Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pemilu, jual simbol partai atau tokoh?

Pemilu, jual simbol partai atau tokoh? demo RUU Pemilu. merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Dengan alasan menyempurnakan tata laksana Pemilu, lima tahun sekali pemerintah dan DPR merevisi UU Pemilu. Namun sayangnya revisi UU Pemilu tidak ditempatkan dalam kerangka untuk menyatukan semua aturan yang tumpang tindih terkait aturan pemilu.

Deputi Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPRR) Masykurudin Hafidz. DPR dan pemerintah harusnya bisa menghasilkan satu pedoman pemilu yang tak sekadar asal jadi dan akan terus menerus direvisi. "Ibaratnya merenovasi rumah, RUU Pemilu tidak mendasarkan dari kerusakan yang ada," ujar Masykurudin.

Di sisi lain, putusan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) untuk pelaksanaan Pilkada secara serentak juga menjadi sebab kenapa UU Pemilu selalu direvisi. Akibatnya tata laksana pemilu tak saja merujuk pada satu undang-undang yang satu tapi dari banyak peraturan yang saling tumpang tindih.

"Ini yang pada akhirnya mau tidak mau kebutuhan akan perubahan itu semakin dibutuhkan, untuk melakukan penyatuan dan penyelarasan di antara semua ketentuan kepemiluan tersebut," kata Masykurudin.

ilustrasi pemilu

Ilustrasi Pemilu ©2015 Merdeka.com

Hal yang paling menonjol dalam draf dari pemerintah adalah usulan pemerintah menggunakan sistem proporsional terbatas. Selain pemerintah, PDIP rupanya menginginkan sama. Namun sifatnya lebih proporsional tertutup.

Masykurudin menilai sifat tertutup ini pada dasarnya adalah tertutup sama sekali. Sebab, perubahan paling signifikan terjadi pada metode pemberian suara dan penentuan calon terpilih. Meskipun terdapat daftar calon, tetapi pemilih mencoblos gambar atau nomor urut partai. Perolehan siapa yang mendapatkan kursi berdasarkan berdasarkan nomor urut.

"Terbuka terbatas secara subtansial sesungguhnya tertutup. Seakan-akan terbuka, padahal tertutup. Kedaulatan pemilih dibuat seakan-akan partisipatoris. Jalan tengah yang diambil (terbuka terbatas) tetap membuat kehendak mayoritas pemilih terhalangi," katanya.

Selain sesungguhnya tertutup, pilihan sistem Pemilu terbuka terbatas juga tidak menjawab persoalan yang dialami selama ini. Problem mendasar dalam sistem proporsional terbuka suara terbanyak yang menyebabkan partai politik lemah dan meningkatkan politik transaksional.

ilustrasi pemilu

Ilustrasi Pemilu ©2015 Merdeka.com

"Jawabannya bukan dengan mengubah sistem tetapi dengan penegakan hukum yang kuat, efektif dan berwibawa serta prosedur pencalonan yang lebih baik," tegas dia.

Politisi PDIP Arteria Dahlan menepis tuduhan itu. Menurut dia, sistem proporsional tertutup atau proporsional terbuka terbatas merupakan solusi atas kelemahan sistem terbuka selama ini. Dengan sistem terbuka para wakil rakyat tidak semuanya mewakili rakyat dan hanya menjadikan parpol sebagai jalan masuk.

"Kalau proporsional terbuka, kita tidak tahu kepentingan parpol mana yang akan terdata. Itu kepentingan orang per orangan. Orang itu belum tentu mempresentasikan kepentingan parpol. Dia hanya beli tiket masuk saja ke partai. Ini yang kita perjuangkan," jelasnya.

Jika dilihat dari peta di Senayan, maka baru dua fraksi yang menyatakan mendukung sistem sistem proporsional tertutup atau proporsional terbuka terbatas, yakni PDIP dan Golkar. Keduanya memang yang paling diuntungkan dengan sistem tersebut.

Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) Djayadi Hanan mengatakan dengan sistem pemilu terbuka terbatas maka partai besar diuntungkan karena cukup menjual simbol partai saja. Hal ini justru menjadi kerugian bagi partai kecil yang selama ini bisa mengirimkan wakilnya ke Senayan bukan karena partai, melainkan usaha keras individu si caleg.

ilustrasi pemilu

Ilustrasi Pemilu ©2014 Merdeka.com

"Dengan sistem usulan pemerintah ini, Hanura, NasDem, PKS, PKB bisa hilang di tingkatan nasional. Partai kecil menengah terancam hilang di nasional," ujarnya.

Tak heran dalam pembahasan nantinya di Pansus RUU Pemilu nanti akan menjadi alot. Partai kecil dan menengah akan berusaha untuk menolak sistem ini.

"Ini tentu perdebatannya akan sangat panas, karena ini menyangkut hajat hidup partai politik. Usulan (sistem pemilu terbuka terbatas) Kemendagri itu sangat menguntungkan PDIP dan Golkar, dan merugikan partai menengah dan kecil," ujar Djayadi. (mdk/hhw)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
KPU RI: Visi, Misi dan Program Capres-Cawapres Harus Sejalan dengan Parpol Pengusung
KPU RI: Visi, Misi dan Program Capres-Cawapres Harus Sejalan dengan Parpol Pengusung

Para Bacapres-Bacawapres mesti mempunyai visi, misi dan program yang sama dengan Parpol. pengusung.

Baca Selengkapnya
Wacana Presiden Dipilih MPR: Demokrat Tak Setuju, Golkar Bilang Peluang Tertutup
Wacana Presiden Dipilih MPR: Demokrat Tak Setuju, Golkar Bilang Peluang Tertutup

Partai politik memberikan suaranya mengenai wacana Presiden dipilih MPR.

Baca Selengkapnya
DPR Mulai Tampung Usulan Omnibus Law Politik, 8 UU Bakal Dijadikan 1
DPR Mulai Tampung Usulan Omnibus Law Politik, 8 UU Bakal Dijadikan 1

DPR menampung usulan pembentukan undang-undang (UU) sapu jagat atau Omnibus Law Politik.

Baca Selengkapnya
Jokowi Buka Suara soal Baleg DPR Bikin Aturan Baru UU Pilkada Abaikan Putusan MK
Jokowi Buka Suara soal Baleg DPR Bikin Aturan Baru UU Pilkada Abaikan Putusan MK

Presiden Jokowi buka suara mengenai rapat baleg DPR RI yang disorot karena diduga untuk menganulir putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang UU Pilkada

Baca Selengkapnya
Politisi PDIP Minta Politik Uang Dilegalkan, Fahri Hamzah: Parpol Kehilangan Akal Atasi Kecurangan
Politisi PDIP Minta Politik Uang Dilegalkan, Fahri Hamzah: Parpol Kehilangan Akal Atasi Kecurangan

Semakin jelas bahwa selama ini, ada pihak yang teriak-teriak curang padahal dirinya sebagai pelaku kecurangan.

Baca Selengkapnya
Demokrat Belum Tentukan Sikap soal Wacana Amandemen UUD 1945: Masih Dikaji
Demokrat Belum Tentukan Sikap soal Wacana Amandemen UUD 1945: Masih Dikaji

Sebelumnya, Bamsoet mengklaim semua partai politik telah sepakat untuk melakukan amandemen UUD 1945.

Baca Selengkapnya
DPR dan Menkumham Kompak Bantah Anulir Putusan MK: Ketika Ada Hukum Baru, Hukum Lama Tak Berlaku
DPR dan Menkumham Kompak Bantah Anulir Putusan MK: Ketika Ada Hukum Baru, Hukum Lama Tak Berlaku

Wakil Ketua Baleg DPR Achmad Baidowi mengklaim DPR dan pemerintah justru telah mengadopsi sebagian putusan MK

Baca Selengkapnya
Sekjen PDIP Tak Sepakat Presiden Dipilih MPR, Singgung Pidato Megawati Soal Kedaulatan Rakyat
Sekjen PDIP Tak Sepakat Presiden Dipilih MPR, Singgung Pidato Megawati Soal Kedaulatan Rakyat

Hasto ingin agar segala sesuatunya harus dicermati serta harus dikaji dengan bersamaan.

Baca Selengkapnya
Soal Isu Pemakzulan Jokowi, PDIP Ingatkan Pemimpin Harus Jalankan Amanah Rakyat
Soal Isu Pemakzulan Jokowi, PDIP Ingatkan Pemimpin Harus Jalankan Amanah Rakyat

PDIP juga meminta isu pemakzulan terhadap Jokowi ini bisa segera direspons agar tak menimbulkan gerakan yang lebih besar lagi.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Jusuf Kalla Tegas Tujuan Partai untuk Jadi Pemerintah Bukan Oposisi!
VIDEO: Jusuf Kalla Tegas Tujuan Partai untuk Jadi Pemerintah Bukan Oposisi!

Jusuf Kalla menjawab terkait dugaan kecurangan pemilu

Baca Selengkapnya
Pro Kontra Usai Jokowi Sebut Presiden Boleh Kampanye dan Berpihak di Pemilu
Pro Kontra Usai Jokowi Sebut Presiden Boleh Kampanye dan Berpihak di Pemilu

Jokowi menjelaskan bahwa presiden boleh berkampanye dan berpihak di Pemilu

Baca Selengkapnya