Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Biar kurang wawasan, tapi warasan

Biar kurang wawasan, tapi warasan Gedung DPR. Merdeka.com / Dwi Narwoko

Merdeka.com - Katanya, DPR Orde Barusan itu hanya punya satu ruangan kecil yang diisi enam sampai delapan orang. Mereka hanya ditemani satu sekretaris. Meski mereka saat itu lebih banyak menjadi tukang ketok palu pemerintah, produktivitasnya bagusan ketimbang DPR 2009-14.

Kalau Orde Barusan itu berwujud persis mbrojolnya Supersemar 11 Maret 1966, Jumat Pahing, hari bagus, maka wukunya Pahang, dinaungi Bethara Tantra. Watak wetonnya: 'berkuasa' dan 'bakat memimpin'. Jadi, tepatlah Orde Barusan bertahta. Lagipula, kalau kelupaan ketok palu, palalu diketok pemerintah Super Semaran.

DPR 2009-14 masa Orla alias Orde Lanjutan, berbeda nasib. Produk UU No. 10/2008 Tentang pemilu legislatif tanggal 31/03/2008 itu berwuku Maktal. Bisikan wetonnya: 'kurang wawasan.' Dan sialnya, sudah kurang wawasan, ngebetnya ketok palalunya pemerintah.

Anehlah, jika budayawan Hardi menuding banyak anggota DPR yang tidak memiliki wawasan. "Lihat saja, ada anggota DPR yang malah sibuk buka gambar porno," tegas Hardi. Malahan, "Saya yakin, 80 persen anggota DPR tidak membaca," ujarnya.

Dalam hal kurang wawasan, DPR itu lebih warasan. Kalau tahu sudah dikutuk kurang wawasan, ya ngapain baca buku sediaannya perpustakaan DPR-RI? Barangkali juga, buku bukunya gak cocok kepornoannya.

Berdasarkan catatan tahun 2008, lembaga legislatif AS memiliki Library of Congress, perpustakaan terbesar di dunia, berlaskarkan lebih dari 4.000 homosapiens. Dibandingkan AS, perpustakaan Bundestag (DPR Jerman) 2013 ya bukan apa-apanya. Di situ cuma berpegawaikan 81 orang, tapi dengan 1,4 juta buku itu terang pembikin mabuk wawasan.

Mungkin jika buku dan ruangan DPR sebanyak dan seluas itu, para legislator akan kerasan ngalab wawasan, dan tentunya sembari bergambar porno tanpa dipergoki wartawan. Justru gambar porno itu olinya wawasan. Kiatnya: bosen 5 halaman, nonton dulu, lantas baca lagi, terus nonton dan seterusnya.

Di samping tenaga ahli yang melekat pada setiap legislator, lembaga legislatif AS, Jerman atau Brasil memiliki litbang yang dijubeli laskar paranormal alam kasunyatan berbagai disiplin. Umpamanya, Congressional Research Service AS, disemuti lebih dari 700 pakar. Begitu juga Wissenschaftliche Dienstenya Bundestag, setaranya Research Service, berkekuatan 272 homosapiens, sepertiganya pendekar berbagai cabang ilmu.

Di Amerika Latin, lembaga legislatif Brasil (DPR dan Senat) tahun 1999 memiliki advisory service terbaik. Badan ini dibikin, sebab ada ketentuan, tempo pembahasan dan pengesahan RUU haram bertele-tele gak waras.

Umpamanya Assessoria Legislativa DPR, berpendekarkan 188 berbagai jenis ilmu kasunyatan. Selain itu, hadir Assessoria de Orcamento e Fiscalizacao Financeira yang berperan sebagai penasihat khusus urusan Keuangan dan APBN.

Untuk Senat disediakan Consultoria Legislativa dengan 130 tenaga ahli. Khusus buat keuangan dan APBN ada Consultona de Orcamento.

Badan-badan ini tidak hanya menggarap RUU saja, tetapi juga membikinkan pernyataan terhadap satu RUU jika diminta legislator, melakukan penelitan, mempersiapkan analisa politik, memenuhi permintaan pembikinan naskah pidato para legislator.

Di samping itu, DPR dan Senat dikomplitin pusat dokumentasi dan informasi.

Naga-naganya, perlengkapan begitu gak dimiliki DPR-RI: "DPR tak punya alat untuk membuat regulasi," bongkar anggota DPR dari Fraksi PKS Fahri Hamzah, "pemerintah kemudian menggoyang independensi anggota DPR dengan segala godaan."

Sebenarnya, perkara legislator kurang wawasan itu enteng dibereskan. Contoh solusinya: 80 persen legislator gak baca buku dan kurang wawasan dipersilakan nggarap RUU produk pemerintah, sisa 20 persennya RUU bikinan DPR, sedangkan DPD ngurusin RUU buah DPR dengan pemerintah.

Terlepas dari bagaimana mengatur pembagian kerja, agaknya para legislator kurang wawasan itu warasan dengan sengaja gak slametan kala kepergok dikutuk kurang wawasan. Sebabnya, kayalah waktu buat super semiran dan super samar-samaran kawasan tadahan berbagai godaan pemerintah. (mdk/tts)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Komisi X DPR Menyoroti Pembangunan Perpustakaan di Daerah saat RDP dengan Kepala Perpusnas
Komisi X DPR Menyoroti Pembangunan Perpustakaan di Daerah saat RDP dengan Kepala Perpusnas

Kepala Perpusnas menyatakan realisasi anggaran 2023 mencapai 88,22 persen atau Rp630,125 miliar dari total Rp714,275 miliar.

Baca Selengkapnya
Cara Bupati Dico Dirikan Perpustakaan Koleksi 40.000 Lebih Buku Dinilai Tingkatkan Kualitas Literasi Warga
Cara Bupati Dico Dirikan Perpustakaan Koleksi 40.000 Lebih Buku Dinilai Tingkatkan Kualitas Literasi Warga

Perpusda Kendal berhasil memecahkan Rekor MURI sebagai Gedung perpustakaan terluas dengan 4.060 Meter persegi

Baca Selengkapnya
Dorong Peningkatan Literasi, Gedung Perpustakaan Siak Senilai Rp9,2 Miliar Resmi Beroperasi
Dorong Peningkatan Literasi, Gedung Perpustakaan Siak Senilai Rp9,2 Miliar Resmi Beroperasi

Kabupaten Siak di Provinsi Riau akhirnya memiliki perpustakaan umum baru sebagai pengganti fasilitas sebelumnya yang berada di Jalan Raja Kecik.

Baca Selengkapnya
20 Kata-kata Mutiara tentang Perpustakaan, Bikin Semangat Baca Buku
20 Kata-kata Mutiara tentang Perpustakaan, Bikin Semangat Baca Buku

Kata-kata mutiara tentang perpustakaan bisa dijadikan motivasi dan dibagikan kepada orang-orang terdekat.

Baca Selengkapnya
14 September Peringati Hari Kunjung Perpustakaan, Tingkatkan Literasi Masyarakat
14 September Peringati Hari Kunjung Perpustakaan, Tingkatkan Literasi Masyarakat

Setiap tanggal 14 September diperingati sebagai Hari Kunjung Perpustakaan. Ini daftar Perpus dengan koleksi terbaik di Indonesia.

Baca Selengkapnya
FOTO: Perpustakaan Keliling Ajak Anak-Anak Giat Membaca
FOTO: Perpustakaan Keliling Ajak Anak-Anak Giat Membaca

Pemprov DKI Jakarta menyediakan fasilitas mobil perpustakaan keliling untuk anak-anak supaya giat membaca.

Baca Selengkapnya
Kerja DPR Dinilai Masih Minim, Hanya Bisa Sahkan UU DKJ Dari 47 RUU Prioritas
Kerja DPR Dinilai Masih Minim, Hanya Bisa Sahkan UU DKJ Dari 47 RUU Prioritas

Taryono menambahkan, pengesahan 1 RUU dari 47 Daftar RUU Prioritas 2024 merupakan potret buram kinerja legislasi DPR.

Baca Selengkapnya
Potret Perpustakaan Biara Terbesar di Dunia, Punya Desain yang Luar Biasa Indah
Potret Perpustakaan Biara Terbesar di Dunia, Punya Desain yang Luar Biasa Indah

Admont Abbey menjadi tuan rumah perpustakaan biara terbesar di dunia yang juga merupakan karya seni yang menakjubkan.

Baca Selengkapnya
Pertama di Indonesia, Yuk Jelajahi Perpustakaan Anti Korupsi di Alun-Alun Kota Bandung
Pertama di Indonesia, Yuk Jelajahi Perpustakaan Anti Korupsi di Alun-Alun Kota Bandung

Di sini pengunjung bisa mendapatkan literasi seputar antikorupsi dengan mudah dan gratis.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Melalui Perpusnas akan Kirim Pesan Berantai Permudah Akses Literasi Masyarakat
Pemerintah Melalui Perpusnas akan Kirim Pesan Berantai Permudah Akses Literasi Masyarakat

Adin menjelaskan, kegemaran membaca di satuan pendidikan sudah berkembang melalui sekolah maupun perguruan tinggi.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Perpustakaan Bank Indonesia di Surabaya, Bangunan Berusia 103 Tahun yang Dulunya Rumah Pejabat
Mengunjungi Perpustakaan Bank Indonesia di Surabaya, Bangunan Berusia 103 Tahun yang Dulunya Rumah Pejabat

Salah satu perpustakaan unik di Jawa Timur yang wajib dikunjungi ialah Perpustakaan Bank Indonesia Surabaya.

Baca Selengkapnya
DPR Sahkan 23 RUU Dalam Setahun, Dinilai Bukti Capaian Kinerja Wakil Rakyat Rendah
DPR Sahkan 23 RUU Dalam Setahun, Dinilai Bukti Capaian Kinerja Wakil Rakyat Rendah

Dari taget 39 RUU Progelnas, DPR hanya dapat merampungkan 23.

Baca Selengkapnya