Mobil Listrik Makin Diminati, Mobil Bensin Mulai Ditinggalkan?
Penjualan mobil listrik di Indonesia melonjak 152% pada 2024, mengancam dominasi mobil bensin yang terus merosot.
Pada tahun 2024, penjualan mobil listrik di Indonesia mencatatkan pencapaian yang signifikan. Pangsa pasar kendaraan listrik berhasil mencapai 5%, angka tertinggi yang pernah ada, sementara penjualan mobil berbahan bakar bensin mengalami penurunan drastis di bawah 90% untuk pertama kalinya.
Data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan bahwa penjualan Battery Electric Vehicle (BEV) meningkat pesat menjadi 43.188 unit, dibandingkan dengan 17.051 unit pada tahun 2023. Perkembangan ini mencerminkan pergeseran preferensi masyarakat menuju kendaraan yang lebih ramah lingkungan.
Sementara itu, penjualan mobil berbahan bakar bensin (internal combustion engine/ICE) hanya mencapai 762.495 unit, turun tajam dari 934.444 unit pada tahun sebelumnya. Apa yang menyebabkan perubahan signifikan ini?
Lonjakan Penjualan Mobil Listrik di Indonesia
Di Indonesia, penjualan mobil listrik mengalami lonjakan yang sangat signifikan pada tahun 2024. Pertumbuhan mencapai 152% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Berdasarkan data dari Gaikindo, sebanyak 43.188 unit kendaraan listrik berhasil terjual, meningkat tajam dari 17.051 unit pada tahun 2023.
Tren positif ini sebenarnya sudah mulai terlihat selama beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2022, penjualan BEV tercatat sebanyak 10.327 unit, sedangkan pada tahun 2021 hanya mencapai 687 unit. Kenaikan ini menunjukkan bahwa teknologi ramah lingkungan semakin diterima oleh masyarakat.
Peningkatan yang luar biasa ini juga didorong oleh berbagai insentif dari pemerintah, seperti subsidi pajak dan pengembangan infrastruktur pengisian daya listrik yang memudahkan para pengguna kendaraan listrik.
Penurunan Tajam Mobil Bensin
Seiring dengan meningkatnya penjualan mobil listrik, penjualan mobil berbahan bakar bensin justru menunjukkan penurunan yang signifikan. Di tahun 2024, jumlah mobil bensin yang terjual hanya mencapai 762.495 unit, berkurang drastis dibandingkan dengan 934.444 unit pada tahun 2023.
Melihat data historis, penurunan ini merupakan yang paling tajam dalam sejarah industri otomotif di Indonesia. Pada tahun 2020, pangsa pasar mobil bensin masih berada di angka 99,8%, dengan total penjualan melebihi 530.000 unit. Namun, angka tersebut terus mengalami penurunan hingga di bawah 90% pada tahun 2024.
Penyebab penurunan ini meliputi berbagai faktor, mulai dari meningkatnya kesadaran akan isu lingkungan hingga efisiensi biaya yang ditawarkan oleh mobil listrik. Selain itu, fluktuasi harga bahan bakar juga mendorong konsumen untuk beralih ke kendaraan listrik.
Faktor Pendorong Lonjakan Mobil Listrik
Beberapa faktor kunci telah menyebabkan peningkatan penjualan mobil listrik di Indonesia. Salah satu faktor tersebut adalah insentif yang diberikan oleh pemerintah untuk kendaraan listrik, termasuk pembebasan pajak dan subsidi harga.
Di samping itu, berkembangnya infrastruktur pengisian daya di berbagai kota besar juga menjadi salah satu faktor pendukung yang signifikan. Dengan semakin banyaknya stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU), kekhawatiran pengguna mengenai jarak tempuh semakin berkurang.
Peran dari produsen otomotif global juga sangat penting. Kini, banyak merek yang menawarkan berbagai pilihan mobil listrik dengan harga yang semakin bersaing, sehingga menarik perhatian konsumen yang sebelumnya lebih memilih mobil berbahan bakar bensin.
Dampak Perubahan Tren terhadap Industri Otomotif
Tren yang sedang berubah ini memberikan dampak signifikan bagi industri otomotif di Indonesia. Para produsen mobil berbahan bakar bensin kini merasakan tekanan untuk menyesuaikan diri dengan pergeseran permintaan pasar menuju kendaraan listrik.
Beberapa perusahaan telah mulai melakukan investasi dalam pembuatan mobil listrik agar tetap relevan di pasar. Di sisi lain, produsen kecil yang masih berfokus pada mobil bensin berisiko kehilangan pangsa pasar jika tidak segera melakukan transformasi.
Dealer dan bengkel yang sebelumnya bergantung pada kendaraan berbahan bakar fosil juga perlu menyesuaikan layanan mereka untuk mendukung perawatan mobil listrik, termasuk penyediaan suku cadang dan pelatihan bagi teknisi.
Masa Depan Kendaraan Listrik di Indonesia
Dengan tren yang terus meningkat, masa depan kendaraan listrik di Indonesia terlihat menjanjikan. Target pemerintah untuk mencapai penetrasi kendaraan listrik sebesar 20% pada tahun 2030 semakin tampak dapat dicapai berkat pencapaian yang ada.
Meski demikian, masih ada tantangan yang harus dihadapi, terutama terkait dengan harga kendaraan listrik yang masih dianggap tinggi oleh sebagian kalangan. Oleh karena itu, kelanjutan insentif dan upaya untuk menurunkan biaya produksi menjadi faktor penting untuk pertumbuhan yang lebih lanjut.
Di samping itu, percepatan dalam pengembangan teknologi baterai lokal dan pengolahan bahan baku juga dapat berkontribusi menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi kendaraan listrik di kawasan Asia Tenggara.