Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Siapa pemicu Perang Dingin baru?

Siapa pemicu Perang Dingin baru? ilustrasi masa perang dingin. ©oddee

Merdeka.com - Harian International New York Times (INYT) edisi 15 Juni 2015 memberitakan bahwa Departemen Pertahanan AS (Pentagon) telah mengusulkan penempatan tank, kendaraan

infantri bersenjata dan 5000 pasukan AS untuk ditempatkan di berbagai negara di kawasan Baltik dan Eropa Timur yang katanya untuk mencegah kemungkinan agresi Rusia di masa depan.

Menurut harian itu, kalau usulan itu disetujui akan menjadi penempatan peralatan militer terbesar yang pertama kalinya di negara-negara anggota baru NATO di kawasan Eropa Timur yang dulunya di bawah pengaruh Uni Sovet. Ini juga akan menjadi pesan untuk Presiden Rusia, Vladimir V. Putin, bahwa AS akan mengamankan persekutuan dengan anggota baru NATO yang berbatasan dengan Rusia.

Orang lain juga bertanya?

Walau usulan itu masih memerlukan persetujuan Menteri Pertahanan AS, Ashton B. Carter dan Presiden Obama, namun rencana itu makin memperkuat wacana kemungkinan munculnya perang dingin baru walau banyak yang menilai kalau konflik antara Barat dan Rusia saat ini, skala dan kedalamannya jauh lebih kecil dari perang dingin sebelumnya, meski Presiden Obama sendiri menyebut situasi saat ini sebagai “new cold war“.

Usulan itu juga mengingatkan saya pada opsi yang dirumuskan oleh Jeremy Saphiro dari Brooking Institute, AS, bahwa dalam menghadapi Rusia, ada dua jalan yang bisa ditempuh AS, pertama yang bersifat konflik, yaitu perang dingin baru abad 21 di mana Barat menahan (contain) Rusia, dan jalan kedua yang bersifat damai, di mana AS mengakomodasi gerundelan Rusia dengan memberinya peluang ruang pengaruh kepada negara-negara tetangganya dan ikut menyumbang dalam arsitektur keamanan Eropa.

Dengan usulan penempatan pasukan dan persenjataan itu nampaknya, meski masih agak jauh, opsi pertama yang lebih menarik bagi AS. Persoalannya apakah ada alasan yang cukup untuk itu? Selama ini narasi perang dingin baru yang dibangun oleh Barat adalah bahwa invasi Rusia di bawah Putin ke Ukraina merupakan pelanggaran hukum internasional dan keamanan Eropa yang tak bisa dimaafkan yang merusak hubungan dengan AS dan Barat sampai pada titik yang tidak bisa dibina kembali dan untuk itu pengurungan (containment) terhadap Rusia perlu dilakukan.

Namun kalau kita cermati secara geopolitis kekuatan dan pengaruh Rusia di Eropa dan Eurasia pasca perang dingin telah jauh menurun seiring dengan munculnya negara-negara baru yang menjauhkan diri dari Rusia. Sebaliknya, AS menjadi kekuatan dominan di Eurasia

dan Uni Eropa. Rusia, inti dari kekuasaan Uni Soviet dulu, yang juga tak bisa menjadi magnet ekonomi bagi para mantan satelitnya, akhirnya ditinggalkan dalam sistem baru yang terbentuk.

Selain itu bila perang dingin baru ingin dijalankan, situasi baru telah muncul. Pertama, dunia saat ini bukan lagi bipolar karena munculnya banyak kekuatan baru dan sangat diragukan bila mereka mau diseret untuk memihak kepada Barat atau Rusia. Kedua, adalah hilangnya dimensi ideologi global (komunisme versus kapitalisme) dalam konflik saat ini sehingga skala

dan kedalamannya tak bisa diharapkan untuk meletuskan perang dingin baru.

Rusia juga pasti tak akan diam. Ia masih punya banyak opsi untuk melawan. Dengan daya tarik kekayaan alamnya Rusia bisa memperkuat aliansi, paling tidak dengan China, Seperti kita tahu China dan Rusia pada Mei tahun lalu menyepakati penjualan gas senilai USD 400

miliar. Dengan kesepakatan ini, produsen gas asal Rusia Gazprom akan mengirim 1,3 triliun kaki kubik gas ke China dengan harga murah. Selain itu mereka juga melakukan latihan perang bersama di Laut Mediterania 11-21 Mei 2015 lalu dengan alasan memperingati Hari Kemenangan (Victory Day) pada Perang Dunia Kedua.

Tapi apakah aliansi Rusia-China akan memunculkan perang dingin baru, nampakya banyak yang meragukan karena dengan makin meningkatnya kepercayaan diri dan didukung oleh keunggulan militer dan ekonominya, dalam aliansi itu China lama kelamaan akan menjadi mitra dan kekuatan senior yang akan merubah sifat hubungan aliansi itu.

Rusia sendiri sudah menyadari posisinya. Kepada wartawan INYT Presiden Putin menyatakan bahwa hanya orang gila dan hanya dalam mimpi Rusia tiba-tiba menyerang NATO. Lebih jauh ia juga menyatakan bahwa ada negara yang memanfaatkan rasa takut terhadap Rusia untuk memicu perang dingin baru. Jadi, siapa pemicu perang dingin baru? (mdk/war)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: Makin Mesra, Putin-Xi Jinping Janjikan 'Era Baru' dan Kompak Kutuk Amerika Serikat
FOTO: Makin Mesra, Putin-Xi Jinping Janjikan 'Era Baru' dan Kompak Kutuk Amerika Serikat

Putin dan Xi Jinping kompak mengutuk rival mereka Amerika Serikat sebagai penabur kekacauan di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya
Tak Main-main, Presiden Rusia Vladimir Putin Langsung Ancam Amerika karena Mau Sebar Rudal di Jerman
Tak Main-main, Presiden Rusia Vladimir Putin Langsung Ancam Amerika karena Mau Sebar Rudal di Jerman

Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan Amerika Serikat agar tidak menyebarkan rudal jarak jauh di Jerman.

Baca Selengkapnya
Rusia Ubah Doktrin Nuklir, Ukraina & Barat Mau Dibumihanguskan?
Rusia Ubah Doktrin Nuklir, Ukraina & Barat Mau Dibumihanguskan?

Rusia menyatakan bahwa doktrin nuklir terbarunya harus dipahami sebagai peringatan bagi negara-negara Barat.

Baca Selengkapnya
Sejarah 31 Agustus 1907: Penandatanganan Konvensi Anglo-Russian untuk Menyelesaikan Sengketa Persia
Sejarah 31 Agustus 1907: Penandatanganan Konvensi Anglo-Russian untuk Menyelesaikan Sengketa Persia

Konvensi Anglo-Russian adalah perjanjian yang ditandatangani oleh Inggris dan Rusia pada tanggal 31 Agustus 1907 untuk mengakhiri persaingan di Asia Tengah.

Baca Selengkapnya
1 Juli 1991 Pakta Warsawa Resmi Berakhir, Ini Sejarahnya dalam Perang Dingin
1 Juli 1991 Pakta Warsawa Resmi Berakhir, Ini Sejarahnya dalam Perang Dingin

Pembubaran Pakta Warsawa terjadi setelah runtuhnya rezim-rezim komunis di Eropa Timur dan berakhirnya Perang Dingin.

Baca Selengkapnya
FOTO: Senyum Gembira Kim Jong-un Sopiri Sergei Shoigu di Pyongyang
FOTO: Senyum Gembira Kim Jong-un Sopiri Sergei Shoigu di Pyongyang

Kedatangan utusan Presiden Rusia Vladimir Putin tersebut untuk memperkuat hubungan bilateral.

Baca Selengkapnya
FOTO: Panglima TNI Luncurkan Buku Soal Perang Rusia vs Ukraina, Apa Isinya?
FOTO: Panglima TNI Luncurkan Buku Soal Perang Rusia vs Ukraina, Apa Isinya?

Buku yang ditulis Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI itu disebut mengupas tuntas konflik Rusia vs Ukraina serta faktor-faktor penyebabnya. SImak selengkapnya!

Baca Selengkapnya
China Geram, Amerika Serikat Beri Dana Bantuan Militer Rp8,1 Triliun ke Filipina
China Geram, Amerika Serikat Beri Dana Bantuan Militer Rp8,1 Triliun ke Filipina

Aksi Manila ini sering memicu konflik terbuka dengan penjaga pantai China.

Baca Selengkapnya
Siasat Muka Dua Amerika Suplai Senjata Canggih ke Israel
Siasat Muka Dua Amerika Suplai Senjata Canggih ke Israel

Amerika Serikat membantu negara-negara Arab dengan senjata. Tapi diam-diam membantu Israel dengan kucuran uang.

Baca Selengkapnya
Belanja Militer Global Pecah Rekor dan Tembus USD 2,4 Triliun, Amerika Serikat Keluarkan Uang Paling Banyak
Belanja Militer Global Pecah Rekor dan Tembus USD 2,4 Triliun, Amerika Serikat Keluarkan Uang Paling Banyak

Nilai belanja militer itu naik 6,8 persen dari 2022 dan mencatat lompatan paling tajam sejak 2009, demikian disebutkan dalam laporan tersebut.

Baca Selengkapnya
Kunjungi Korut Setelah 24 Tahun, Putin Bertukar Hadiah dengan Kim Jong-un, Ada Karya Seni Sampai Limusin Mewah
Kunjungi Korut Setelah 24 Tahun, Putin Bertukar Hadiah dengan Kim Jong-un, Ada Karya Seni Sampai Limusin Mewah

Pertemuan Kim-Putin terjadi pada saat kedua negara menghadapi isolasi internasional.

Baca Selengkapnya
FOTO: Senyum Merekah Putin dan Xi Jinping Perlihatkan Persahabatan Mendalam di Beijing
FOTO: Senyum Merekah Putin dan Xi Jinping Perlihatkan Persahabatan Mendalam di Beijing

Putin dan Xi Jinping saling memberikan pujian satu sama lain dalam pertemuan tersebut.

Baca Selengkapnya