Pekerjaan kotor dan permukiman tak lazim
Merdeka.com - Dua buah majalah dewasa, buku kumpulan tasawuf amanah, kartu remi, dan sebuah cermin mini teronggok begitu saja di atas sebuah kotak coklat. Pemiliknya, Aleks Sander (42) sibuk menyapu air hujan yang mulai menggenang lantai kamarnya yang sempit.
Sore pekan lalu merdeka.com berkesempatan melihat kehidupan Aleks dari dekat. Saat hujan turun dengan derasnya dan air mulai masuk ke biliknya melalui lubang di antara pipa PDAM dan jembatan, Aleks tetap tenang. Meski sudah ditutupi terpal di atasnya, bilik sempit itu tak luput dari air hujan.
Aleks adalah salah satu dari puluhan penghuni bilik beton di bawah jembatan penyangga pipa air milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
-
Kenapa warga kesulitan air bersih? Kekeringan tahun ini disebabkan oleh fenomena El Nino yang membuat curah hujan sangat rendah.
-
Siapa yang kesulitan mendapatkan air bersih? Dampak bencana kekeringan rupanya sangat dirasakan warga di Dusun Bisang. Di sana lahan-lahan kering kerontang. Sumur-sumur warga mengering. Satu-satunya sumber mata air berada di atas bukit. Warga berbondong-bondong untuk mengambil air dari sana.
-
Bagaimana warga mengatasi kesulitan air di Jawa Tengah? Warga pun terpaksa mencari air di dalam hutan yang jaraknya mencapai satu kilometer dari desa mereka.'Kondisinya sudah berlangsung sebulan ini. Padahal kebutuhan air ini untuk memasak dan mandi,' kata Suratmi, salah seorang warga Desa Garangan yang terdampak kekeringan, dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Rabu (18/9).
-
Siapa yang melakukan pemalakan? Dijelaskan bahwa oknum di PPDS Anestesi Undip ini meminta uang senilai Rp20-40 juta. Permintaan uang ini bahkan berlangsung sejak dokter Risma masuk PPDS Anestesi sekitar bulan Juli hingga November 2022 lalu. 'Dalam proses investigasi, kami menemukan adanya dugaan permintaan uang di luar biaya pendidikan resmi yang dilakukan oleh oknum-oknum dalam program tersebut kepada almarhumah Risma. Permintaan uang ini berkisar antara Rp20-Rp40 juta per bulan,' ungkap Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril pada Minggu (1/9).
-
Mengapa warga Grobogan kesulitan mendapatkan air bersih? Krisis air bersih sudah berlangsung hingga berbulan-bulan. Kondisinya kian parah. Kehidupan warga makin susah.
-
Apa saja akibat kekurangan air bersih? Sehingga berpotensi menimbulkan penyakit kulit, infeksi pencernaan, dan lainnya.
Sudah beberapa tahun terakhir Aleks mendiami celah sempit tiang penyangga saluran pipa PDAM. Sejak berpisah dari istrinya, Aleks mencoba bertahan hidup di ibu kota dengan cara berdagang bir dan minuman ringan di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Aleks menjadikan celah sempit itu sebagai titik balik hidupnya yang kelam. Di masa mudanya, Aleks terkenal sebagai pencopet dan penodong. Tapi dia memiliki harapan bisa diterima di lingkungan masyarakat. Salah satu caranya mencari pekerjaan halal.
"Saya sudah melamar sebagai tukang sapu jalan dan pembersih sampah di kali, tapi jawabannya iya iya saja. Jujur, saya sudah capek dengan pekerjaan kotor, saya ingin melakukan hal yang baik," katanya.
Aleks mengaku pernah diminta tinggal bersama putri sulungnya yang sudah menikah. Namun rasa malu dan tidak ingin membebankan anaknya itu membuat dia bertahan di sempitnya bilik beton. Di tempat ini Aleks justri merasa hidup dan bebannya bisa dikurangi.
"Saya tidak pernah merasakan namanya kebahagiaan dalam hidup tapi di sini saya lebih bebas dan nyaman," ujar ayah dari tiga orang anak ini.
Aleks sadar betul bahwa dirinya tinggal di tempat yang tidak sesuai peruntukannya. karena itu dia siap angkat kaki jika digusur pemerintah daerah. Hanya saja syaratnya dilakukan dengan baik, bukan dengan kekerasan.
"Selagi diperbolehkan ya kita tempatin. Kalau saya enggak pernah mengadakan perlawanan. Saya enggak bodo kok. Pemerintah kan punya hak. Kita harus tahu siapa kita, apa pekerjaan kita. Saya bilang, saya ini Aleks. Pekerjaan saya serabutan dan saya tinggal di tempat yang tidak lazim. Jadi, cap-nya sudah jelas, (saya) orang tidak benar. Jadi buat apa kita mengaku benar."
Ketua RT05 Kelurahan Kota Bambu, Palmerah, Jakarta Barat, Hidayat menuturkan, keberadaan mereka dianggap meresahkan karena sering melakukan pencopetan dan penodongan. Selain tidak terdata, keberadaan mereka, dianggap merusak estetika mengingat kawasan itu seharusnya bebas penghuni liar dan sering dirazia petugas.
"Ya meresahkan juga, mereka sering copet. Saya yang tangani ke sana," jelas Hidayat. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemunculan 'pocong' di Jalan Margonda Raya membuat resah warga Depok.
Baca SelengkapnyaPelaku membersihkan got tanpa adanya permintaan dari pengurus lingkungan setempat.
Baca SelengkapnyaSatpol PP Depok menyisir sepanjang jalan Raya Margonda untuk mencari 'pocong' yang berkeliaran di Depok
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan beberapa pria yang rela bekerja di bawah tanah membuat pawon demi memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Baca SelengkapnyaLelahnya fisik seolah hilang, setelah hasil mengamen mereka belanjakan untuk makan.
Baca SelengkapnyaSuasana malam di salah satu pemukiman padat penduduknya terasa begitu berbeda.
Baca SelengkapnyaGang tersebut tampak kumuh dan dipenuhi rumah-rumah penduduk.
Baca SelengkapnyaKampung Boncos beralamat di Jalan Ori RT 007 RW 03, Kota Bambu Selatan, Jakbar. Kampung Bahari di Tanjung Priok, Kampung Ambon di Jakbar.
Baca SelengkapnyaDi tahun 1950-an, jumlah copet di Kota Bandung sudah mencapai 300 pelaku. Saking banyaknya, polisi sampai mempelajari cara pencopet beraksi
Baca SelengkapnyaAksi pengecoran di gang perumahan ini disayangkan lantaran banyak orang yang tidak bisa beraktivitas karena jalanan masih basah oleh semen.
Baca SelengkapnyaViral warga Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat dibuat geram atas aksi sejumlah pemuda tarik pungli dengan modus bersihkan selokan.
Baca Selengkapnya