Arkeolog Bikin Wine dengan Bejana Perunggu 2.000 Tahun yang Ditemukan di Makam Kaisar China, Begini Hasilnya
Anggur tersebut dibuat dengan menggunakan proses yang sama yang diyakini telah dipraktikkan pada saat itu, termasuk penggunaan talas.

Para arkeolog di China membuat minuman anggur (wine) sulingan dalam replika bejana perunggu berusia 2.000 tahun yang ditemukan dari makam seorang kaisar. Praktik ini menunjukkan teknik penyulingan minuman keras sudah ada di China sejak Dinasti Han Barat (206 SM-25 M).
Dikutip dari Arkeonews, Selasa (14/1), penemuan ini mendorong kembali asal-usul teknologi penyulingan alkohol China sekitar 1.000 tahun lalu. Penemuan ini dilakukan oleh tim peneliti dari pusat penelitian konservasi warisan sejarah dan budaya yang berafiliasi dengan Universitas Zhengzhou di Provinsi Henan, China Tengah.
Anggur tersebut dibuat dengan menggunakan proses yang sama yang diyakini telah dipraktikkan pada saat itu, termasuk penggunaan talas.
Bejana perunggu tersebut ditemukan di makam Liu He di Provinsi Jiangxie. Liu He adalah kaisar kesembilan yang digulingkan dari Dinasti Han Barat (202 SM-9 M).
Menurut buku kedokteran China yang terkenal, Compendium of Materia Medica, juga disebut Bencao Gangmu, yang ditulis oleh Li Shizhen, seorang apoteker terkemuka pada masa Dinasti Ming (1368–1644), teknologi penyulingan alkohol pertama kali tercatat pada Dinasti Yuan (1279–1368).
“Penemuan ini telah menciptakan kembali produk dari Dinasti Han Barat—dari bahan mentah hingga proses produksi dan instrumen yang digunakan,” kata Zhang Zhongli, seorang arkeolog di Badan Negara Warisan Budaya dan manajer proyek penggalian makam tersebut.
Tiga Bagian Bejana Penyulingan

Bejana tersebut ditemukan di ruang penyimpanan anggur makam, terdiri dari tiga bagian: kuali utama yang dikenal sebagai “kuali surgawi”, bejana silinder, dan kuali.
Salah seorang anggota tim arkeolog, Yao Zhihui mengatakan alat penyulingan kuno ini digunakan tidak hanya untuk menyaring alkohol, tetapi juga untuk “memurnikan dan menyuling zat cinnabar dan embun bunga.”
Replika bejana penyulingan buatan tim tersebut memiliki skala 1:2 dari aslinya. Tim tersebut menggunakan bahan baku cair seperti bir dan anggur kuning untuk menguji fungsionalitas bejana tersebut.
Hasilnya menunjukkan bahwa desain tersebut mencapai "efisiensi distilasi lebih dari 70 persen" dan berhasil mempertahankan "rasa dan konsentrasi alkohol dari minuman beralkohol."