Koalisi PDIP Terganjal Sosok Cawapres Ganjar
Parpol ingin memastikan kadernya dipilih menjadi cawapres. Mereka mencari peluang yang lebih besar saat memutuskan berkoalisi.
Bagi parpol yang tak punya jagoan capres, sikap realitis mereka sebisa mungkin mendorong kadernya menjadi cawapres.
Koalisi PDIP Terganjal Sosok Cawapres Ganjar
Puan Maharani mengibaratkan koalisi partai politik seperti sejoli yang bercita-cita ingin menikah. Namun, jika belum jodoh, tidak bisa dipaksakan menuju ke pelaminan meski kedua mempelai memiliki banyak kecocokan.
Perumpamaan itu disampaikan Puan saat ditanya perubahan sikap Golkar yang tidak jadi berkoalisi dengan PDIP.
Padahal kedua partai telah menyiapkan tim teknis untuk membahas persiapan koalisi. Golkar sudah menunjuk Waketum Melchias Markus Mekeng, sedangkan tim PDIP dibawah komando Olly Dondokambey.
Puan melanjutkan soal perumpamaan sejoli yang hendak menikah. Menurutnya, bergabungnya Golkar dan PAN mendukung Prabowo belum memastikan terjadinya 'pernikahan'.
"Walaupun Golkar pun sudah bersama Pak Prabowo, tapi kan itu (masih belum menikah) jadi baru menuju pelaminan,"
kata Puan pertengahan Agustus lalu, di Gedung Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
@merdeka.com
Apa yang jadi pengganjal gagalnya koalisi dengan Golkar, Puan menyebut, selama ini PDIP merasa cocok bekerja sama.
"Jadi kalau memang ada faktor yang enggak bikin cocok, perlu tanyakan ke ketum Pak Airlangga," ujarnya.
Meski Golkar dan PAN sudah resmi bergabung dengan Prabowo, Puan menegaskan, PDIP tetap membuka pintu koalisi jika di kemudian hari, situasi berubah.
"Karena kami masih membuka ruang untuk berbicara, berdiskusi, namun iya karena sudah tidak cocok. Auto bubar, namun pintu dari PDIP masih tetap terbuka," tukasnya.
Soal cawapres, Puan kembali menegaskan, belum diputuskan. Semua nama sedang dipertimbangkan, termasuk nama-nama yang diusung parpol koalisi.
Sandi-AHY Diwacanakan Merespons Ganjar-Anies
Ucapan Ketua DPP PDIP Said Abdullah yang mengandaikan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan diduetkan sebagai capres-cawapres di Pemilu 2024 menuai reaksi. Banyak yang setuju, tapi tak sedikit yang menolak.
Di mata Said, Anies Baswedan adalah sosok capres yang tidak bisa diremehkan. Menurutnya, Anies dan Ganjar adalah sosok calon pemimpin yang cerdas. Said mengatakan Ganjar ataupun Anies punya rekam pendidikan yang sama merupakan lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM).
"Jika keduanya bisa bergabung menjadi satu kekuatan, tentu akan makin bagus buat masa depan kepemimpinan nasional kita ke depan, sama sama masih muda, cerdas, dan enerjik," kata Said, Senin, 21 Agustus 2023.
Pelaksana Tugas Ketua umum PPP, M Mardiono mengaku duet Ganjar-Anies belum pernah muncul dalam pembahasan koalisi.
PPP akan terus memperjuangkan Sandiaga Uno sebagai cawapres mendampingi Ganjar Pranowo. "Belum. Sampai sekarang belum pernah ada," tegas Mardiono pekan lalu dalam sebuah acara di Senayan, Jakarta.
"PPP diajarkan untuk taat asas karena PPP sebagai partai yang berasaskan Islam ya. Islam mengajarkan ketaatan-ketaatan itu, komitmen-komitmen itu, kejujuran-kejujuran itu," papar Mardiono.
Setiap keputusan partai, termasuk koalisi, diambil melalui forum partai. Tidak haram bagi PPP mengubah keputusan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Tetapi, lanjut Mardiono, harus ada forum partai yang setara, atau lebih tinggi yang bisa mengubah keputusan.
Demikian pula soal narasi yang mengusulkan Sandiaga diduetkan dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) jika duet Ganjar-Anies berlanjut. Mardiono menyebut sah-sah saja. Bahkan PPP mendorong agar pikiran-pikiran yang seperti itu lahir dari semua elemen bangsa.Namun, Mardiono kembali menegaskan sikap PPP soal koalisi untuk terus konsisten bersama PDIP mencalonkan Ganjar Pranowo dengan Sandiaga.
"Tapi sekali lagi PPP tidak dalam konteks memutuskan, tapi memperjuangkan, menawarkan. Yang kita tawarkan itu juga atas kriteria-kriteria, bukan karena namanya atau bukan karena personality-nya," ujarnya.
Memperebutkan Posisi Cawapres
Bagi parpol yang tak punya jagoan capres, sikap realitis mereka sebisa mungkin mendorong kadernya menjadi cawapres. Bertahan karena iming-iming cawapres, atau menyeberang karena peluang di kubu lain lebih besar.
Tiga poros koalisi dengan masing-masing capres hingga kini masih menunggu. PDIP disebut akan mengumumkan pendamping Ganjar di bulan September.
Bergabungnya Golkar dan PAN, membuat peluang Muhaimin Iskandar mendampingi Prabowo mengecil. Sedangkan Anies Baswedan masih sibuk dengan Tim Delapan mencari cawapres di saat desakan Demokrat kian kuat mengumumkan nama AHY.
Manuver Golkar dan PAN yang kini berlabuh ke koalisi Prabowo menunjukkan kedua partai ini sulit memastikan tokoh yang mereka inginkan menjadi cawapres Ganjar.
Waketum Golkar Melchias Markus Mekeng mengungkapkan, belum ada pembahasan apapun dengan PDIP. Termasuk soal cawapres
Mekeng mengaku tidak dilibatkan Airlangga terkait keputusan berubah haluan ke Prabowo. "Kan saya habis kita pertemuan dengan Mbak Puan, besoknya saya langsung ke dapil. Pulang baru kita mau ketemu. Ya sudah begini, mau gimana lagi kita," kata Mekeng.
Sekjen Gerindra Ahmad Muzani hanya menjawab diplomatis soal deal dibalik bergabungnya Golkar dan PAN. Muzani menyebut, Golkar dan PAN melihat Prabowo sebagai sosok yang memiliki cara pandang dan visi yang bisa mempersatukan Indonesia.
"Yang bisa membawa Indonesia ke arah yang lebih baik. Yang bisa mengangkat harkat dan martabat keadilan sosial dan bisa memberantas kemiskinan," ujarnya pekan lalu.
Sedangkan Sekjen PPP Arwani Thomafi mengatakan, partainya masih setia bersama PDIP. Koalisi dengan PDIP merupakan amanat Rapimnas V yang memutuskan mendukung Ganjar Pranowo sebagai capres. Demikian juga dengan hasil Rapimnas VI yang menetapkan PPP memperjuangkan Sandiaga Uno sebagai cawapres Ganjar.
Koalisi yang disepakati, lanjut Arwani, merupakan amanat dari keputusan masing-masing partai. PPP menghormati pilihan politik setiap parpol.
"Apa yang diambil sebagai sebuah sikap pilihan dari sahabat-sahabat kami di parpol lain, tentu harus kita hormati ya. Kami juga tidak bisa membaca hati, pikiran orang per orang. Tetapi prinsipnya, di pemilu ini kita hormati pilihan politik masing-masing," jelasnya.
Menanti PDIP Umumkan Cawapres
Sikap PDIP tampak adem ayem setelah ditinggal Golkar dan PAN. Ketua DPP Djarot Saiful Hidayat mengungkapkan, seluruh pengurus diminta fokus untuk turun ke bawah, menyatu dengan rakyat jelang pemilu.
Dalam berkoalisi, kata Djarot, tidak boleh ada paksaan. Harus ada kesukarelaan atas dasar kepentingan bersama. Djarot menepis nama cawapres yang menjadi penyebab Golkar dan PAN balik arah.
Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat
"Kalau masalah cawapres itu kan ada waktu khusus sendiri, masih sangat lama ya, dan itu harus dibicarakan bersama-sama dengan ketua umum, Ibu Mega nanti akan berdiskusi, berdialog dengan para ketua umum bersama-sama dengan Pak Ganjar tentunya," ujarnya.
PDIP juga akan mendengarkan masukan dari Presiden Jokowi soal kandidat cawapres.
Ketua DPP Said Abdullah juga mengatakan hal yang sama. Koalisi atau kerja sama yang dibangun dengan parpol lain, tidak didasarkan pada pola-pola transaksional dan bagi-bagi sumber daya ekonomi.
"Jadi kita tidak boleh baper bahwa PDI Perjuangan ditinggal. Kami tidak merasa ditinggal. Itu kedaulatan dan otonomi Golkar, otonominya PAN, kami menghormati semuanya," ujar Said.
Di sisi lain, lanjut Said, tanpa banyak parpol, koalisi PDIP lebih ramping dan efisien dalam pertarungan pilpres. Koalisi PDIP tidak akan disibukkan oleh langkah-langkah taktis yang dilakukan partai-partai politik.
PDIP menginginkan ada diskursus tentang Indonesia ke depan setelah era Jokowi berakhir.
"Toh kalau kemudian terjadi 3 pasangan, akan diuji oleh publik gagasannya, kebijakan-kebijakannya tentang Indonesia ke depan. Kan bukan diuji seberapa banyak partainya, kunciannya kan disitu," ujarnya.
Sementara Sandiaga Uno menyatakan, koalisi bukan dilihat berapa banyak jumlah parpol yang bergabung. Koalisi parpol harus menjawab berbagai persoalan di masyarakat.
"Yang penting kita dekat dengan rakyat, siapapun koalisinya, berapapun jumlah pesertanya, apakah itu besar atau ramping. Tapi yang dekat dengan rakyat, yang bisa menangkap aspirasi rakyat," kata Sandi.
Soal peluangnya menjadi cawapres Ganjar setelah Golkar dan PAN meninggalkan PDIP, Sandiaga menyatakan optimistis tapi tetap realistis.
Jangan sampai muncul pernyataan-pernyataan yang menggangu kenyamanan komunikasi yang sudah terbangung antara PPP dengan PDIP.
"Masih ada dua bulan. Saat ini masih rapat internal PPP. Setelah itu kita sampaikan ke koalisi nanti keputusannya. Tentunya yang terbaik untuk partai," pungkas Sandiaga.