Pandai Ambil Hati Bangsawan hingga Warga Biasa, Begini Kisah Fatimah binti Maimun Pendakwah sebelum Walisongo
Fatimah binti Maimun merupakan pendakwah Islam di tanah Jawa sebelum Walisongo. Sosok Fatimah mencuri perhatian masyarakat biasa hingga bangsawan.
Pendakwah Islam di Jawa sebelum Walisongo
Pandai Ambil Hati Bangsawan hingga Warga Biasa, Begini Kisah Fatimah binti Maimun Pendakwah sebelum Walisongo
Fatimah binti Maimun merupakan pendakwah Islam di tanah Jawa sebelum Walisongo. Sosok Fatimah mencuri perhatian masyarakat biasa hingga bangsawan di wilayah Jawa Timur.
Pandai Ambil Hati
Siti Fatimah binti Maimun disebut sebagai tokoh kunci proses Islamisasi di tanah Jawa yang mampu menembus dinding kerajaan Majapahit. Meskipun berbeda kepercayaan, para bangsawan bersikap baik terhadap Fatimah.
Sementara itu, metode dakwah yang dilakukan sambil berdagang memungkinkan ia bertemu dan bercengkrama dengan masyarakat lokal.
-
Siapa yang berhasil mengislamkan penduduk di Desa Lemahireng? Pada akhirnya, Nyai Basyaruddin berhasil meluluhkan hati para penganut ilmu hitam.
-
Bagaimana Hasanuddin menyebarkan Islam di Banten? Para ahli menyimpulkan bahwa selama itu pula proses konversi Islam terjadi di Banten.
-
Bagaimana Wali Songo menyebarkan Islam? Para Wali Songo menyebarkan agama Islam dengan pendekatan budaya, yaitu memadukan seni budaya lokal dengan ajaran Islam.
-
Siapa yang menyebarkan Islam di Bengkulu? Melansir dari situs indonesia.go.id, Festival Tabot pertama kali dipentaskan oleh Syeh Burhanuddin atau dikenal dengan Imam Senggolo pada tahun 1685. Ia merupakan tokoh penyebar agama Islam pertama di tanah Bengkulu.
-
Bagaimana Walisongo menyebarkan Islam di Jawa? Walisongo menggunakan berbagai cara dakwah yang inovatif dan adaptif terhadap budaya lokal. Metode dakwah mereka yang bijaksana dan inklusif memungkinkan Islam diterima dengan baik oleh masyarakat yang sebelumnya menganut kepercayaan Hindu, Buddha, dan animisme.
-
Bagaimana Masjid Agung Bangkalan memperluas dakwahnya? Guna memperluas jangkauan dakwahnya, kini Masjid Agung Bangkalan mengunggah tausiyah-tausiyah kiai melalui akun YouTube.
Saudagar
Fatimah tidak hanya dikenal sebagai seorang pendakwah Islam. Ia juga merupakan saudagar yang datang dari Kedah Malaka dan bermukim di Gresik, Jawa Timur.
Fatimah binti Maimun meninggal pada hari Jum’at 12 Rabiu’ul Awal, tahun 495 Hijriah atau 1101 Masehi. Ia dimakamkan di kompleks makam Leran, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik.
Kompleks makam Leran merupakan bukti adanya masyarakat muslim di pantai utara Jawa pada abad ke-11. Sekaligus membuktikan adanya rute perdagangan saudagar muslim melalui Selat Malaka dan Semenanjung Malaya hingga ke Tiongkok yang berdampak adanya kontak langsung dengan pantai utara Jawa.
Teladan
Kisah hidup Fatimah binti Maimun dapat menjadi teladan bagi masyarakat hari ini, terutama perempuan. Fatimah adalah saudagar perempuan yang mandiri, cerdas, dan menghargai doktrin islam tanpa mencela orang yang berbeda keyakinan.
Selama dakwah, Fatimah dikenal sebagai sosok yang tetap menghargai budaya masyarakat Gresik saat itu. Ia tidak memaksakan warga masuk Islam.Adapun di kawasan Leran, tempat Fatimah dan ayahnya bermukim, tidak hanya dihuni penduduk lokal, tetapi juga keturunan Cina, bahkan Arab. Usia Fatimah ketika itu 17 tahun dan telah berjilbab. Banyak orang mempertanyakan jilbab yang dikenakannya. Fatimah pun menjawab berbagai soal perihal kerudung yang dia kenakan, beserta hukum dan hikmah di balik tuntunan tersebut.
Penjelasan Fatimah yang disampaikan dengan lemah lembut membuat banyak warga sekitar tertarik masuk Islam.
Didatangi Raja Majapahit
Mendengar banyak warga lokal masuk Islam, Raja Majapahit marah besar khawatir kekuasaannya hancur. Ia pun bertekad turun tangan langsung untuk menyerang kawasan Leran.
Raja tidak membawa persenjataan lengkap seperti perang-perang sebelumnya karena Fatimah dan ayahnya hanya datang bersama 14 orang kawanannya.
Raja pergi bersama dengan 13 pengawalnya dengan berkuda. Sesampainya di sana, sang raja kagum dengan kedamaian penduduk Leran. Mereka rajin datang ke surau dan bershalawat untuk Rasulullah SAW. Tak lama setelah melihat keadaan penduduknya, dia bertemu dengan Fatimah dan terpukau dengan kecantikannya.
Ada literatur yang menyebutkan Raja Majapahit yakni Raja Brawijaya memiliki hubungan khusus dengan Fatimah binti Maimun. Namun, informasi ini belum bisa dipastikan kebenarannya.
(Foto: Kemdikbud RI)
Makam Leran
Kompleks makam ini terdiri dari beberapa makam, yakni makam Fatimah binti Maimun, serta terduga makam audara dan pengikutnya. Kompleks makam ini memiliki arsitektur khas yang identik dengan ciri bangunan era kerajaan Hindu-Buddha, seperti dilansir dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id.
(Foto: Kemdikbud RI)