Wamendagri: Untuk Mencapai Indonesia Emas Perlu Penguasaan Teknologi AI
Bima menyatakan bahwa kecerdasan buatan (AI) berperan penting dalam meningkatkan adaptasi dan penguasaan teknologi.
![Wamendagri: Untuk Mencapai Indonesia Emas Perlu Penguasaan Teknologi AI](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/01/27/090039.551-wamendagri-indonesia-emas-butuh-penguasaan-teknologi-ai-1.jpeg)
Bima Arya Sugiharto yang menjabat sebagai Wakil Menteri Dalam Negeri, menghadiri acara Leaders Breakfast Club (LBC) yang diselenggarakan oleh ESQ Corps di Menara 165, Jakarta, pada Kamis, 23 Januari 2025. Acara ini mengangkat tema "Manajemen Talenta Berbasis AI Menghadapi Gig Era".
Dalam presentasinya, Bima Arya menekankan pentingnya masyarakat Indonesia untuk mempersiapkan diri menuju Indonesia Emas, di mana penguasaan teknologi menjadi salah satu syarat utama. Ia menyatakan, "Catatannya adalah kita harus menguasai dan jangan dikuasai (teknologi). Kita tidak akan digantikan oleh AI, tapi manusia-manusia penguasa AI akan menggantikan, akan menggeser manusia-manusia tanpa AI."
Lebih lanjut, Bima Arya menambahkan bahwa acara yang diprakarsai oleh Dr. Ary Ginanjar ini bertujuan untuk mempersiapkan individu agar menjadi penguasa teknologi AI yang berbasis nilai. Ia menjelaskan, "AI membantu untuk adaptif, menolong menguasai teknologi. AI menjadi driving force dalam kemampuan analisis, ikut dalam tren kekinian bahkan menjadikan otak tidak lagi tumpul."
Ia juga menegaskan bahwa meskipun AI mempermudah banyak aspek, hal ini tidak berarti menggantikan peran manusia. "AI memudahkan tetapi tidak menggantikan Bapak-Ibu sekalian. Banyak hal bisa menjadi mudah karena AI. Tapi tidak semua bisa dihilangkan, digantikan oleh AI. Kenapa? Karena visi tadi Bapak-Ibu itu bukan semata kalkulasi angka, tapi visi adalah nilai," ujarnya.
Menurut Bima Arya, meskipun AI dapat mengambil alih banyak pekerjaan, cara berpikir seseorang tidak akan pernah bisa tergantikan. Ia menekankan bahwa hasil terbaik akan dicapai melalui kolaborasi antara manusia dan AI. "Terima kasih sekali lagi Pak Ary Ginanjar atas terobosannya. Mudah-mudahan bangsa ini diberikan kekuatan untuk memaknai kemajuan teknologi secara arif, mendasari setiap perubahan dengan nilai-nilai ilahi dan dengan nilai-nilai duniawi. AI kita kedepankan tetapi tentunya habluminannas, kolaborasi, sinergi sama-sama menjadi landasan kita semua," ungkapnya.
Sementara itu, Ary Ginanjar Agustian, Pendiri ESQ Corp, menjelaskan bahwa AI dapat mendorong kemajuan dalam manajemen talenta sambil memastikan bahwa aspek humanis tetap menjadi prioritas utama. "Saat ini kita memasuki Era Gig. Era dimana semua perubahan terjadi begitu cepat dan tidak bisa diprediksi. Hal ini terjadi dalam segala hal, mulai dari sosial, teknologi, termasuk sumber daya manusia," katanya.
Bantu Menghadapi Era Gig
Ary Ginanjar menjelaskan bahwa diperlukan sebuah tools untuk melakukan seleksi dan pengelolaan talent dengan lebih efisien. Proses ini tidak lagi memakan waktu berbulan-bulan atau berminggu-minggu, melainkan dapat diselesaikan dalam hitungan menit dan dalam skala besar.
"Kami, program studi psikologi UAG University, memperkenalkan AI Talent Management, sebuah alat inovatif pertama di dunia dalam manajemen talenta yang berbasis pada Artificial Intelligence. Harapan kami, AI Talent Management ini dapat memberikan dukungan kepada organisasi dan perusahaan dalam menghadapi tantangan Gig Era," ujarnya.
Selanjutnya, Ary Ginanjar menyampaikan bahwa Gig Era mencerminkan kondisi di mana berbagai aspek ekonomi akan mengalami perubahan serupa. Tidak hanya itu, aspek sosial, teknologi, dan pengelolaan sumber daya manusia juga akan terpengaruh oleh Gig Era. Bahkan, gejala dari Gig Era sudah mulai dirasakan saat ini.
"Ini merupakan bagian dari Tridharma, di mana hasilnya akan kami sumbangkan baik untuk pemerintah maupun sektor swasta, agar kita memiliki pedoman. Sebab, metode belajar yang paling efektif adalah dengan belajar dari pengalaman orang-orang yang ahli di bidangnya," tuturnya.
"Semoga hasil diskusi hari ini dapat menjadi acuan bagi para ahli kita, yang diundang bukan hanya berdasarkan jabatan, tetapi juga kompetensi, keahlian, dan integritas mereka," tambah Ary Ginanjar.
Acara tersebut dihadiri oleh Kepala Badan Kepegawaian Negara, Prof. Zudan Arif Fakrulloh, serta Ketua Lembaga Administrasi Negara (LAN), Muhammad Taufiq. Selain itu, hadir pula beberapa panelis seperti Dirjen Teknologi Pemerintah Digital Kementerian Komunikasi dan Informatika, Mira Tayyiba, Presiden Direktur & CEO Lintasarta, Bayu Hanantasena, dan Pendiri & Presiden ESQ Corp, Ary Ginanjar Agustian.