Mengunjungi Rumah Kelahiran Bung Karno di Surabaya, Masih Kokoh dan Terawat
Merdeka.com - Ahli waris rumah kelahiran Soekarno (Bung Karno) resmi menyerahkan pengelolaan bangunan bersejarah itu kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Rumah kelahiran Presiden pertama RI itu berada di Jalan Peneleh Gang Pandean IV Nomor 40, Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya, Jawa Timur.
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini berterima kasih atas kesediaan ahli waris merelakan pengelolaan bangunan penuh sejarah itu kepada Pemkot Surabaya. Rumah kelahiran Bung Karno itu disebut Risma sebagai kebanggaan Kota Pahlawan.
Diserahkan pada 17 Agustus
-
Siapa pemilik rumah pengasingan Bung Karno? Ternyata, rumah megah bercat putih itu milik seorang pengusaha keturunan Tionghoa yang bernama Tjang Tjeng Kwat.
-
Dimana lokasi rumah pengasingan Bung Karno? Lokasi rumah ini berada di Jalan Jeruk yang kini berganti nama menjadi Jalan Soekarno-Hatta, Kelurahan Anggut Atas, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu.
-
Apa nama asli Soekarno? Soekarno dahulu terlahir dengan nama Kusno.
-
Di mana Soekarno tinggal di Bandung? Soekarno memang pernah tinggal cukup lama di Kota Bandung.
-
Di mana Ir. Soekarno diasingkan? Melansir dari situs indonesia.go.id, pada tanggal 6 Februari 1949, Ir. Soekarno, Agus Salim, Mohammad Roem, dan Mr. Ali Sastroamidjojo pun diasingkan ke Muntok yaitu Pesanggrahan Menumbing.
-
Kapan Soekarno dilahirkan? Srimben pernah berkata kepada Soekarno kecil, kelak dirinya akan jadi pemimpin besar karena ia lahir saat fajar menyingsing.
©2020 Merdeka.com
Proses penyerahan rumah kelahiran Bung Karno dari ahli waris kepada Pemkot Surabaya dilaksanakan pada Senin, 17 Agustus 2020. Bertepatan dengan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesiam, seperti dilansir Liputan6.com, Senin (17/8/2020).
"Terima kasih para ahli waris yang sudah sudi dan berkenan merelakan rumah kebanggaan kami, ini simbol kebanggaan kami," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di depan rumah bersejarah itu.
Risma kemudian meninjau kondisi di dalam rumah bersejarah tersebut. Wali Kota perempuan pertama di Surabaya itu sempat membaca salah satu tulisan di dinding rumah kelahiran Presiden pertama RI itu.
Tempat Belajar Sejarah
©2014 Merdeka.com
isma juga meninjau beberapa tempat bersejarah yang ada di kawasan tersebut. Seperti Langgar Dukur Kayu di Kampung Lawang Seketeng dan Makam Mbah Pitono.
"Apalagi di kawasan ini banyak sejarahnya dan sudah kita beri titik-titik, seperti langgar, makam dan beberapa benda lainnya," ujar Risma.
Niat baik para ahli waris yang rela menyerahkan rumah kelahiran Bung Karno kepada Pemkot Surabaya, lanjut Risma, akan sangat bermanfaat bagi bangsa dan negara Indonesia.
Anak-anak Surabaya maupun yang berasal dari luar Surabaya bisa mempelajari sejarah di rumah kelahiran Bung Karno itu. Termasuk melihat bagaimana perjuangan Bung Karno dengan segala keterbatasannya mampu membawa Indonesia berjajar dengan negara-negara lain di dunia.
"Jadi, meskipun usia Indonesia saat itu masih sangat muda, tapi sudah bisa sejajar dengan bangsa lain di dunia, itu sungguh luar biasa dan tidak mudah," lanjutnya.
Kawasan Sejarah
©2020 Merdeka.com/liputan6.com
Menurut Risma, rumah tersebut memiliki arti sangat besar dan kuat bagi anak-anak. Oleh karena itu, ia berkali-kali memohon kepada para ahli waris rumah untuk ikhlas. Supaya rumah tersebut bisa dijadikan tempat belajar bagi anak-anak, baik anak Surabaya maupun luar Surabaya.
"Saya yakin anak-anak dari luar daerah juga akan belajar ke sini, terutama belajar bagaimana besarnya Bung Karno di tengah keterbatasannya kala itu," ujar Wali Kota Surabaya itu.
Sebelumnya, Pemkot Surabaya sudah memperbaiki beberapa infrastruktur di kawasan tersebut, termasuk pedestriannya. Beberapa benda sejarah lain juga sudah diperbaiki lantaran kawasan itu nantinya akan dijadikan objek wisata spesial.
"Saya harap warga Peneleh bersiap diri menyambut itu. Sebab, dia sangat yakin bahwa suatu saat nanti wilayah itu akan bisa menjadi kawasan wisata yang sangat besar, karena ada rumah H.O.S Tjokroaminoto dan ada beberapa peninggalan sejarah lainnya," lanjutnya.
Lebih lanjut, Risma bermimpi menjadikan kawan tersebut sebagai kawasan wisata sejarah. Ia pun memikirkan alur wisatanya hendak dimulai dari mana dan berakhir di tempat mana.
"Nah, warga di sini saya harap tetap kompak dan bersatu untuk menyambut peluang ini. Jadi, setelah kami perbaiki infrastrukturnya sejak kemarinnya, lalu selanjutnya kami mungkin akan menyiapkan warga supaya siap jadi pemandu wisata atau bahkan bisa menjual suvenir, sehingga peluang itu tidak diambil oleh warga luar," pungkasnya. (mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Provinsi Bengkulu pernah menjadi tempat pengasingan Presiden Soekarno selama era sebelum kemerdekaan dalam rentang tahun 1938-1942.
Baca SelengkapnyaBerikut penampakan kantor pertama Kementerian Luar Negeri.
Baca SelengkapnyaDi pesanggrahan ini terpajang bingkai foto Presiden Soekarno saat melakukan pidato di tangga pintu masuk.
Baca SelengkapnyaWarga setempat mengaku pernah melihat sesosok menyerupai Bung Karno di rumah tersebut
Baca SelengkapnyaBentuk bangunannya belum banyak berubah sejak awal didirikan.
Baca SelengkapnyaGanjar mengutarakan pelajaran yang dapat dipetik dari kunjungannya ke Rumah Sejarah Rengasdengklok di Karawang, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaMengunjungi rumah masa remaja Bung Karno, ada lumbung padi hingga tempat tinggal pekerja.
Baca SelengkapnyaKampanye di Ende, Ganjar Pranowo Napak Tilas di Rumah Pengasingan Bung Karno
Baca SelengkapnyaRumah sederhana itu milik Wiroredjo dan Sani, yang tak lain merupakan kakek dan nenek Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaPrabowo bersama rombongan berziarah ke makam Bung Karno.
Baca SelengkapnyaPenasaran dengan tempat wisata di Blitar? Simak informasi berikut ini.
Baca SelengkapnyaRumah itu disita setelah Guruh setelah kalah sengketa di pengadilan.
Baca Selengkapnya