Bangunan Ini Tetap Megah meski Sudah Berusia 144 Tahun, Dulu Sekolahnya Soekarno Kini Tempat Nongkrong Anak Muda
Bangunan ini diharapkan jadi ruang kreatif bagi komunitas, UMKM, dan masyarakat umum
Bangunan ini diharapkan jadi ruang kreatif bagi komunitas, UMKM, dan masyarakat umum
Bangunan Ini Tetap Megah meski Sudah Berusia 144 Tahun, Dulu Sekolahnya Soekarno Kini Tempat Nongkrong Anak Muda
Kantor Pos Besar Surabaya di Jalan Kebon Rojo resmi diperkenalkan sebagai ruang kreatif baru bagi masyarakat Kota Pahlawan dengan nama Pos Bloc Surabaya, Minggu (28/1/2024) malam.
Sekolah Sang Proklamator
Bangunan ini didirikan pihak kolonial Belanda pada tahun 1880. Bangunan yang awalnya rumah dinas bupati ini selanjutnya digunakan sebagai sekolah dengan nama Hogere Burger School (HBS) hingga tahun 1926. Di sinilah Soekarno bersekolah pada tahun 1915 sampai 1920.
Pada tahun 1923, sekolah HBS pindah ke daerah Ketabang (sekarang komplek Wijaya Kusuma). Bangunan ini kemudian digunakan sebagai Markas Hoofdcommissariat Van Politie (Markas Kepala Komisaris Polisi Soerabaia) hingga tahun 1926.
Selanjutnya, bangunan ini direnovasi oleh arsitek G.P.J.M Bolsius dari Departemene Bergerlijke Openbare Weken (BOV) Batavia hingga menjadi Hoofdpostkantoor (Kantor Pos Besar Surabaya) pada tahun 1928.
Mengutip situs Pemkot Surabaya, pada tahun 1945 bangunan ini sempat jadi rebutan sengit antara pihak pribumi dengan pihak penjajah Jepang. Pada awal tahun 1946, gedung ini kembali difungsikan sebagai kantor pos.
Kantor Pos KebonrojoKondisi Terkini
Saat ini, Kantor Pos Surabaya masih aktif menjalankan fungsi layanan pos sehari-hari. Bahkan, kini bangunan ini juga menadi ruang kreatif publik bertajuk 'Pos Bloc'. Pos Bloc Surabaya diresmikan setelah Pos Bloc Jakarta dan Pos Bloc Medan.
Mengutip Instagram @posblocsby, Pos Bloc Surabaya jadi ruang untuk masyarakat mengekspresikan kreativitas, menikmati produk lokal Surabaya, serta wisata sejarah menikmati warisan arsitektur kolonial dan sejarah komunikasi.
Mengutip ANTARA, Pos Bloc difungsikan sebagai ruang kreatif untuk berbagai acara seni, budaya, pertemuan komunitas kreatif, hiburan, dan pemberdayaan UMKM yang telah dikurasi.
Pos Bloc Surabaya menghadirkan Galeri Soekarno sebagai bentuk memorabilia jejak sang Proklamator RI. Selain itu, ada juga Galeri Pos yang menampilkan benda-benda Pos seperti perangko, benda peninggalan Pos pada zaman dulu, hingga sepeda motor yang digunakan pegawai Pos Indonesia mengantar surat.
“Ini upaya Kementerian BUMN merevitalisasi aset-aset BUMN, terutama aset-aset idle yang sebenarnya memiliki value lebih jika dimanfaatkan secara optimal. Aset BUMN itu bayak dan bernilai, kalau dimaksimalkan pengelolaannya pasti membawa manfaat lebih baik bagi masyarakat maupun BUMN itu sendiri,” ungkap Erick Thohir, Menteri BUMN RI, dikutip dari situs resmi Pos Indonesia.