Memutus rantai paedofilia
Merdeka.com - Pendiri Lentera Anak Bali, Luh Anggraeni masih ingat saat mendatangi satu anak korban paedofilia di perkampungan nelayan di Bali. Memori peristiwa kelam di masa lalu terus membayangi dan tak bisa hilang. Sekuat tenaga anak itu mencoba melupakan, beragam cara dilakukan, tetap saja tak bisa dilupakan.
Anak itu tetap bermain bersama teman-temannya. Dia bermain sepak bola. Tetapi tujuannya bukan sekadar bermain. Pengakuannya kepada Anggraeni, dia berlari kencang mengejar bola ke sana dan ke sini hanya untuk melupakan peristiwa pelecehan seksual yang dialaminya. "Lalu dia berenang, menenggelamkan diri ke laut. Dia teriak sekeras-kerasnya supaya bisa lupa. Mereka bersusah payah. Ini membuktikan dampak paedofil itu tidak main-main," ujar Anggraeni saat berbincang dengan merdeka.com, Selasa pekan lalu.
Anggraeni juga teringat kasus paedofil warga negara Jerman yang mencabuli sembilan anak-anak di Bali pada 2006. Meski waktu terus berjalan, memori itu tidak bisa hilang. Selang enam tahun setelah peristiwa itu, tepatnya pada 2012, Anggraeni dan beberapa aktivis perempuan mencoba menemui korban. Dia mengajak seorang psikiater untuk berbincang dengan korban. Dia terkejut, otak mereka sudah penuh dengan sensasi pencabulan.
-
Kenapa sindiran ke anak buruk? Meskipun sindiran sering dianggap sebagai cara yang efektif untuk mendidik anak, namun sebenarnya sindiran dapat berdampak buruk bagi perkembangan anak.
-
Mengapa anak-anak dikorbankan? Pemakaman anak-anak di gundukan ini mungkin merupakan persembahan untuk memberi energi pada ladang,' kata Prieto, seperti dikutip Live Science.
-
Siapa yang perlu melindungi anak? Psikolog Klinis Anak dan Remaja Vera Itabiliana Hadiwidjojo mengimbau agar orangtua dapat mengajarkan anak melakukan perlindungan diri.'Ajari anak untuk berteriak dan lalu menghindari pelaku atau cari orang dewasa lain untuk minta perlindungan,' jelas Vera saat dihubungi di Jakarta, dilansir Antara, Rabu (31/7).
-
Kenapa anak-anak dikorbankan? Arkeolog Ungkap 1000 Tahun Lalu Ratusan Anak Jadi Tumbal Pengorbanan untuk Dewa Hujan, Ternyata Ini Tujuannya atau dikorbankan untuk mendukung siklus pertanian jagung dan sebagai korban persembahan kepada dewa hujan oleh penduduk pada masa kejayaan Chichén Itza .
-
Bagaimana orang tua seharusnya mendidik anak agar tidak melakukan perundungan? 'Ini PR besar orang tua, bahwa sedari dulu berusaha menjalin relasi, membantu anak mengenali dirinya, meregulasi emosinya, bantu anak untuk bisa punya karakter yang baik. Melampiaskan emosi-emosi dengan cara yang suportif. Tidak membahayakan dirinya maupun orang lain,'
-
Bagaimana anak-anak dikorbankan? 76 anak-anak itu dibelah dadanya dan dalam keadaan telanjang dengan pakaian berada di sampingnya. Dada mereka telah dipotong terbuka dari tulang selangka hingga ke tulang dada. Tulang rusuk mereka dipaksa terbuka, yang kemungkinan untuk mendapatkan akses ke jantung mereka.
Cukup sudah sederet kasus paedofilia yang dialami anak-anak di Bali. Jangan ada lagi anak-anak Bali jadi korban predator. Sebab anak adalah tumpuan keluarga, masyarakat dan bangsa. Apalagi bagi masyarakat Bali yang mayoritas beragama Hindu di mana anak dipandang sebagai manusia suci yang dilindungi dewa dan leluhurnya.
Bukan tidak mungkin rantai kasus paedofil diputus. Semua pihak harus ambil bagian untuk menghentikan ini.
"Demi anak-anak Bali. Keluarga, masyarakat, pejabat desa, polisi sampai hakim harus ambil bagian,"ujar aktivis perempuan dari Pusat Pemberdayaan Terpadu Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Denpasar Siti Saparuah.
Kunci utama pada keluarga. Pola asuh dan cara mendidik anak faktor utama mencegah terjadinya pelecehan seksual pada anak. Menurutnya, anak perlu ditanamkan pendidikan seks, pemahaman soal tubuh yang harus dijaga, soal etika, moral, dan jangan mudah percaya pada orang lain. Sekalipun keluarga dan tetangga dekat. Masyarakat dan lingkungan sekitar juga harus berperan aktif. Jangan mendewakan turis asing hanya karena dia memberikan bantuan pendidikan dan pemberdayaan ekonomi.
Penegak hukum punya peran penting membuat pelaku paedofil mengurungkan diri datang ke Bali. Dia berharap, polisi bisa lebih aktif ketika mendengar isu ada orang asing yang diduga melakukan pencabulan. Jangan hanya menunggu laporan dari masyarakat. Sebab, masyarakat belum tentu berani membuat laporan. Petakan wilayah-wilayah di Bali yang memang rawan terjadinya kasus kekerasan seksual terhadap anak.
"Polisi jangan hanya jadi pemadam kebakaran. Lalu hakim, beri hukuman seberat-beratnya pada pelaku, jangan hanya mengacu pada ancaman hukuman maksimal," ujarnya dengan tegas.
Psikiater Prof Luh Ketut Suryani teringat seorang paedofil yang telah telah melakukan kekerasan seksual pada seribu anak. Paedofil itu menulis sebuah buku, di mana di dalamnya berisi pesan yang bisa dijadikan pegangan untuk menghindari anak dari pelaku paedofil. "Kalau ingin anak-anak Anda tidak menjadi korban, berikanlah anak-anak Anda kasih sayang. Luangkan waktu untuk mereka karena mereka memerlukan Anda sebagai orangtuanya," ujar Suryani mengutip pernyataan si pelaku paedofil.
Dia mengamini pernyataan itu. Sebab, kecenderungan korban paedofil karena kurangnya perhatian serta kasih sayang dari orangtua. Tengok saja anak jalanan, atau anak-anak yang tak diperhatikan karena orangtuanya sibuk bekerja. Kondisi ini yang dimanfaatkan paedofil. Saat ini, banyak orangtua sibuk mencari uang dengan alasan untuk kebutuhan pendidikan agar anaknya menjadi orang sukses di kemudian hari.
"Jangan lupa bahwa orang berhasil itu bukan karena uang tetapi yang paling penting adalah dia merasa dihargai, dicintai, disayangi dan merasa diharapkan," ujarnya.
Pencegahan atau upaya memutus rantai paedofil harus dilakukan serius dan massif. Utamanya dari lingkungan terkecil yakni keluarga. Lengah sedikit, paedofil akan menjadi penghancur masa depan anak dan keluarga. Psikologi dan kejiwaan anak berpotensi terganggu. Anak akan mengalami depresi berat dan bisa berujung menjadi pelaku paedofil di kemudian hari.
Menurut Suryani, sebanyak 20 persen korban paedofil akan menjadi pelaku. Sebab korban akan melakukan hal sama dan berdampak sangat mengerikan. "20 persen korban akan menjadi pelaku paedofil. Dia seakan mau membalas dendam, mencari yang bisa digitukan (dijadikan korban). Jadi banyak efeknya yang mengerikan juga," tuturnya.
Suryani menegaskan, paling penting sebagai upaya pencegahan adalah memberikan kasih sayang kepada anak. Dengan begitu anak tidak akan mudah tergoda dengan orang lain yang punya niat jahat dengan berbalut kebaikan hati. Tanamkan pendidikan dan pemahaman mengenai pentingnya menjaga tubuh mereka.
Anak-anak juga harus dilatih berani bicara. Suryani berkaca pada kasus-kasus kekerasan seksual, di mana kebanyakan anak memilih diam seribu bahasa. Ada beberapa kemungkinan yang melatarbelakangi mereka tidak bersuara. Mulai dari kesulitan memberikan gambaran kejadian yang dialaminya sampai tertekan karena diancam pelaku. Orangtua juga harus merespon dengan bijak dan tanpa emosi. Sebab, memarahi anak korban paedofil justru membuat mereka semakin tertekan mentalnya.
"Kalau sering dimarahi coba lihat korban korban itu akan diam dia, enggak berani bicara," ujarnya. (mdk/arb)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikan pemahaman pada anak pentingnya menjaga tubuh mereka agar terhindar dari pelecehan seksual
Baca SelengkapnyaMencegah anak menjadi tukang bully bisa dilakukan oleh orangtua dengan cara parenting yang repat.
Baca SelengkapnyaBisnis konten 'Video Gay Kids' yang dibongkar Polda Metro Jaya menjadi bukti rentannya anak-anak Indonesia menjadi korban eksploitasi pornografi.
Baca SelengkapnyaContoh dan ajaran dari orangtua menjadi hal penting untuk cegah pelecehan seksual pada anak.
Baca SelengkapnyaSementara itu, satu pelaku berinisial YS kini masih berstatus buronan.
Baca SelengkapnyaKasus perundungan di Cilacap membuat publik geram. Namun pantaskah pelaku yang masih anak di bawah umur dipenjarakan?
Baca SelengkapnyaPolisi Diminta Dampingi Psikologis Anak dan Istri korban Pencabulan Oknum Petugas Damkar
Baca SelengkapnyaPada tahun 2021, korban eksploitasi anak sejumlah 147, namun KPAI hanya mendapatkan 14 pengaduan yang masuk.
Baca SelengkapnyaAnak yang terlibat sebagai pelaku perundungan harus segera ditindak, serta penanganan yang tepat dan segera sangat penting untuk menciptakan perubahan positif.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi III DPR Ahmad Sahroni menemui tersangka perundungan di Surabaya, Ivan Sugiamto.
Baca SelengkapnyaDirjen HAM menyebut tindakan merundung bisa mencederai martabat dan merugikan seseorang.
Baca SelengkapnyaPolisi diminta tindak tegas pelaku tawuran agar tidak menimbulkan korban jiwa.
Baca Selengkapnya