Mengenang Jembatan Merah Surabaya, Lalu Lintas Utama di Masa Penjajahan Belanda
Merdeka.com - Hampir setiap sudut Kota Surabaya menjadi saksi bisu perjuangan para pahlawan Indonesia dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan RI. Salah satu yang ikonik yakni Jembatan Merah di Jalan Kembang, Surabaya, Jawa Timur.
Sekilas, jembatan ini tampak tak ada bedanya dengan jembatan-jembatan pada umumnya. Hanya jembatan berwarna merah. Siapa sangka, jembatan ini dulu menjadi lalu lintas utama perdagangan di masa penjajahan Belanda.
Pembangunan Jembatan
-
Dimana Jembatan Merah Putih dibangun? Cerita di Balik Peresmian Jembatan Merah Putih di Brebes, Kini Warga Desa Terpencil Tak Lagi Terisolasi
-
Kenapa Surabaya disebut Kota Pahlawan? Banyaknya pejuang dan rakyat yang menjadi korban pertempuran serta perlawanan yang tak kenal menyerah, membuat tentara Inggris serasa terpanggang di neraka. Hal ini yang kemudian Surabaya dikenang sebagai Kota Pahlawan.
-
Bagaimana Surabaya jadi kota penting di masa kolonial? Pada masa kolonial Hindia Belanda, Surabaya adalah kota penting karena merupakan pelabuhan ekspor-impor di Nusantara.
-
Mengapa Kota Tua Surabaya dijuluki sebagai Kota Pahlawan? Keberanian arek-arek Suroboyo melawan penjajah menyebabkan daerah ini dijuluki sebagai Kota Pahlawan.
-
Dimana jembatan ini berada? Berada di jalur masuk Perkebunan Kendenglembudi Desa Karangharjo Kecamatan Glenmore Kabupaten Banyuwangi atau sekitar 10 kilometer dari jalur nasional.
-
Siapa yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia? Mari kita hormati para pemberani yang telah berjuang untuk kemerdekaan kita. Selamat Hari Kemerdekaan 17 Agustus!
©2020 Merdeka.com/wikipedia.org
Jembatan Merah dibangun atas kesepakatan Pakubowono II dari Mataram dengan VOC sejak 11 November 1743. Dalam perjanjian disebutkan bahwa beberapa daerah pantai utara, termasuk Surabaya, diserahkan ke VOC, termasuk Surabaya yang berada di bawah kolonialisme Belanda.
Sejak saat itu, daerah Jembatan Merah menjadi kawasan komersial sekaligus menjadi jalan satu-satunya yang menghubungkan Kalimas dan Gedung Residensi Surabaya. Dengan kata lain, Jembatan Merah merupakan fasilitator yang sangat penting pada era itu, sebagaimana dikutip dari eastjava.com.
Lokasi Penting
©2020 Merdeka.com/wikipedia.org
Dikutip dari liputan6.com, pada masa penjajahan jembatan merah dianggap sebagai lokasi penting. Pasalnya, kawasan ini menjadi satu-satunya akses transportasi perdagangan yang melewati Kalimas dan Gedung Residensi Surabaya.
Jembatan ini juga menjadi bukti Belanda menguasai sebagian wilayah Surabaya. Saat itu, penjajah Belanda meminta hak klaim atas beberapa daerah pantai utara di Surabaya yang dianggapnya komersil.
Salah satunya adalah kota pelabuhan Surabaya yang dianggap sangat berpotensi. Hasilnya, Surabaya memang menjadi kota dagang tersibuk yang dikuasai oleh penjajah Belanda.
Saksi Pertempuran
©2020 Merdeka.com/wikipedia.org
Selain itu, pada 10 November 1945, Jembatan Merah juga menjadi saksi dari pertempuran rakyat Surabaya-Indonesia melawan Sekutu dan Belanda. Pasalnya, mereka hendak menguasai kembali Surabaya.
Jembatan Merah merupakan jembatan legendaris yang menjadi saksi bisu salah satu pertempuran paling seru di Jawa, yakni antara arek-arek Surabaya dengan para penjajah.
Sekitar tahun 1890-an, Belanda melakukan renovasi besar-besaran terhadap Jembatan Merah. Pagar pembatas yang membatasi badan jembatan dengan sungai diganti. Dari yang sebelumnya berbahan kayu, kemudian diganti dengan besi. Warna merah dari jembatan tersebut menjadi ciri khasnya hingga sekarang.
Bangunan Bersejarah Lainnya
©2020 Merdeka.com/liputan6.com
Di sekitar Jembatan Merah, terdapat beberapa bangunan peninggalan Belanda lain yang masih difungsikan. Bangunan-bangunan itu tepatnya berada di sisi selatan Jembatan Merah.
Selain itu, ada pula pusat perbelanjaan terkenal di Surabaya yang mengabadikan nama jembatan bersejarah ini, yakni Jembatan Merah Plaza.
Jembatan Merah pernah menjadi saksi hidup dari tentara Indonesia, khususnya pahlawan-pahlawan Surabaya yang berjuang melawan kolonialisme Belanda. Oleh karena itu, Jembatan Merah adalah warisan penting bagi sejarah Indonesia. (mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Begini cerita awal pelabuhan Merak yng dipakai Belanda untuk meredam pemberontakan rakyat.
Baca SelengkapnyaSebuah jembatan kereta api yang membentang di atas jalur kereta api dibangun pada tahun 1929 untuk menghubungkan jalur kereta Batavia-Surabaya.
Baca SelengkapnyaKemendikbud Ristek bekerja sama dengan TNI AL menggelar Muhibah Budaya Jalur Rempah.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan nama-nama jalan di Belanda yang menggunakan nama daerah yang ada di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMasjid ini dulunya merupakan bagian dari kompleks alun-alun Surabaya
Baca SelengkapnyaJembatan ini diapit oleh kawasan perbukitan yang hijau, ditambah dengan aliran Sungai Serayu yang luas
Baca SelengkapnyaPembangunan jembatan ini sebagai wujud rasa hormat atas jasa Presiden Soekarno saat itu.
Baca SelengkapnyaPertempuran Tengaran terjadi pada masa Agresi Militer II, tepatnya sekitar tanggal 25 Mei 1947
Baca SelengkapnyaPada masa lalu, Kalimas adalah pintu gerbang menuju ibu kota Kerajaan Majapahit di Trowulan Mojokerto.
Baca SelengkapnyaKota Tua, jalur perdagangan strategis dan cukup populer di masa lalu. Kini, daerah tersebut menjelma menjadi destinasi wisata yang penuh dengan sejarah bangsa.
Baca SelengkapnyaTerowongan Mrawan panjangnya nyaris 700 km. Salah satu terowongan kereta api terpanjang di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenurut kisahnya, Kecamatan Lemah Abang memiliki cerita sejarah yang kuat, namun sekarang terlupakan.
Baca Selengkapnya