Mengenal Jack dan Baron, jawara buaya dari Blanakan
Merdeka.com - Baron, 34 tahun ngambek ketika burung bangau yang diikat dengan tali rafiah hitam itu dilempar ke atas kolam. Matanya kedip-kedip dan giginya langsung mengapit dua burung bangau yang dilempar itu. Tiba-tiba dia memuntahkan dan ogah diajak naik ke darat.
"Ayo baron naik," kata Imron, pawang buaya di Penangkaran Buaya Blanakan, Kabupaten Subang, Jawa Barat, dua pekan lalu. Baron merupakan buaya jantan Blanakan. Buaya seberat 800 kilogram dengan panjang 6,5 meter ini merupakan artis di Penangkaran Buaya Blanakan. "Kalau hari Minggu suka ada atraksi," ujar Imron menambahkan.
Sekilas hewan reptil purbakala ini memang menyeramkan bagi para pengunjung di Penangkaran Buaya Blanakan. Bukan tanpa sebab, hewan ini bukan jenis binatang bersahabat dengan manusia. Jangan harap bisa bermain-main dengan buaya, salah-salah orang pun bisa dimakan.
-
Kenapa Raja Majapahit marah? Mendengar banyak warga lokal masuk Islam, Raja Majapahit marah besar khawatir kekuasaannya hancur.
-
Siapa yang merasa marah? Jordi Onsu, pamannya, merasa marah. Jordi menegaskan bahwa Betrand Peto telah diberi kasih sayang penuh oleh keluarga Ruben Onsu dan tidak pernah dianggap sebagai anak angkat, tetapi sebagai bagian dari keluarga.
-
Mengapa buaya menyerang korban? 'Korban ini meninggal dunia setelah kakinya digigit buaya, lalu satwa tersebut menghempaskan tubuh korban berkali-kali di Sungai Selagan,' katanya seperti dilansir dari Antara, Senin (15/4).
-
Ikan Kapal Burak itu apa? Kuliner ini diolah dari kepala ikan manyung yang dimasak dengan kuah santan dan asam-asaman.
-
Dimana buaya menyerang korban? 'Korban ini meninggal dunia setelah kakinya digigit buaya, lalu satwa tersebut menghempaskan tubuh korban berkali-kali di Sungai Selagan,' katanya seperti dilansir dari Antara, Senin (15/4).
-
Kenapa buaya itu dievakuasi? Proses evakuasi buaya itu berlangsung menegangkan lantaran hewan buas itu sempat mengamuk saat hendak diamankan.
Tapi tidak dengan Jack dan Baron. Dua buaya di Penangkaran Buaya Blanakan ini memang dikenal manja kepada sang pawang. Makan pun tak mau sendiri. Jack dan Baron kudu disuapi biar perutnya terisi. Saking manjanya, kalau dipanggil, dua buaya ini langsung meluncur di dalam air menuju sang pawang berada. Hanya matanya terlihat di dalam air.
Kamis siang dua pekan lalu, Baron terlihat ogah-ogahan buat difoto bareng pengunjung. Untuk memanggil Baron ke daratan di dalam kandang pun butuh waktu lama. Padahal jika tidak ngambek, Baron mudah buat diajak kontak dengan manusia. Jangan kan buat difoto, dinaiki badannya pun Baron bersedia.
Kebetulan Baron memang sedang marah kemarin. Dia merasa kesal dengan Jack karena telah memukulinya. "Dia lagi ngambek," kata Imron.
Rupanya buaya juga bisa ngambek. Menurut penuturan sang pawang, hewan reptil ini juga punya perasaan seperti manusia. Dia juga butuh kasih sayang. Kalau mendapat perlakuan kasar, buaya tak segan-segan buat menggigit. Apalagi jika temannya sesama buaya juga tak bersahabat. Aksi pukul-pukulan pun bisa membuat bulu kuduk ini merinding melihatnya.
Lalu bagaimana buaya itu berkelahi? Imron menuturkan jika aksi main gigit bisa-bisa membuat buaya tewas. Buntut buaya juga tak segan-segan buat menampar lawannya saat berkelahi. "Di kandang ini Jack paling galak. Dia mukulin siapa saja termasuk buaya cewek," tutur Imron.
Jack merupakan pejantan terbesar di Penangkaran Buaya Blanakan. Berat Jack 1 ton dengan panjang tujuh meter. Selain Jack dan Baron, ada juga lima buaya wanita. Mereka adalah Siti, Sri, Munaroh, Buntung dan Selvi. Ketujuh buaya ini merupakan hewan cikal bakal buaya di Penangkaran Blanakan. Mereka didatangkan dari Kalimantan dan masuk ke dalam jenis buaya air tawar.
Dulu ketika datang ke Blanakan tahun 1980-an sebetulnya ada 12 buaya. Namun kini tinggal tujuh buaya lantaran mereka mati ketika berkelahi. Umur mereka semua nyaris sama, kebanyakan berusia sekitar 34 tahun. Dari hasil perkawinan buaya di Blanakan, kini terdapat 430 ekor.
Masing-masing dari mereka dipisahkan sesuai umur. "Dari buaya cewek, Siti yang paling nurut," ujar Imron.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cerita istri Plt Gubernur Kalimantan Timur singgung soal buaya Riska yang sempat mogok makan.
Baca SelengkapnyaTanpa diduga, sebanyak tiga ekor buaya yang nampak buas muncul dari gorong-gorong. Peristiwa ini membuat satu kampung geger.
Baca SelengkapnyaProses evakuasi buaya berukuran cukup besar ini menghebohkan warga sekitar.
Baca SelengkapnyaBaru buaya titipan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang berukuran 3 sampai 5 meter setelah lepas dari penangkaran ditangkap.
Baca SelengkapnyaPesona danau dengan latar belakang Gunung Batur ini menyita perhatian siapapun yang berkunjung, apalagi setelah mengetahui kisah di balik keindahannya
Baca SelengkapnyaApapun latarbelakangnya, pembunuham hewan dilindungi melanggar undang-undang.
Baca SelengkapnyaSaat ini, buaya tersebut telah diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Baca SelengkapnyaSaat kejadian, korban bersama anaknya. Melihat ayahnya diterkam buaya, anak korban langsung pergi melapor dan mencari bantuan kepada warga.
Baca Selengkapnya