Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menelisik Umpak Songo, 9 Batu Peninggalan Kerajaan Blambangan

Menelisik Umpak Songo, 9 Batu Peninggalan Kerajaan Blambangan Menelisik Umpak Songo, Sembilan Batu Peninggalan Kerajaan Blambangan. ©2023 Merdeka.com

Merdeka.com - Umpak Songo berlokasi di Dusun Muncar Baru, Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi. Situs ini berwujud sembilan batu besar yang menyerupai bentuk kubus dengan lubang di bagian tengah yang tertata.

Situs peninggalan Kerajaan Blambangan ini diyakini menjadi balai pertemuan antara Bupati Blambangan, Raden Tumenggung Wiraguna saat bertemu dengan bawahannya dan menyimpan sejarah besar terkait Kerajaan Blambangan pada abad ke-14 Masehi berdasarkan Prasasti Balawi (1227 Saka atau 1305 M).

Dahulu, situs ini terdiri dari 49 batu besar, sembilan di antaranya memiliki lubang di tengah yang konon berfungsi sebagai penyangga atau umpak. Nama Umpak Songo berarti sembilan penyangga dalam bahasa Jawa.

Umpak Songo, Saksi Bisu Kerajaan Blambangan Melawan VOC

menelisik umpak songo sembilan batu peninggalan kerajaan blambangan

©2023 Merdeka.com

Kerajaan Blambangan didirikan pada abad ke-13 Masehi yang diyakini sudah ada sejak era Majapahit. Terletak di kawasan ujung Jawa Timur, Kerajaan Blambangan menjadi satu-satunya kerajaan Hindu yang memiliki kekuasaan besar di tanah Jawa pasca runtuhnya Majapahit pada abad ke-15.

Pada abad ke-18, Kerajaan Blambangan runtuh setelah ditaklukkan oleh Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC). Runtuhnya Kerajaan Blambangan membuat situs Umpak Songo menjadi salah satu peninggalan bersejarah yang menyimpan sejarah besar kekalahan Kerajaan Blambangan terhadap VOC.

VOC memindahkan ibu kota kerajaan ke daerah dekat Pelabuhan Ulupampang yang kini dikenal dengan Pelabuhan Muncar. Alasannya karena lokasi tersebut dekat dengan Selat Bali, yang ingin dipantau VOC karena mencoba mengambil alih Kerajaan Blambangan.

Situs Umpak Songo adalah situs penting untuk memahami sejarah Kerajaan Blambangan dan keterlibatannya dalam perang melawan VOC. Sebab, Umpak Songo menjadi situs sisa Kerajaan Blambangan. 

Kala itu ibukota kerajaan pindah ke Ulupampang setelah Blambangan dipecah menjadi dua, yakni Blambangan barat dan Blambangan timur pasca pemberontakan Jagapati melawan VOC pada Oktober 1772.

Runtuhnya Umpak Songo

menelisik umpak songo sembilan batu peninggalan kerajaan blambangan

menelisik umpak songo sembilan batu peninggalan kerajaan blambangan

©2023 Merdeka.com

Melansir dari jurnal berjudul Eksistensi Pura Agung Blambangan di Banyuwangi karya Sofyan Kriswantoni dkk, Umpak Songo terbengkalai sejak Raden Tumenggung Wiraguna memindahkan ibukota Blambangan ke lokasi yang pada 1774 beralih digunakan sebagai pendopo Kabupaten Banyuwangi.

Tidak terawatnya Umpak Songo membuat bangunannya mengalami kerusakan parah sehingga menyebabkan runtuhnya Umpak Songo. Puing-puing reruntuhan bangunan Umpak Songo kemudian ditemukan kembali pada 1916 oleh warga Bantul, mbah Nadi Gede dalam kondisi tertimbun saat dirinya tengah membabat hutan. Saat digali, reruntuhan tersebut menyerupai sebuah candi. 

Raja Mangkubumi IX pada 1928 kemudian mengakui bahwa reruntuhan tersebut merupakan peninggalan dari Kerajaan Blambangan. Saat ini, Situs Umpak Songo berupa runtuhan bangunan yang menyisakan 49 batu besar dengan 9 batu di antaranya memiliki lubang pada bagian tengah yang konon berfungsi sebagai penyangga atau umpak.

Daya Tarik Situs Umpak Songo

Umpak Songo menjadi bagian penting dari Kerajaan Blambangan yang merupakan kerajaan Hindu di Jawa Timur, tak ayal situs ini banyak dikunjungi sebagai wisata religi.

Umpak songo memiliki daya tarik tersendiri bagi pemeluk Hindu yang melakukan ritual atau doa, puncak ramainya Umpak Songo ialah saat hari raya kuningan. Pemeluk ajaran hindu di berbagai daerah lain berdatangan ke situs Umpak Songo.

Tak hanya pemeluk Hindu, bagi penganut ajaran Kejawen, Umpak Songo juga memiliki daya tariknya tersendiri. Pada malam Sabtu Pahing dalam penanggalan Jawa Situs Umpak Songo akan ramai dikunjungi, sebab para penganut ajaran Kejawen mengadakan ritual tirakatan yang digelar semalaman penuh. (mdk/jen)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Fakta Menarik Candi Ngempon di Semarang, Dulunya Diduga Menjadi Tempat Penggemblengan Para Calon Empu
Fakta Menarik Candi Ngempon di Semarang, Dulunya Diduga Menjadi Tempat Penggemblengan Para Calon Empu

Pada awal masa penemuannya, warga mengira ada emas di dalam batu-batu candi itu.

Baca Selengkapnya
Potret Candi Bacem, Dulu Bangunan Megah Zaman Majapahit Kini Tersisa Tumpukan Batu Bata
Potret Candi Bacem, Dulu Bangunan Megah Zaman Majapahit Kini Tersisa Tumpukan Batu Bata

Sampai sekarang situs bersejarah yang dibangun pada masa Kerajaan Majapahit ini masih dikeramatkan masyarakat setempat.

Baca Selengkapnya
Potret Candi Tawangalun Sidoarjo, Peninggalan Majapahit yang Kondisinya Mengenaskan
Potret Candi Tawangalun Sidoarjo, Peninggalan Majapahit yang Kondisinya Mengenaskan

Bangunan bersejarah ini masih sering dikunjungi untuk ritual

Baca Selengkapnya
Puluhan Sumur Zaman Majapahit Ditemukan, Diyakini sebagai Tempat Jebakan Kuda
Puluhan Sumur Zaman Majapahit Ditemukan, Diyakini sebagai Tempat Jebakan Kuda

Seorang warga pengrajin batu bata di Mojokerto, Jawa Timur tidak sengaja menemukan puluhan sumur saat mencangkul tanah.

Baca Selengkapnya
Diduga Runtuh Akibat Aktivitas Gunung Merapi, Ini Fakta Unik Candi Morangan di Sleman
Diduga Runtuh Akibat Aktivitas Gunung Merapi, Ini Fakta Unik Candi Morangan di Sleman

Candi Morangan ditemukan dalam kondisi runtuh pada tahun 1884

Baca Selengkapnya
Eksotisme Candi Ngetos Saksi Peradaban Majapahit di Nganjuk, Tempat Ibadah yang Dikelilingi Sawah dan Air Terjun
Eksotisme Candi Ngetos Saksi Peradaban Majapahit di Nganjuk, Tempat Ibadah yang Dikelilingi Sawah dan Air Terjun

Candi yang diduga makam Raja Hayam Wuruk ini masih difungsikan masyarakat sebagai objek wisata dan tempat ibadah hingga kini

Baca Selengkapnya
Dulunya Ditemukan oleh Petani, Ini Fakta Menarik Seputar Candi Sambisari di Sleman
Dulunya Ditemukan oleh Petani, Ini Fakta Menarik Seputar Candi Sambisari di Sleman

Candi Sambisari diperkirakan semasa dengan Candi Prambanan, Plaosan, dan Sojiwan, yaitu sekitar abad 9-10 masehi.

Baca Selengkapnya
Kisah Kompleks Percandian Batujaya di Karawang yang Belum Banyak Diketahui, Sudah Gunakan Teknologi Beton Kokoh Sejak Abad ke-8
Kisah Kompleks Percandian Batujaya di Karawang yang Belum Banyak Diketahui, Sudah Gunakan Teknologi Beton Kokoh Sejak Abad ke-8

Teknologi beton di Candi Blandongan disebut sebagai yang pertama di Nusantara.

Baca Selengkapnya
Potret Candi Wates Umpak, Permukiman Elite pada Masa Jawa Kuno Kini Dikelilingi Sawah
Potret Candi Wates Umpak, Permukiman Elite pada Masa Jawa Kuno Kini Dikelilingi Sawah

Bekas permukiman elite zaman Majapahit ini ditemukan secara tidak sengaja oleh warga

Baca Selengkapnya
Fakta Menarik Candi Banyunibo, Kaya Hiasan Relief Kuno dari Abad Sembilan Masehi
Fakta Menarik Candi Banyunibo, Kaya Hiasan Relief Kuno dari Abad Sembilan Masehi

Candi Banyunibo merupakan sebuah candi bercorak Buddha. Candi ini pertama kali ditemukan pada tahun 1940 dalam keadaan hancur lebur.

Baca Selengkapnya
Awalnya Berupa Semak Belukar, Ini Kisah Penemuan Candi Mendut saat Zaman Penjajahan Belanda
Awalnya Berupa Semak Belukar, Ini Kisah Penemuan Candi Mendut saat Zaman Penjajahan Belanda

Diperkirakan usia Candi Mendut lebih tua atau paling tidak sezaman dengan Candi Borobudur.

Baca Selengkapnya
Potret Candi Gunung Gangsir di Jawa Timur, Paling Elegan Gaya Arsitekturnya Menandingi Candi Prambanan
Potret Candi Gunung Gangsir di Jawa Timur, Paling Elegan Gaya Arsitekturnya Menandingi Candi Prambanan

Candi yang berada di Kabupaten Pasuruan ini diakui sebagai bangunan cagar budaya tingkat provinsi Jawa Timur.

Baca Selengkapnya