VW, Ford, dan Mitranya Akan Bangun Pabrik Baterai Mobil Listrik di Indonesia
Merdeka.com - Pabrikan otomotif asal Jerman, Volkswagen (VW), akan membangun ekosistem baterai kendaraan listrik di Indonesia.
Bermitra dengan perusahaan tambang Vale, Ford, dan pabrikan baterai Zhejiang Huayou Cobalt, dikutip dari Nikkei Asia, kemarin (19/4).
Menteri Investasi RI Bahlil Lahadalia mengatakan VW akan bekerja sama dengan Vale, Ford, Huayou, Eramet (Prancis), dan beberapa perusahaan Indonesia seperti Merdeka Gold Copper, induk usaha Merdeka Battery, dan Kalla Group.
-
Bagaimana Volkswagen berkembang? Selama tahun 1950-an dan 1960-an, Volkswagen tumbuh pesat dengan merilis beberapa model mobil baru yang sukses seperti Volkswagen Golf, Volkswagen Passat, dan Volkswagen Polo.
-
Siapa yang membuat Volkswagen? Pada tahun 1937, Dr. Ferdinand Porsche mendirikan perusahaan ini atas permintaan Adolf Hitler, dengan tujuan awal untuk menciptakan mobil yang terjangkau dan dapat bertahan lama bagi masyarakat Jerman.
-
Kenapa Volkswagen dibuat? Pada tahun 1937, Dr. Ferdinand Porsche mendirikan perusahaan ini atas permintaan Adolf Hitler, dengan tujuan awal untuk menciptakan mobil yang terjangkau dan dapat bertahan lama bagi masyarakat Jerman.
-
Berapa harga baterai mobil listrik? Harga baterai sebuah mobil listrik dapat mencapai Rp500 jutaan.
-
Kapan Volkswagen pertama kali diluncurkan? Awal Mula Volkswagen Versi asli Volkswagen, yang dikenal sebagai Volkswagen Käfer atau Beetle, pertama kali diluncurkan pada tahun 1938.
-
Kapan kebutuhan nikel untuk baterai kendaraan listrik akan mencapai puncaknya? Diperkirakan jumlah ini akan terus meningkat, dan pada tahun 2030 kebutuhan nikel untuk industri baterai sebesar 1.260 kt atau sekitar 26% konsumsi nikel global,' Toto melanjutkan
Kemitraan usaha ini akan mewujudkan usaha patungan dan memasok bahan baku dasar, kata Menteri Bahlil dalam keterangan videonya dari Jerman, saat delegasi Indonesia yang dipimpin Presiden Joko Widodo menghadiri pameran industri dunia Hannover Messe 2023 di Hannover, Jerman.
Menteri Bahlil menjelaskan, perusahaan Jerman, BASF, juga menyampaikan ketertarikannya untuk membangun pabrik yang memproduksi material baterai untuk mobil listrik, bersama Eramet di provinsi Maluku Utara. Total investasinya sekitar US$ 2,6 miliar.
BASF belum menjelaskan detail rencana ini, tapi pada Januari lalu perusahaan menyatakan rencana investasi dengan Eramet akan diumukan saat semuanya sudah final.
VW, Ford, Eramet, Kalla Group, Huayou, and Merdeka Gold Copper belum merespons atau mengomentari berita ini. Sementara PT Vale Indonesia menolak berkomentar.
Indonesia, yang dikenal sebagai negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, sedang membangun industri hilir logam terutama untuk produksi baterai dan mobil listrik.
Bulan lalu, Ford masuk Indonesia dengan investasi bersama Vale Indonesia dan Huayou sebesar US$ 4,5 miliar untuk membangun pabrik pengolahan nikel di Sulawesi Tenggara.
VW Group bulan lalu, menyebutkan rencana investasi sebasar 180 miliar euro atau setara US$ 193 milir selama 5 tahun, di beberapa sektor usaha, termasuk produksi baterai dan sumber bahan baku mentahnya. (mdk/sya)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Wuling siap memproduksi baterai secara lokal di Indonesia dengan nama MAGIC Battery. Yuk simak!
Baca SelengkapnyaPermintaan global untuk kendaraan listrik tumbuh pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Baca SelengkapnyaVinFast bakal investasi hingga USD1,2 miliar untuk bangun pabrik mobil listrik di RI.
Baca SelengkapnyaProyek-proyek ini menunjukkan kecepatan dan ambisi Vale Base Metals di bawah kepemimpinan CEO Deshnee Naidoo dan Chairman Mark Cutifani.
Baca SelengkapnyaPabrik sel baterai EV di Karawang milik perusahaan joint venture antara Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution resmi beroperasi. Yuk simak!
Baca SelengkapnyaDia hanya mengatakan bahwa merek motor listrik ini sudah dijual di Indonesia, tetapi produksinya masih dilakukan di luar negeri.
Baca SelengkapnyaLuhut percaya, itu menjadi titik tolak bagi misi pemerintah mengurangi emisi CO2 sekitar 160.000 ton per tahun
Baca SelengkapnyaProdusen kendaraan listrik asal Vietnam VinFast telah memulai pembangunan pabrik mereka di Subang, Jawa Barat. Yuk simak!
Baca SelengkapnyaLuhut percaya, itu menjadi titik tolak bagi misi pemerintah mengurangi emisi CO2 sekitar 160.000 ton per tahun. Sekaligus menekan angka impor dan subsidi BBM.
Baca SelengkapnyaKapasitas produksi mencapai 1.500 unit per tahun atau sebanyak 6 unit per hari di tahap awal.
Baca SelengkapnyaPengumuman itu muncul beberapa hari setelah bea masuk tambahan sementara atas impor kendaraan listrik buatan China ke Uni Eropa.
Baca SelengkapnyaIndonesia sudah mulai menapaki jejak sebagai pemain global dalam rantai pasok EV dunia,
Baca Selengkapnya