Menelisik Umpak Songo, 9 Batu Peninggalan Kerajaan Blambangan
Merdeka.com - Umpak Songo berlokasi di Dusun Muncar Baru, Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi. Situs ini berwujud sembilan batu besar yang menyerupai bentuk kubus dengan lubang di bagian tengah yang tertata.
Situs peninggalan Kerajaan Blambangan ini diyakini menjadi balai pertemuan antara Bupati Blambangan, Raden Tumenggung Wiraguna saat bertemu dengan bawahannya dan menyimpan sejarah besar terkait Kerajaan Blambangan pada abad ke-14 Masehi berdasarkan Prasasti Balawi (1227 Saka atau 1305 M).
Dahulu, situs ini terdiri dari 49 batu besar, sembilan di antaranya memiliki lubang di tengah yang konon berfungsi sebagai penyangga atau umpak. Nama Umpak Songo berarti sembilan penyangga dalam bahasa Jawa.
-
Bagaimana reruntuhan desa ditemukan? Setelah penyelaman yang dilakukan anggota dua asosiasi penyelam di Provinsi Bitlis dan Van, dinyatakan bahwa reruntuhan yang ditemukan di dasar danau itu adalah bagian dari sebuah kota bersejarah, di mana ditemukan juga tanda salib di dasar danau.
-
Dimana gundukan itu ditemukan? Ini ditemukan dalam proyek pembangunan jalan antara Dlouhé Dvory dan Lípa, seperti yang diumumkan oleh Departemen Arkeologi Universitas Hradec Králové dalam sebuah unggahan Facebook pada 19 Juni.
-
Dimana gundukan tanah itu ditemukan? Sebuah gundukan tanah misterius ditemukan pada salah satu pekarangan milik warga.
-
Kenapa reruntuhan desa ditemukan? “Kami menemukan area yang sangat luas antara Ahlat dan Tatvan. Ada makam di dasar air di sini. Ada tanda salib di kuburan tersebut,“ jelas Birol, dikutip dari Arkeonews, Kamis (17/8).
-
Dimana reruntuhan kota kuno ditemukan? Situs bersejarah yang dibangun sekitar 1150 - 1350 SM ini terungkap ketika air Sungai Tigris surut drastis akibat kekeringan yang parah.
-
Mengapa makam kuno itu ditemukan? Ini pertama kalinya makam ditemukan di desa pertanian pertama yang terletak di wilayah yang diduduki sebelah barat Mexico Citu pada ketinggian 2.416 meter di atas permukaan laut.
Umpak Songo, Saksi Bisu Kerajaan Blambangan Melawan VOC
©2023 Merdeka.com
Kerajaan Blambangan didirikan pada abad ke-13 Masehi yang diyakini sudah ada sejak era Majapahit. Terletak di kawasan ujung Jawa Timur, Kerajaan Blambangan menjadi satu-satunya kerajaan Hindu yang memiliki kekuasaan besar di tanah Jawa pasca runtuhnya Majapahit pada abad ke-15.
Pada abad ke-18, Kerajaan Blambangan runtuh setelah ditaklukkan oleh Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC). Runtuhnya Kerajaan Blambangan membuat situs Umpak Songo menjadi salah satu peninggalan bersejarah yang menyimpan sejarah besar kekalahan Kerajaan Blambangan terhadap VOC.
VOC memindahkan ibu kota kerajaan ke daerah dekat Pelabuhan Ulupampang yang kini dikenal dengan Pelabuhan Muncar. Alasannya karena lokasi tersebut dekat dengan Selat Bali, yang ingin dipantau VOC karena mencoba mengambil alih Kerajaan Blambangan.
Situs Umpak Songo adalah situs penting untuk memahami sejarah Kerajaan Blambangan dan keterlibatannya dalam perang melawan VOC. Sebab, Umpak Songo menjadi situs sisa Kerajaan Blambangan.
Kala itu ibukota kerajaan pindah ke Ulupampang setelah Blambangan dipecah menjadi dua, yakni Blambangan barat dan Blambangan timur pasca pemberontakan Jagapati melawan VOC pada Oktober 1772.
Runtuhnya Umpak Songo
©2023 Merdeka.com
Melansir dari jurnal berjudul Eksistensi Pura Agung Blambangan di Banyuwangi karya Sofyan Kriswantoni dkk, Umpak Songo terbengkalai sejak Raden Tumenggung Wiraguna memindahkan ibukota Blambangan ke lokasi yang pada 1774 beralih digunakan sebagai pendopo Kabupaten Banyuwangi.
Tidak terawatnya Umpak Songo membuat bangunannya mengalami kerusakan parah sehingga menyebabkan runtuhnya Umpak Songo. Puing-puing reruntuhan bangunan Umpak Songo kemudian ditemukan kembali pada 1916 oleh warga Bantul, mbah Nadi Gede dalam kondisi tertimbun saat dirinya tengah membabat hutan. Saat digali, reruntuhan tersebut menyerupai sebuah candi.
Raja Mangkubumi IX pada 1928 kemudian mengakui bahwa reruntuhan tersebut merupakan peninggalan dari Kerajaan Blambangan. Saat ini, Situs Umpak Songo berupa runtuhan bangunan yang menyisakan 49 batu besar dengan 9 batu di antaranya memiliki lubang pada bagian tengah yang konon berfungsi sebagai penyangga atau umpak.
Daya Tarik Situs Umpak Songo
Umpak Songo menjadi bagian penting dari Kerajaan Blambangan yang merupakan kerajaan Hindu di Jawa Timur, tak ayal situs ini banyak dikunjungi sebagai wisata religi.
Umpak songo memiliki daya tarik tersendiri bagi pemeluk Hindu yang melakukan ritual atau doa, puncak ramainya Umpak Songo ialah saat hari raya kuningan. Pemeluk ajaran hindu di berbagai daerah lain berdatangan ke situs Umpak Songo.
Tak hanya pemeluk Hindu, bagi penganut ajaran Kejawen, Umpak Songo juga memiliki daya tariknya tersendiri. Pada malam Sabtu Pahing dalam penanggalan Jawa Situs Umpak Songo akan ramai dikunjungi, sebab para penganut ajaran Kejawen mengadakan ritual tirakatan yang digelar semalaman penuh. (mdk/jen)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada awal masa penemuannya, warga mengira ada emas di dalam batu-batu candi itu.
Baca SelengkapnyaSampai sekarang situs bersejarah yang dibangun pada masa Kerajaan Majapahit ini masih dikeramatkan masyarakat setempat.
Baca SelengkapnyaBangunan bersejarah ini masih sering dikunjungi untuk ritual
Baca SelengkapnyaSeorang warga pengrajin batu bata di Mojokerto, Jawa Timur tidak sengaja menemukan puluhan sumur saat mencangkul tanah.
Baca SelengkapnyaCandi Morangan ditemukan dalam kondisi runtuh pada tahun 1884
Baca SelengkapnyaCandi yang diduga makam Raja Hayam Wuruk ini masih difungsikan masyarakat sebagai objek wisata dan tempat ibadah hingga kini
Baca SelengkapnyaCandi Sambisari diperkirakan semasa dengan Candi Prambanan, Plaosan, dan Sojiwan, yaitu sekitar abad 9-10 masehi.
Baca SelengkapnyaTeknologi beton di Candi Blandongan disebut sebagai yang pertama di Nusantara.
Baca SelengkapnyaBekas permukiman elite zaman Majapahit ini ditemukan secara tidak sengaja oleh warga
Baca SelengkapnyaCandi Banyunibo merupakan sebuah candi bercorak Buddha. Candi ini pertama kali ditemukan pada tahun 1940 dalam keadaan hancur lebur.
Baca SelengkapnyaDiperkirakan usia Candi Mendut lebih tua atau paling tidak sezaman dengan Candi Borobudur.
Baca SelengkapnyaCandi yang berada di Kabupaten Pasuruan ini diakui sebagai bangunan cagar budaya tingkat provinsi Jawa Timur.
Baca Selengkapnya