Gejala Campak yang Mudah Dikenali Sejak Dini, Ketahui Penyebab dan Cara Pencegahannya
Merdeka.com - Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus campak. Gejala klinis terdiri dari tiga stadium, yaitu stadium prodromal, eksantem, dan konvalesens. Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan antibodi IgM campak dalam darah.
Tatalaksana bersifat suportif disertai pemberian vitamin A. Komplikasi yang sering menyebabkan kematian pada anak adalah pneumonia. Pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian vaksin.
Campak merupakan salah satu penyakit penyebab kematian tertinggi pada anak, sangat infeksius, dapat menular sejak awal masa prodromal (4 hari sebelum muncul ruam) sampai lebih kurang 4 hari setelah munculnya ruam. Campak timbul karena terpapar droplet yang mengandung virus campak.
-
Apa itu campak? Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus, yang dapat menimbulkan komplikasi serius seperti diare, radang paru-paru, radang otak, kebutaan, bahkan kematian.
-
Apa yang menyebabkan penyakit campak? Campak pada anak biasanya disebabkan oleh infeksi virus dari famili paramyxovirus, seperti rubeola da, rubella. Infeksi virus tersebut bisa menular melalui percikan air liur dari penderita penyakit campak.
-
Kapan ruam campak muncul? Ruam merah yang muncul di garis rambut atau dahi, lalu menyebar ke tubuh.
-
Bagaimana cara mencegah campak? Vaksinasi MMR adalah langkah utama untuk mencegah ketiga penyakit tersebut.
-
Siapa yang bisa tertular campak? Penyakit campak bisa menular sangat cepat kepada orang lain. Bahkan, ketika si penderita penyakit campak belum mengalami gejala ruam di kulitnya.
-
Kapan gejala penyakit muncul? Gejala ini biasanya muncul 3–10 hari setelah terkena cakaran atau gigitan kucing. Namun, pada beberapa kasus, gejala bisa muncul hingga beberapa minggu atau bulan kemudian.
Sejak program imunisasi campak dicanangkan, jumlah kasus menurun, namun akhir-akhir ini kembali meningkat. Di Amerika Serikat, timbul Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan 147 kasus sejak awal Januari hingga awal Februari 2015.
Berikut ulasan lengkap mengenai gejala campak, penyebab dan cara mencegahnya.
Penyebab Penyakit Campak
Penyakit campak bersifat endemik di seluruh dunia. Pada 2013 terjadi 145.700 kematian yang disebabkan oleh campak di seluruh dunia (berkisar 400 kematian setiap hari atau 16 kematian setiap jam) pada sebagian besar anak kurang dari 5 tahun. Sebagian besar kasus campak adalah anak-anak usia pra-sekolah dan usia SD.
Campak disebabkan oleh paramyxovirus, virus dengan rantai tunggal RNA yang memiliki satu tipe antigen. Manusia merupakan satu-satunya pejamu alami bagi penyakit ini. Virus campak mengenai traktus respiratorius atas dan kelenjar limfe regional dan menyebar secara sistemik selama viremia yang berlangsung singkat dengan titer virus yang rendah.
Cara Penyebaran Campak
Penyebaran infeksi dari penyakit campak terjadi jika terhirup droplet di udara yang berasal dari penderita. Virus campak masuk melalui saluran pernapasan dan melekat di sel-sel epitel saluran napas. Setelah melekat, virus bereplikasi dan diikuti dengan penyebaran ke kelenjar limfe regional.
Setelah penyebaran ini, terjadi viremia primer disusul multiplikasi virus di sistem retikuloendotelial di limpa, hati, dan kelenjar limfa. Multiplikasi virus juga terjadi di tempat awal melekatnya virus.
Pada hari ke-5 sampai ke-7 infeksi, terjadi viremia sekunder di seluruh tubuh terutama di kulit dan saluran pernapasan. Pada hari ke-11 sampai hari ke14, virus ada di darah, saluran pernapasan, dan organ-organ tubuh lainnya, 2-3 hari kemudian virus mulai berkurang. Selama infeksi, virus bereplikasi di sel-sel endotelial, sel-sel epitel, monosit, dan makrofag.
Gejala Campak
Masa inkubasi campak berkisar 10 hari (8-12 hari). Gejala campak secara klinis terjadi setelah masa inkubasi, terdiri dari tiga stadium:
1. Stadium prodromal
Gejala campak yang pertama ini berlangsung kira-kira 3 hari (kisaran 2-4 hari), ditandai dengan demam yang dapat mencapai 39,50 C ± 1,10 C. Selain demam, dapat timbul gejala campak lain berupa malaise, coryza (peradangan akut membran mukosa rongga hidung), konjungtivitis (mata merah), dan batuk.
Gejala-gejala saluran pernapasan menyerupai gejala infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus-virus lain. Konjungtivitis dapat disertai mata berair dan sensitif terhadap cahaya (fotofobia).
Tanda patognomonik berupa enantema mukosa buccal yang disebut Koplik spots yang muncul pada hari ke-2 atau ke-3 demam. Bercak ini berbentuk tidak teratur dan kecil berwarna merah terang, di tengahnya didapatkan noda putih keabuan. Timbulnya bercak Koplik ini hanya sebentar, kurang lebih 12 jam, sehingga sukar terdeteksi dan biasanya luput saat pemeriksaan klinis.
2. Stadium eksantem
Gejala campak yang kedua, timbul ruam makulopapular dengan penyebaran sentrifugal yang dimulai dari batas rambut di belakang telinga, kemudian menyebar ke wajah, leher, dada, ekstremitas atas, bokong, dan akhirnya ekstremitas bawah. Ruam ini dapat timbul selama 6-7 hari.
Demam umumnya memuncak (mencapai 400C) pada hari ke 2-3 setelah munculnya ruam. Jika demam menetap setelah hari ke-3 atau ke-4 umumnya mengindikasikan adanya komplikasi.
3. Stadium penyembuhan (konvalesens)
Gejala campak ketiga yang terjadi setelah 3-4 hari umumnya ruam berangsur menghilang sesuai dengan pola timbulnya. Ruam kulit menghilang dan berubah menjadi kecoklatan yang akan menghilang dalam 7-10 hari.
Diagnosis Campak
Berikut diagnosis penderita campak;
Komplikasi pada Penyakit Campak
Komplikasi umumnya terjadi pada anak risiko tinggi, yaitu:
Komplikasi dapat terjadi pada berbagai organ tubuh, antara lain:
- Ensefalitis akut: timbul pada 0,01 – 0,1% kasus campak. Gejala berupa demam, nyeri kepala, letargi, dan perubahan status mental yang biasanya muncul antara hari ke-2 sampai hari ke-6 setelah munculnya ruam. Umumnya self-limited (dapat sembuh sendiri), tetapi pada sekitar 15% kasus terjadi perburukan yang cepat dalam 24 jam. Gejala sisa dapat berupa kehilangan pendengaran, gangguan perkembangan, kelumpuhan, dan kejang berulang.
- Subacute Sclerosing Panencephalitis (SSPE): suatu proses degeneratif susunan saraf pusat yang disebabkan infeksi persisten virus campak, timbul beberapa tahun setelah infeksi (umumnya 7 tahun). Penderita mengalami perubahan tingkah laku, retardasi mental, kejang mioklonik, dan gangguan motorik.
Cara Mencegah Penyakit Campak
Pencegahan dilakukan dengan vaksinasi campak ataupun vaksinasi MMR (Measles, Mumps, Rubella). Vaksin hidup campak mencegah terjadinya infeksi campak dan direkomendasikan sebagai vaksin MMR untuk anak berusia 12-15 bulan dan 4-6 tahun.
Vaksin measles, mumps, rubella, and varicella (MMRV), vaksin MMR yang dikombinasi dengan vaksin varisela, merupakan vaksin alternatif yang dapat diberikan pada anak usia 12 bulan–12 tahun. Dosis kedua MMR bukan merupakan dosis penguat (booster) tetapi ditujukan untuk mengurangi angka kegagalan vaksin yang telah diberikan pertama kali, yaitu sebesar 5%.
Kontraindikasi pemberian vaksin campak adalah keadaan immunokompromais akibat immunodefisiensi kongenital, infeksi HIV berat, leukimia, limfoma, terapi kanker, atau pemberian terapi immunosuppresif kortikosteroid (>2mg/kg/hari selama lebih dari 14 hari), kehamilan, atau pernah menerima immunoglobulin (dalam jangka waktu 3-11 bulan, tergantung dosis yang diberikan).
Vaksinasi MMR direkomendasikan untuk pasien HIV yang tidak memiliki gejala imunosupresi berat, pasien kanker anak yang sedang dalam masa remisi yang tidak menerima kemoterapi dalam waktu 3 bulan, anak yang tidak sedang dalam pengobatan terapi imunosupresan kortikosteroid pada bulan sebelumnya.
Penderita penyakit kronik atau penderita immunokompromais apabila didalam lingkungan rumahnya terdapat anggota keluarga yang terpajan campak harus menerima profilaksis pasca pajanan dengan vaksin campak dalam waktu 72 jam setelah terjadinya pajanan, atau pemberian immunoglobulin dalam kurun waktu 6 hari setelah pajanan. (mdk/edl)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Merdeka.com merangkum informasi tentang campak pada anak yang memuat tentang penyebab, gejala, dan cara mengobatinya.
Baca SelengkapnyaBagi mereka yang mengalami Mpox, salah satu ciri khasnya adalah pembesaran pada kelenjar getah bening.
Baca SelengkapnyaCampak, cacar air dan Rubella memiliki ciri-ciri yang sama, perlu ketelitian dan segera bawa anak ke dokter jika mengalami ruam disertai gejala lainnya.
Baca SelengkapnyaPenting bagi orang tua untuk mengetahui fase-fase demam berdarah pada anak, agar bisa mengenali gejala-gejala awal dan memberikan penanganan yang sesuai.
Baca SelengkapnyaCacar monyet adalah penyakit virus yang relatif jarang namun semakin mendapatkan perhatian karena peningkatan kasus di beberapa bagian dunia.
Baca SelengkapnyaMeski gejala kedua penyakit ini terlihat serupa, namun ada beberapa perbedaan gejala cacar monyet dan cacar biasa yang bisa diperhatikan.
Baca SelengkapnyaSalah satu hal yang perlu diwaspadai adalah bahwa penyakit ini dapat menyerang anak-anak dan bayi, yang memiliki sistem kekebalan yang lebih lemah.
Baca SelengkapnyaBaru-baru ini, kasus cacar monyet juga ditemukan di berbagai negara di luar Afrika, menimbulkan kekhawatiran global.
Baca SelengkapnyaDengan pemahaman yang baik mengenai gejala dan tanda-tanda mpox pada anak, diharapkan penyebaran dan dampak penyakit ini dapat diminimalkan.
Baca SelengkapnyaGejala cacar monyet biasanya muncul 5–21 hari setelah terinfeksi. Gejala awalnya mirip dengan flu, seperti demam, menggigil, sakit kepala, dan nyeri otot.
Baca SelengkapnyaDemam berdarah merupakan salah satu penyakit yang sering menyerang anak-anak. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk melakukan pencegahan DBD.
Baca SelengkapnyaSalah satu penyakit yang menjadi ketakutan banyak orang adalah pneumonia. Penyakit ini memiliki sejumlah penyebab dan gejala yang perlu kita ketahui.
Baca Selengkapnya