Aturan Penulisan Tanda Baca berdasarkan Jenis-jenisnya, Penting Diketahui
Tanda baca adalah simbol yang digunakan dalam tulisan untuk menunjukkan struktur, intonasi, dan jeda saat membaca.
Meski sederhana dan tidak selalu diperhatikan, namun tanda baca sangat efektif untuk menyampaikan suatu pesan.
Aturan Penulisan Tanda Baca berdasarkan Jenis-jenisnya, Penting Diketahui
Tanda baca adalah tanda yang digunakan dalam sistem ejaan dan dapat membantu pembaca untuk memahami makna tulisan dengan tepat.Tanda baca sangat penting dalam tulisan karena dapat menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, serta intonasi dan memisahkan kalimat menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
Selain itu, tanda baca juga dapat membantu pembaca untuk memahami maksud dari tulisan tersebut dan menghindari kesalahpahaman dalam membaca tulisan.
Penggunaan tanda baca yang benar perlu diperhatikan dalam penulisan. Pasalnya, tanda baca berfungsi untuk menjaga keefektifan komunikasi dan pesan yang disampaikan melalui sebuah kalimat.
Setiap tanda baca dapat mengartikan sebuah kalimat, apakah berbentuk pertanyaan, pernyataan, atau perintah. Penggunaan tanda baca yang tidak sesuai akan mengubah makna bahasa yang akan diungkapkan.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mempelajari tanda baca dengan baik dan benar.
-
Apa saja 15 tanda baca yang harus dipahami? Ada berbagai macam tanda baca dalam bahasa Indonesia, seperti titik (.), koma (,), tanda tanya (?), tanda seru (!), titik koma (;), titik dua (:), hubung (-), pisah (–), ellipsis (…), petik ('…'), petik tunggal (‘…’), kurung ((…)), kurung siku ([…]), garis miring (/), dan apostrof (').
-
Bagaimana cara tanda baca membantu kita memahami kalimat? Tanda baca digunakan untuk memberikan pengaturan bahasa yang tepat, sehingga kalimat dapat lebih mudah dipahami dan memiliki makna yang jelas.
-
Kenapa tanda petik penting dalam menulis? Karena, penggunaan tanda baca bisa sangat memengaruhi maksud kalimat yang sedang dituliskan.
-
Apa yang dimaksud dengan tanda petik? Tanda petik memiliki pengertian sebagai tanda baca yang digunakan untuk menandai awal dan akhir kutipan langsung atau untuk memberikan penekanan pada suatu kata atau frasa tertentu.
-
Bagaimana membacanya? Cara membacanya harus sepanjang dua harakat atau disebut satu alif, contohnya:كتَا بٌ - يَقُوْلُ - سمِيْعٌ
-
Kenapa perlu memperhatikan jenis kata benda? Penyusunan kata benda dalam kalimat ini harus memperhatikan jenis kata benda yang digunakan dan maksud yang ingin disampaikan.
1. Tanda titik (.)
Tanda titik digunakan pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan dan seruan. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar atau daftar. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan jangka waktu. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru dan tempat terbit.
Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah.
Tanda titik dipakai pada penulisan singkatan. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah dianggap umum. Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih, hanya dipakai satu tanda titik. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
merdeka.com
2. Tanda koma (,)
Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti, tetapi, melainkan. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat, apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya. Tanda koma dipakai di belakang ungkapan atau kata penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun begitu.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seru, seperti, o, ya, wah, aduh, dan kasihan, atau kata-kata yang digunakan sebagai sapaan seperti, Bu, Dik, atau Mas dari kata lain yang terdapat di dalam sapaan. Tanda koma digunakan untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru. Tanda koma dipakai di antara nama dan alamat, bagian-bagian alamat, tempat dan tinggal, nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka. Tanda koma dipakai di antara tempat penerbitan, nama penerbit, dan tahun penerbitan.
Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya, untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga. Tanda koma dipakai di muka angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca/salah pengertian di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
3. Titik koma (;)
Tanda titik koma dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk setara. Tanda titik koma digunakan untuk akhiri pertanyaan perincian dalam kalimat yang berupa frasa atau kelompok kata.
Dalam hubungan itu, sebelum perincian terakhir tidak perlu digunakan kata dan. Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan dua kalimat setara atau lebih apabila unsur-unsur setiap bagian itu dipisah oleh tanda baca dan kata penghubung.
4. Tanda Titik Dua (:)
Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap uang diikuti rangkaian atau pemerian. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan. Tanda titik dua dipakai di antara jilid atau nomor dan halaman, bab dan ayat dalam kitab suci, judul dan anak judul suatu karangan, serta nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
5. Tanda Hubung (-)
Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata yang mengikutinya atau akhiran dengan bagian kata yang mendahuluinya pada pergantian baris.
Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang. Tanda hubung digunakan untuk menyambung bagian-bagian tanggal dan huruf dalam kata yang dieja satu-satu.
6. Tanda Pisah (‒)
Tanda pisah dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun utama kalimat. Tanda pisah dipakai untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat dengan arti ‘sampai dengan’ atau sampai ke’.
7. Tanda Tanya (?)
Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
8. Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun emosi yang kuat.
9. Tanda Elipsis (...)
Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus. Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan.
10. Tanda Petik (“...”)
Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul puisi, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
11. Tanda Petik Tunggal (‘... ‘)
Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan-petikan yang terdapat di dalam petikan lain. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna kata atau ungkapan. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, kata atau ungkapan bahasa daerah atau bahasa asing.
Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan. Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian utama kalimat. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan. Tanda kurung dipakai untuk mengapit angka atau huruf yang merinci urutan keterangan.
13. Tanda Kurung Siku ([...])
Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat, atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
14. Tanda Garis Miring (/)
Tanda garis miring di dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim atau tahun ajaran. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap, dan ataupun.
15. Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
merdeka.com