Ciri-Ciri Stunting pada Anak yang Patut Dikenali, Ketahui Juga Penyebabnya
Merdeka.com - Mengenali ciri-ciri stunting pada anak adalah hal yang penting. Stunting yang dialami anak dapat disebabkan oleh tidak terpaparnya periode 1000 hari pertama kehidupan mendapat perhatian khusus karena menjadi penentu tingkat pertumbuhan fisik, kecerdasan, dan produktivitas seseorang di masa depan.
Seorang anak yang mengalami stunting seringkali terlihat seperti anak dengan tinggi badan yang normal, namun sebenarnya mereka lebih pendek dari ukuran tinggi badan normal untuk anak seusianya.Stunting merupakan penanda penting malnutrisi pada anak, untuk itu harus benar-benar diperhatikan dan diwaspadai.
Berikut ulasan selengkapnya mengenai pengertian, penyebab, hingga ciri-ciri stunting pada anak yang penting untuk diketahui, dilansir dari berbagai sumber.
-
Apa tanda-tanda stunting pada anak? Sebuah penelitian yang dilakukan di 54 negara berkembang pada tahun 2001 menunjukkan bahwa weight faltering dan length deceleration (kenaikan panjang yang tidak adekuat/gagal tumbuh) sering terjadi pada masa pemberian makanan pendamping air susu ibu (MPASI).
-
Apa ciri stunting pada anak? Pada umumnya, anak-anak yang mengalami kondisi stunting mempunyai tinggi badan yang lebih pendek bila dibanding dengan anak seusianya.
-
Mengapa stunting berbahaya untuk anak? Sebab, stunting mampu menyebabkan dampak kesehatan yang lebih buruk di kemudian hari. Misalnya seperti mempengaruhi imunitas tubuh dan perkembangan otak anak.
-
Apa ciri khas anak stunting? Dokter Hasto membeberkan ciri khas stunting adalah bertubuh pendek. Tetapi, kata dokter Hasto, pendek belum tentu stunting. Ciri yang lebih khas lagi, katanya, anak stunting tidak cerdas dan sering sakit-sakitan.
-
Siapa yang harus mengetahui ciri-ciri stunting? Para orang tua sangat penting untuk mengetahui ciri-ciri stunting pada anak.
-
Apa penyebab utama stunting? Stunting terjadi akibat kekurangan gizi yang berkepanjangan serta adanya infeksi yang terjadi berulang kali.
Pengertian Stunting
Stunting adalah gangguan tumbuh kembang yang dialami anak akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai. Mengutip who.int, anak-anak didefinisikan sebagai stunting jika tinggi badan menurut usia mereka lebih dari dua standar deviasi di bawah median Standar Pertumbuhan Anak WHO.
Stunting pada awal kehidupan anak, terutama pada 1000 hari pertama sejak pembuahan sampai usia dua tahun, berarti gangguan pertumbuhan yang memiliki konsekuensi fungsional yang merugikan pada anak.
Stunting adalah salah satu ukuran utama yang digunakan untuk menilai kekurangan gizi pada anak. Ini menunjukkan bahwa seorang anak gagal mencapai potensi pertumbuhannya sebagai akibat dari penyakit, kesehatan yang buruk, dan kekurangan gizi.
Seorang anak didefinisikan sebagai 'stunted' atau 'kerdil' jika mereka terlalu pendek untuk rata-rata usianya. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan mereka terhambat. Stunting bukan hanya masalah pada masa kanak-kanak. Kondisi ini mempengaruhi perkembangan fisik dan kognitif jangka panjang.
Penyebab Stunting
Faktor gizi ibu sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab tidak langsung yang memberikan konstribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin. Ibu hamil dengan gizi kurang akan menyebabkan janin mengalami IUGR (intrauterine growth retardation), sehingga bayi akan lahir dengan kurang gizi, dan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
Ilustrasi ©shutterstock
Anak-anak yang mengalami hambatan dalam pertumbuhan disebabkan kurangnya asupan makanan yang memadai dan penyakit infeksi yang berulang, dan meningkatnya kebutuhan metabolik serta mengurangi nafsu makan, sehingga meningkatnya kekurangan gizi pada anak.
Keadaan ini membuat upaya mengatasi gangguan pertumbuhan menjadi semakin sulit, yang akhirnya berpeluang terjadinya stunting. Stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi dan tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita.
Intervensi yang paling menentukan untuk dapat mengurangi prevalensi stunting oleh karenanya perlu dilakukan pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK) dari anak balita. Mengutip publikasi dari poltekkes-denpasar.ac.id, selain dari faktor gizi, ada beberapa faktor lain penyebab stunting yaitu:
- Praktek pengasuhan yang tidak baik.
- Terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC, post natal dan pembelajaran dini yang berkualitas.
- Kurangnya akses ke makanan bergizi.
- Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi.
Ciri-Ciri Stunting pada Anak
Tingginya angka kejadiaan stunting merupakan masalah yang sangat memprihatinkan. Adapun tanda atau ciri-ciri stunting pada anak menurut Upadhyay & Srivastava dalam BMC Pregnancy and Childbirth Journal (2016) antara lain adalah:
1. Anak memiliki tubuh lebih pendek disbandingkan anak seusianya;
2. Pertumbuhan tulang yang tertunda;
3. Proporsi tubuh yang cenderung normal namun anak terlihat lebih kecil dari usianya;
4. Melambatnya pertumbuhan anak menyebabkan sering terjadi diare pada anak, akibat sistem kekebalan tubuh lemah;
5. Keterlambatan keterampilan motorik;
6. Keterlambatan perkembangan kognitif;
7. Kesulitan membangun interaksi sosial selama masa kanak-kanak;
8. Banyak terjadi dibeberapa negara berkembang contohnya di India di mana kejadian stunting berhubungan dengan infeksi cacing dari air atau sanitasi lingkungan yang buruk (kurang bersih);
9. Berat badan yang rendah untuk anak seusianya atau resiko terjadinya BBLR.
Dampak Stunting
Setelah mengetahui apa saaj ciri-ciri stunting pada anak, penting juga untuk mengetahui apa dampak stunting. Dampak stunting antara lain yaitu mudah sakit, kemampuan koginitf berkurang, saat tua berisiko terkena penyakit berhubungan dengan pola makan, fungsi-fungsi tubuh tidak seimbang, mengakibatkan kerugian ekonomi, postur tubuh tidak maksimal saat dewasa, menurut Buku Saku Stunting Desa (2017).
Dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh stunting dapat dibagi menjadi 2 kategori yaitu jangka pendek dan jangka panjang.
Dampak stunting dalam jangka pendek adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh.
Dalam jangka panjang akibat buruk yang dapat ditimbulkan adalah menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, dan risiko tinggi untuk munculnya penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua. (mdk/edl)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para orang tua sangat penting untuk mengetahui ciri-ciri stunting pada anak dan cara mencegahnya sebelum terlambat.
Baca SelengkapnyaStunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kurangnya asupan makanan yang bergizi dan infeksi kronis pada periode pertumbuhan mereka.
Baca SelengkapnyaDokter menekankan agar balita yang terdeteksi pendek segera dirujuk ke puskesmas atau RS terdekat
Baca SelengkapnyaPola asuh menjadi salah satu faktor penting yang memengaruhi tumbuh kembang anak
Baca SelengkapnyaTentu, menjadi pertanyaan, apakah stunting dan gizi kurang atau gizi buruk sama?
Baca Selengkapnyauntuk mencegah stunting perilaku pola asuh orang tua kepada bayi dan balita perlu diperhatikan
Baca SelengkapnyaMasalah malnutrisi masih mengancam masa depan Indonesia. Penting untuk mengetahui cara pencegahan dan penanganannya.
Baca SelengkapnyaPencegahan stunting melalui asupan makanan yang tepat menjadi sangat penting diperhatikan.
Baca SelengkapnyaStunting tetap bisa terjadi pada anak yang berasal dari keluarga menengah ke atas.
Baca SelengkapnyaKetika dewasa anak stunting akan mengalami central obes
Baca SelengkapnyaKurangnya asupan protein pada anak bisa menjadi penyebab munculnya masalah gangguan tumbuh kembang.
Baca SelengkapnyaPenting untuk mengetahui ciri ketika seorang anak menjadi korban perundungan dan cara bagi orangtua untuk melindunginya.
Baca Selengkapnya