Duit setoran Rp 20 miliar bisa mempertajam konflik Golkar
Merdeka.com - Rencana Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golongan Karya mulai hangat menjadi perbincangan. Apalagi ada Wacana 'setor duit' Rp 20 miliar bagi para Calon Ketua Umum Partai Golongan Karya. Meski baru sekedar wacana, rupanya isu ini menjadi perhatian penting bagi Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Akbar Tandjung.
Menurut dia, setor duit ini bisa meruncingkan konflik di dalam tubuh partai berlambang beringin itu yang masih berlanjut hingga kini. Apalagi wacana itu juga baru pertama kali berhembus dalam Munaslub bakal berlangsung di Nusa Dua, Bali itu.
"Bisa saja mempertajam konflik, alasannya apa Rp 20 miliar?," ujar Akbar saat berbincang dengan merdeka.com di kantornya, Rabu, lalu.
-
Siapa yang berhasil mengelola potensi konflik di Golkar? Lanjut Dedi, Airlangga juga mampu merawat infrastruktur partai dengan mengelola potensi konflik yang baik.
-
Apa yang dibahas dalam pertemuan Golkar? “Yang intinya, menginginkan Hasta Karya ini solid, kami sampaikan bahwa sampai saat ini seluruh organisasi Hasta Karya “Hasilnya adalah memberikan kewenangan penuh pada Ketua Umum Golkar Bapak Airlangga Hartarto untuk menentukan arah kebijakan, langkah-langkah yang akan diambil terkait dengan pilpres, pileg, dan pilkada,“ tegas Ketum MKGR.
-
Kenapa Golkar harus konsolidasi? “Saya instruksikan kepada seluruh partai Golkar di Indonesia. Sekarang sedang disusun berdasarkan nomor urut dan pemilu sudah system terbuka, sehingga dengan demikian sudah waktunya sekarang untuk langsung bergerak, konsolidasi di akar rumput, rebut hati rakyat,“ katanya.
-
Bagaimana Golkar berperan? Pertemuan KTT ke-26 ASEAN-RRT menyepakati pentingnya penguatan kerjasama regional untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan mewujudkan cita-cita Asia Tenggara sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, terutama dengan adanya upgrading ASEAN-China Free Trade Agreement (FTA) 3.0 dan implementasi penuh Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
-
Apa tujuan konsolidasi Akbar Gerindra? “Kegiatan ini difokuskan untuk Dapil Banten II. Jadi pesertanya struktural partai, simpatisan, relawan yang berbasis TPS. Jadi tujuan ini konsolidasi akbar ya dalam rangka mengonsolidasikan semua potensi kemenangan Pak Prabowo dan Gerindra di Dapil Banten II,“ ujar Ketua DPD Partai Gerindra Banten, Andra Soni.
-
Mengapa Golkar penting? Kondisi geopolitik dan geo-ekonomi yang semakin kompleks, menuntut kemitraan ASEAN-RRT menjadi bagian dari solusi dan hal ini terangkum dalam ASEAN Common Statement.
Berikut petikan wawancara Akbar Tandjung kepada Marselinus Gual, Laurel Benny Saron Silalahi dan Arbi Sumandoyo dari merdeka.com.
Bagaimana pandangan Anda mengenai isu setiap Calon Ketua Umum Golkar harus menyetor Rp 20 miliar?
Saya juga bingung itu ada suara suara begitu. Ini baru saya dengar, Saya mau tanya buat apa uang 20 milyar itu?. Katanya sih untuk menghindari politik uang. Kalau menghindari politik uang itu oke bagus. Tapi apa kaitannya dengan uang 20 miliar itu. Katakan misal uang Rp 20 miliar itu diperkirakan disiapkan oleh tiga atau empat orang yang mulai disebut sebut yaitu Novanto, Ade Komarudin, Idrus, Airlangga, dan Aziz, lima. Kalau digabung itu 100 miliar apa hubungannya dengan supaya tidak bermain politik uang.
Apakah setiap pemilihan ketua umum ada setoran dari para calon?
Tidak pernah ada.
Munculnya isu ini bukan kah akan menambah persepsi buruk lagi kepada Golkar?
Bisa saja, Publik menilai Golkar ini bagimana sih masa semuanya dikaitkan dengan uang. Kalau misalnya dikatakan begini, Munas ini kita membutuhkan Rp 10 miliar atau Rp 20 miliar kemampuan DPP hanya sekitar Rp 10 miliar masih ada kekurangan kami sekian. Maka kami mintalah peserta kongres, peserta Munas, khususnya mereka yang jadi calon ketua umum juga ikut partisipasi untuk membantu untuk menyukseskan Munas itu masih oke lah yah. Tapi itukan tidak musti Rp 20 miliar. Harus jelaskan satu-satu. Katakanlah Rp 10 miliar untuk Biaya Hotel, sekian, transportasi sekian, transport sekian, rinciannya kan logis.
Katakanlah dengan rincian itu diperlukan Rp 15 miliar, kemampuan DPP cuma sekitar 10 miliar, masih kurang lima miliar. Nah kekurangan ini diminta sama siapa taruhlah diminta ramai-ramai urunan, termasuk juga mereka yang mencalonkan diminta untuk kontribusi. Kalau urunan itu, semua bisa ikut urunan. Walaupun cuma tidak dalam struktur kalau memang mau ikut kenapa tidak. Kami pun bisa kalau diminta urunan dari anggota wantim, yah tentu saya undang semua anggota wantim ayo sampean bisa kasih sejuta dua juta atau lima juta, kalau itu sih oke.
Tapi kalau 20 miliar bagi calon calon, apalagi diminta oleh lima calon itu kalau dikumpulkan 100 miliar, apa iya 100 miliar itu untuk menyelenggarakan Munas. Padahal yah pada saat Munaslub yang kami usulkan tapi tidak direspon oleh ARB pada saat itu, ARB bilang itu nanti kalau Munas lagi butuh banyak uang nanti bisa habis Rp 100 miliar, saya sudah hitung-hitung, kalau diadakan Munas pada waktu itu, saya rasa tidak sampai Rp 100 miliar, Rp 5 miliar pun bisa.
Kenapa saya katakan seperti itu, Ini akan hanya memilih ketua umum tidak ada pertanggungjawaban laporan, kan konflik soal ketua umum, tidak ada lagi itu soal laporan pertanggungjawaban. Kemudian laporan-laporan DPD-DPD juga tidak ada, langsung saja. Sehingga di hotel lah, katakan lah hitung-hitung. Bahkan saya pernah bilang sama ARB kita gunakan saja kantor DPP, kita pasang tenda, kita kasih makanan yang murah-murah, tidak sampai Rp 5 miliar bisa kok. Padahal pada waktu itu salah satu pertimbangan Aburizal untuk menggelar Munas adalah keuangan 'Munas lagi-Munas lagi berapa ratusan miliar?'. Saya berpikir waktu itu persepsi kita sama persepsi dia beda yah.
Artinya isu uang Rp 20 miliar ini bisa memecah partai Golkar jilid dua?
Bisa saja mempertajam konflik, alasannya apa Rp 20 miliar?. Yah konfliknya dalam konteks ini bisa kita redam tapi publik berpikir apa sih Partai Golkar ini kok semuanya urusannya uang. Rp 20 miliar kan banyak, dari mana calon itu mendapat Rp 20 miliar, apalagi kalau dia dikenal sebagai orang yang jujur. Kecuali kalau dia memang seorang pengusaha sukses mungkin masih bisa, kalau tidak dari dia sendiri mungkin dari teman-temanya yang pengusaha juga bersimpati pada dia. Oke deh, kita bantu deh anda karena kami mau ada pengusaha muncul sebagai ketua partai. Tapi kalau duit pribadi dari mana coba uang sebanyak itu. Kalau pengusaha-pengusaha besar kelas Aburizal bakrie ya mungkin bisa. Tapi tidak tahu jugalah mungkin aja calon-calon itu siap dengan uang Rp 20 miliar.
Kalau dilihat dari peta dukungan masing-masing calon, menurut Anda siapa yang paling kuat?
Saya belum bisa melihat peta dukungan dari bawah itu seperti apa. Yang saya tahu adalah mereka sudah turun ke bawah. Saya kira itu baik, sejauh mereka sudah turun itu juga dilakukan dengan benar dengan baik. Mereka juga pasti membawa sesuatu yang bisa di kesan kan bisa juga nanti transaksional nah itu yang harus dihindari itu. Dia datang ke daerah tentunya dengan cara dia sendiri. Kemudian dia mengundang DPD tingkat II untuk hadir dalam suatu acara yang kemudian oleh daerah dibiayai daerah, dan daerah mengatakan berkaitan penyelenggaraan ini kami mengeluarkan dana sekian minta pertimbangan jugalah calon.
Kalau itu dilakukan secara organisasi yah masih okelah. Saya sendiri juga dulu datang ke daerah, kemudian DPD satu dua dalam event yang cukup besar saya juga selalu memberikan uang kas untuk mengurangi beban mereka. Saya juga memberikan kontribusi ini sedikit bantuan dari saya, itu saya lakukan pada waktu itu. Tapi sekedar untuk mengurangi beban mereka. Tapi kalau ke daerah datang dengan semangat untuk mendapatkan dukungan kemudian dilakukan dengan melalui satu sistem atau kata formalnya melakukan transaksional nah kan itu yang tidak baik.
Kalau Anda sendiri cenderung pilih ke siapa dari lima orang ini?
Kalau secara umum saya akan memberikan dukungan kepada calon yang betul-betul menyatakan kesungguhannya, komitmennya, tekatnya untuk sepenuhnya menggunakan waktu untuk partai Golkar, untuk memajukan partai Golkar meningkatkan perolehan suara Golkar. Bahkan kalau perlu meninggalkan tugas-tugas lain dan memprioritaskan partai. Saya rasa itu calon yang cocok. Itu yang menjadi ukuran saya. Tapi saya belum bisa mengenal secara langsung di antara mereka. Kalau misalkan itu ada yang mengatakan, itu akan menjadi pertimbangan saya.
Yang paling penting, saya berpendapat ketum Golkar itu tidak boleh setengah-setengah terhadap partai, harus total. Apalagi kita ini sekarang kita sudah ketinggalan jauh. Suara Golkar ini sudah turun, menang di 2009, 2014 turun lagi. Kalau dihitung dari 2004 kita sudah kehilangan 37 kursi. Kalau kita hitung satu kursi itu sekitar 400 ribu, berarti sudah kehilangan 13 juta suara itu kan besar sekali itu. Bagaimana kita bisa mengembalikan itu, waktu juga sudah tidak panjang. Tinggal tiga tahun lagi, pemilu April 2019.
Apakah hilangnya suara itu juga karena banyak kader Golkar yang membuat partai baru, seperti Prabowo, Wiranto, dan Surya Paloh?
Ya bisa dikatakan itu. Artinya kalau kita lihat secara mendasar yang pasti pemilih Golkar itu kalau kita lihat katakanlah kita jadikan ukuran, tahun 2004 ada sekitar 24 juta suara tapi setelah itu banyak partai partai baru yang dikenal tokohnya tokoh Golkar. Antara lain Hanura Gerindra, Nasdem, PKPI juga bisa dianggap. Apalagi Wiranto, Prabowo, Surya Paloh itu ikut konvensi. Kalau tidak ada apa-apa inikan pemilih Golkar semua ini. Bagaimana kami bisa mengambil kembali pemilih yang sesungguhnya, itu tugas yang berat untuk merebut kembali. Saya tidak muluk-muluk, saya harap ketua umum nanti bisa menaikkan suara Golkar minimal melebihi dari tahun 2014. lebih bagus lagi di atas 2009 mendapat 106 kursi.
Artinya faktor faktor tokoh Golkar yang membuat partai baru ini bisa mempengaruhi suara Golkar saat ini?
Pasti..pasti. Apalagi mereka melihat Golkar saat ini dalam hatinya, untung saya sudah di sini, untung saya sudah di Gerindra, untung saya sudah di Hanura, untung saya Sudah di Nasdem.
Apakah ada hasil survei atau riset hilangnya suara Golkar ini berapa persen akibat adanya partai-partai itu?
Kalau kita lihat secara Kuantitatif sih bisa aja. Kita bisa hitung hitungan saja dari patokan kita 2004 Golkar 24 juta suara nah sekarang hitung aja berapa suara Gerindra, berapa suara Hanura, berapa suara Nasdem silakan dijumlahkan ada berapa itu saja kita ukur. kita cocokkan dengan suara Golkar yang sekarang cocok tidak 24 juta suara. Kalau cocok berarti betul valid analisa kita. Atau itu tidak pasti benar tidak mungkin persis, tapi kalau kurang lebih bisa toh, misal kan dijumlah bisa 23 juta suara atau 25 juta suara.
Apalagi kita kan pernah memenangkan pemilu, tahun 2004 saja bisa kok padahal saat itu kita sedang dalam tekanan tekanan politik terhadap partai. Kalau saat ini tidak ada tekanan terhadap partai kan justru banyak masalah karena internal kita bukan dari luar waktu itu 2004 kita dari luar. Tentu dampaknya besar, tapi kita bisa atasi.
Jika Anda lihat, apakah dengan konflik ini akan terbentuk partai lagi pecahan Golkar?
Saya juga sempat dengar itu. Tapi saya rasakan tidak mudah buat partai. Yah kalau seperti Hary Tanoe mungkinlah. Dia punya media dia punya uang, medianya sudah menjangkau pelosok masyarakat. Dari segi pendanaan dia dikenal sebagai orang yang sukses yah bisalah.
Menurut Anda bagaimana soal rekam jejak Setya Novanto yang sudah dianggap cacat di mata publik?
Kalau misalkan nanti dia terpilih sebagai ketua umum dipersoalkan di mata publik dari segi integritasnya. Publik tidak bisa kita abaikan publik bebas menentukan pilihannya pasti akan berpengaruh paling tidak akan berpengaruh terhadap pemberian dukungan kepada partai.
Anda yakin figur dari lima calon ini akan membawa Golkar lebih maju?
Ya harus pastilah itu. Itu harapan saya di antara mereka yang terbaik yang terpilih. (mdk/arb)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
JK menegaskan untuk dapat menjadi Ketua Umum Partai Golkar perlu modal yang cukup banyak.
Baca SelengkapnyaKarena, jika tidak mempunyai itu semua. Akan terasa sulit bagi orang tersebut untuk bisa menjadi ketua umum partai.
Baca SelengkapnyaMemanasnya kondisi politik di Indonesia dinilai akan menyebabkan ketidakpastian ekonomi di tanah air.
Baca SelengkapnyaAnggota Dewan menggadaikan SK ke lembaga keuangan bukanlah sesuatu yang baru.
Baca SelengkapnyaBeredar sebuah video relawan Ganjar-Mahfud yang protes usia menghadiri kampanye akbar di kota Makassar.
Baca SelengkapnyaPembahasan penting Jokowi dan Prabowo terkait kenaikan anggaran Kemenhan di 2024.
Baca SelengkapnyaKomisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bakal mendalami informasi yang disampaikan pada sidang perkara suap dan gratifikasi di Kementan itu.
Baca SelengkapnyaPembahasan penting Jokowi dan Prabowo terkait kenaikan anggaran Kemenhan di 2024.
Baca SelengkapnyaKata Fajar mata uang dollar tersebut diberikan kepada sekretaris pribadi Kasdi, Herdian secara tunai.
Baca Selengkapnya""Rp 1 triliun untuk sebuah perjalanan demokrasi tidak terlalu banyak," kata Ganjar.
Baca Selengkapnya