedokteran, KTP, hingga Sertifikat Hiperkes.
Melamar Pekerjaan di RS PHC Surabaya
Data itu kemudian digunakan Susanto melamar pekerjaan di RS PHC Surabaya. Tes untuk posisi yang dilamar Susanto dilakukan secara daring karena saat itu pandemi.
(Foto: Freepik 8photo)
Diterima Jadi Dokter
Nahasnya meskipun datanya palsu, Susanto berhasil diterima RS PHC. Ia ditugaskan sebagai Dokter Hiperkes penuh waktu di Klinik K3 PT Pertamina EP IV Cepu yang dikelola PT PHC sejak 15 Juni 2020.
Dapat Gaji 7,5 Juta Per Bulan
Susanto mengaku menyiapkan penipuan kurang dari setahun. Adapun selama menjadi dokter gadungan, ia menerima gaji sebesar Rp7,5 juta per bulan, belum termasuk tunjangan dan fasilitas lain.
Terbongkar
Aksi Susanto sebagai dokter gadungan mulai terungkap pada 12 Juni 2023. Saat itu RS PHC meminta kembali dokumen-dokumen lamaran pekerjaannya untuk memperpanjang masa kontrak. Pihak manajemen menemukan ketidaksesuaian pada berkas-berkas yang diberikan.
Manajemen RS PHC langsung menghubungi dr AY untuk mendapatkan klarifikasi. Dokter yang bekerja di RSU Karya Pangalengan Bhakti Sehat Bandung itu tidak mengetahui aksi penipuan yang mencatut data dirinya.
Dokter AY juga menegaskan tidak pernah melamar pekerjaan di Surabaya. Ia juga mengaku tidak kenal Susanto sang dokter gadungan.
Klarifikasi RS
Melalui akun IG @rsphcsurabaya, pihak manajemen mengatakan Susanto merupakan pekerja waktu tertentu di Klinik OHIH, salah satu perusahaan di Jawa Tengah. Pekerjaannya terkait pada aspek pencegahan dan tidak pernah ditempatkan untuk melayani pasien di RS PHC Surabaya.
“Terdakwa berinisial S yang terindikasi melakukan penipuan dengan memalsukan dokumen kepegawaian merupakan Pekerja Waktu Tertentu yang ditempatkan di klinik OHIH pada salah satu Perusahaan Area Jawa Tengah yang bertugas lebih banyak pada aspek Preventif (pencegahan) dan Promotif serta tidak pernah sekalipun ditempatkan & melayani pasien di Rumah Sakit PHC Surabaya,” jelasnya.
Perkembangan Kasus
Selain itu, pihak manajemen melakukan tindak lanjut mengganti Dokter Perusahaan serta
melakukan evaluasi pemeriksaan kesehatan dasar yang diberikan Susanto kepada para pekerja. Manajemen PT PHC berkolaborasi dengan
aparat penegak hukum menindaklanjuti dugaan penipuan tersebut.
Kini, proses hukum Susanto sang dokter gadungan sudah berjalan di Pengadilan.
Komentar Netizen Nakes
Beberapa netizen yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan (nakes) menyayangkan kecolongan yang dialami RS PHC. Mereka juga bercerita pengalaman melamar dan mengikuti seleksi kerja di RS PHC.
"Sebagai tenaga kesehatan promkes, yang belajar preventif aku nangis banget. Lulusan asli kesehatan nyari kerja susah, lulusan SMA malsu dokumen lolos bisa kerja dua tahun. Pernah ikut seleksi IHCdokumen, dipanggil aja enggak, ini bisa-bisanya kecolongan," komentar @rr**
"Beberapa tahun lalu saya ikut rektutmen di PHC susah sekali. Ada wawancara tentang kesehatan (anatomi tubuh, ppgd, dll)," imbuh @ai**