Modal HP Murahan & Nyalon, Trik Susanto Dandan Ala Dokter Anggi buat Kelabui RS saat Interview
Dokter yang identitasnya dicuri Susanto kini bertugas di Pangalengan.
Susanto, dokter gadungan di Surabaya memerankan dirinya sebagai dokter Anggi Yurikno.
Modal HP Murahan & Nyalon, Trik Susanto Dandan Ala Dokter Anggi buat Kelabui RS saat Interview
Tak butuh banyak biaya bagi Susanto, dokter gadungan di Surabaya, melakoni aksi tipu-tipunya. Bermodal ponsel butut dengan yang memiliki spesifikasi kamera kualitas rendah. Dia berhasil meyakinkan managemen PT Pelindo Husada Citra (PT PHC) untuk menerimanya sebagai dokter profesional.
Bukan tanpa tujuan mengapa ia membeli handphone berkamera jelek. Susanto ternyata sudah memikirkan bagaimana caranya agar pada saat interview secara online, gambarnya akan lebih terlihat buram atau tidak jelas.
Dokter aspal Susanto benar-benar memikirkan rencana ini sangat matang. Bahkan dia juga mengubah potongan rambutnya seperti Anggi Yurikno, seorang dokter yang dia pakai identitasnya untuk melancarkan tipu daya ke pihak rumah sakit. Tujuannya, agar wajahnya serupa dengan foto yang tertera.
"Jadi dia memang sengaja memotong rambutnya semirip mungkin dengan dokter Anggi Yurikno (dokter asli yang dokumennya dipalsukan Susanto)," kata Kepala Seksi Intelejen (Kasintel) Kejari Tanjung Perak Surabaya, Jemmy Sandra., Kamis (14/9).
Susanto memotong rambutnya di sebuah salon. Dia meminta tukang salon memotong rambutnya seperti foto dokter yang dipalsukan.
Cara berpakaian juga disesuaikan dengan foto ijazah dan curiculum vitae (CV) dokter yang menjadi korbannya. Kesimpulannya, secara penampilan fisik penampilan Susanto sebagai 'dokter' tidak diragukan.
Strategi selanjutnya yang dipikirkan oleh "dokter" Susanto ini adalah menghadapi proses interview. Karena kondisi saat itu masih pandemi Covid-19, maka ia meyakini jika proses interview akan dilakukan secara daring atau online.
"Dia sengaja juga pakai HP yang jelek saat wawancara, sehingga gambarnya agak buram ya di pihak yang menyeleksi. Lalu, mungkin karena zaman Covid-19, perekrutan dilakukan online," ujar Kasieintel.
Upaya tipu dayanya ini rupanya cukup berhasil. PT PHC, perusahaan yang melakukan rekrutmen, dapat dikelabuhi secara penampilan.
Diketahui, meski hanya lulusan pendidikan sekolah menengah atas (SMA), Susanto ternyata cukup percaya diri menjadi seorang dokter. Bahkan karena kelihaiannya menyaru, ia sempat dipercaya menjadi seorang dokter di PT Pelindo Husada Citra (PT PHC) yang memiliki RS dan klinik PHC.
Bukan tanpa modal, modus Suyanto mengelabuhi rumah sakit ternyata bermodalkan identitas palsu seorang dokter asli. Identitas dokter tersebut, ternyata berasal seorang dokter asal Bandung bernama dokter Anggi Yurikno.
Lantas, dari mana ia bisa mendapatkan identitas dokter Anggi? Susanto ternyata cukup melek teknologi. Ia mendapatkan identitas dokter tersebut dari media sosial (medsos).
Perkara ini sendiri berawal saat PT PHC Surabaya membuka lowongan pekerjaan untuk mengisi posisi tenaga layanan klinik sebagai Dokter First Aid pada 30 April 2020 silam. Susanto kemudian melamar dengan berkas dan identitas palsu. Berkas dr Anggil yang dicuri antara lain Surat Izin Praktik (SIP) Dokter, Ijazah Kedokteran, Kartu Tanda Penduduk dan Sertifikat Hiperkes. Susanto mengubah foto pada dokumen-dokumen itu tanpa mengganti isinya. Proses perekrutan hingga interview dilakukan secara daring karena saat itu masih dalam masa Pandemi Covid-19.
Upaya penipuan Susanto pun berhasil. Dia kemudian dihubungi oleh PT PHC untuk menjalani sesi wawancara daring pada 13 Mei 2020 bersama calon karyawan lainnya. Hingga akhirnya, Susanto diterima bekerja sebagai dokter. Dia diterima sebagai dokter Hiperkes Fulltimer di PHC Clinic dan ditugaskan di Klinik K3 PT Pertamina EP IV Cepu sejak 15 Juni 2020 hingga 31 Desember 2022.
Susanto mengklaim mendapatkan upah hingga Rp7,5 juta per bulan, termasuk tunjangan lain dari PT PHC Surabaya. Aksi ini membuat PT PHC Surabaya rugi hingga Rp262 juta. Tindakan penipuan Susanto ini berlangsung hampir sepertiga dari masa kontraknya, yaitu selama dua tahun.