Pembodohan massal lewat layar kaca
Merdeka.com - Televisi adalah salah satu jenis media massa yang mampu menjangkau hampir seluruh penduduk Indonesia. Kalau media cetak hanya dinikmati kurang dari 15 persen penduduk, radio kurang dari 30 persen, televisi angkanya mencapai 90 persen.
Karena itu, kalau televisi bisa dijadikan sarana untuk mencerdaskan bangsa, maka sebaliknya media itu juga bisa digunakan untuk membodohi rakyat. Inilah yang tengah dilakukan oleh para pemilik stasiun televisi, yang melibatkan ribuan pekerja kreatif dan pengemas informasi.
Sebagaimana dikeluhkan banyak orang, kini semakin banyak acara televisi yang isinya hanya ngomong tidak karu-karuan sekadar membuat orang tertawa. Orang Yogya bilang, "cangkeman". Sesungguhnya ini sama dengan acara yang dulu juga banyak dikeluhkan: gambar setan-setanan, rekayasa berita kriminal, gosip artis tak berujung pangkal, hingga sinetron perusak akal sehat.
-
Kenapa Komisi III meminta Kejagung untuk tidak terlena? Meski demikian, Sahroni meminta Kejagung untuk tetap profesional. Sebab dirinya tidak ingin Kejagung menjadi terlena akibat terus menerus meraih kepercayaan yang sangat tinggi belakangan ini. 'Namun tak henti-hentinya saya mewanti-wanti Kejagung, agar tidak terlena dengan ini semua.
-
Apa pesan yang disampaikan Kapolresta Pekanbaru? Jeki dan anak buahnya juga memberikan paket bantuan sosial. Paket diberikan kepada Zulkarnain dan sejumlah warga yang memburuhkan di daerah Jalan Adi Sucipto Kecamatan Bukit Raya itu.
-
Apa saja yang harus dilakukan masyarakat untuk menjaga kerukunan di pemilu? Terakhir, akan dijelaskan cara menjaga kerukunan dalam pemilu bagi masyarakat. Selain pemerintah, masyarakat juga harus aktif dalam menegakkan toleransi selama pelaksanaan pemilu. Berikut cara menjaga kerukunan dalam pemilu bagi masyarakat, bisa dipraktikkan: 1. Menjaga Komunikasi yang Positif: Masyarakat dapat memastikan bahwa komunikasi dengan sesama warga negara tetap positif dan hormat meskipun memiliki perbedaan pilihan politik.
-
Kenapa penting menjaga kerukunan di pemilu? Pemilu sering kali memunculkan sejumlah masalah yang ada di masyarakat. Salah satu masalah yang kerap terjadi adalah masalah kerukunan. Proses politik yang sengit antar kandidat calon pemilu, kerap kali memunculkan perbedaan pendapat antar masyarakat.
-
Bagaimana PTPS mencegah pelanggaran Pemilu? Untuk mencegah dugaan pelanggaran Pemilu, PTPS harus melakukan pengawasan yang ketat pada setiap tahapan pemungutan suara, termasuk pengawasan terhadap penyelenggaraan pemilu, pemilih, dan tim kampanye.
-
Kenapa polisi mengimbau warga untuk tidak meniru perilaku yang ada di video? 'Kami sudah mengidentifikasi keempat korban yang mabuk dan mengimbau kepada masyarakat untuk tidak meniru perilaku tersebut, karena bisa membahayakan kesehatan dan keselamatan,' kata Kabid Humas Polda Kalsel Kombes Pol Adam Erwindi di Banjarmasin.
Pengelola televisi mengaku berhasil menghibur rakyat, terbukti rating acara tinggi. Di tengah kehidupan sehari-hari yang sulit, rakyat butuh hiburan, dan itu bisa dilakukan dengan baik oleh televisi. Kalau rakyat senang, besoknya mereka bisa bergairah lagi dalam menghadapi tantangan hidup. Inilah kontribusi televisi dalam mempertahankan semangat hidup rakyat. Kira-kira begitu klaimnya.
Baiklah. Kita bisa menerima argumen itu: rakyat butuh hiburan, rakyat senang. Acara yang gagal memberi penghiburan rakyat, pasti tutup dengan sendirinya. Jadi, akhirnya rakyat juga yang menilai: sebuah acara patut ditonton atau tidak. Tak usah bicara acara yang mendidik. Memang baru segitu maunya rakyat. Biarlah mereka bersenang-senang. Tak perlu dibebani pesan macam-macam yang ujung-ujungnya mereka tolak juga.
Demi bertahan hidup dan demi kalkulasi bisnis (yang ditentukan oleh rating), fungsi hiburan televisi diutamakan. Itu tidak apa, toh undang-undang penyiaran juga menyebutkan fungsi hiburan. Soal fungsi lain (seperti pemberi informasi, pendidikan, dan kontrol sosial), tidak dijalankan, juga tidak ada masalah. Toh, undang-undang penyiaran tidak mengharuskan semua fungsi televisi dijalankan dengan seimbang.
Demikianlah, kita sudah lama mendengar alasan pemilik dan pengelola televisi, arti penting hiburan buat rakyat. Kita juga sudah lama mendengar argumentasi, pentingnya penonjolan fungsi hiburan, karena hanya dengan cara ini televisi bisa bertahan dan tumbuh bersama pemasang iklan. Kedua "doktrin" itu seakan sudah merasuki kesadaran kita, sehingga kita bisa menerima kehadiran acara televisi dalam kehidupan sehari-hari.
Namun dalam setahun belakangan ini, kesadaran kita kembali diguncang-guncang oleh televisi, setelah layarnya disesaki adegan-adegan politik yang tidak pada tempatnya. Selain kontras dengan acara hiburan, gambar-gambar itu juga bikin penonton berpikir: betapa banyak orang gila di negeri ini, mau jadi pemimpin modalnya ngomong doang.
Mungkin inilah kombinasi strategi media yang paling tepat saat ini: di satu pihak, pengelola televisi bikin acara hiburan cangkeman; di pihak lain, pengelola televisi menyajikan adegan-adegan politik yang monoton. Silakan saja penonton marah-marah, toh tetap saja mau menonton karena sebentar lagi ada acara hiburan.
Siklus tersebut akan berakhir sampai presiden dan wakil presiden baru dilantik pada Oktober 2014 nanti. Karena kita sudah tahu jadwalnya, sudah bisa menebak perilaku para pengelola televisi, maka yang perlu dilakukan sederhana saja: menjaga kesadaran agar tidak ikut gila; silakan bodohi kami, tapi kami tidak akan ikut gila.
Jika kesadaran itu sudah tumbuh, maka kita juga tidak perlu kecewa, apalagi sakit hati mendengar pernyataan komisioner KPI, Bawaslu, dan KPU: tidak ada pelanggaran konten, juga tidak ada pelanggaran kampanye dalam siaran televisi kita. Biarlah mereka ikut-ikutan membodohi kita; tapi kita tidak perlu ikut gila karenanya.
(mdk/tts)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
KPI mengimbau Lembaga Penyiaran tidak memihak salah satu capres.
Baca SelengkapnyaPatroli siber itu bertujuan untuk memastikan tidak ada aktivitas kampanye dalam media sosial yang terdaftar
Baca SelengkapnyaBudisatrio juga memahami jika ada pihak yang belum mengerti tentang kemajuan teknologi hari ini.
Baca SelengkapnyaPlh. Direktur Jenderal Politik dan PUM Kemendagri, Togap Simangunsong menyebut para Kepala Daerah dan ASN dilarang melakukan pencopotan baliho sepihak
Baca SelengkapnyaGalih Loss ditangkap polisi karena konten bermuatan penistaan agama
Baca SelengkapnyaBawaslu menyatakan hasil kajian terkait Ganjar muncul di tayangan azan di salah satu stasiun TV akan diumumkan pekan ini.
Baca SelengkapnyaBanyaknya pihak yang mengawasi setiap proses pemungutan dan perhitungan suara.
Baca SelengkapnyaTayangan Ganjar di Azan TV dianggap belum memenuhi unsur kampanye.
Baca SelengkapnyaKPU Bali memastikan tidak ada kecurangan dalam Pemilu 2024 di Pulau Dewata
Baca SelengkapnyaKomisi Penyiaran Indonesia (KPI) memutuskan tayangan azan menampilkan Bacapres Ganjar Pranowo tidak melanggar ketentuan P3SPS
Baca Selengkapnya