17 April Musim Panen Ikan, Nelayan Pantai Selatan Pilih Melaut Ketimbang Mencoblos
Merdeka.com - Seribuan nelayan di pesisir pantai Cianjur selatan, Jawa Barat, memilih melaut pada tanggal 17 April mendatang. Mereka memilih melaut ketimbang mencoblos karena hari itu bersamaan dengan musim panen ikan yang sejak beberapa bulan terakhir ditunggu-tunggu.
"Pemilu kali ini bersamaan dengan musim panen ikan, kami lebih memilih untuk pergi melaut dibandingkan harus pergi ke TPS yang sudah ditentukan, biasanya melaut selama tiga hari," kata Jamal (52) seorang nelayan di Pantai Jayanti kepada wartawan, Sabtu (6/4).
Dia menjelaskan, bulan April merupakan panen ikan seperti ikan Layur, Sotong, Tongkol dan ikan yang hanya berkembang biak pada bulan April. Sehingga sebagian besar nelayan akan melaut, meskipun bersamaan dengan Pemilu.
-
Kapan ikan nila bisa dipanen? Agus mengatakan, ia biasanya menebar benih ikan yang sekilonya berisi 50-70 ekor. Dalam waktu dua bulan, hasilnya sudah bisa dipanen.
-
Bagaimana cara merayakan Hari Nelayan Nasional? Dalam peringatan Hari Nelayan Nasional, berbagai kegiatan dilakukan, seperti seminar, diskusi panel, kampanye penyuluhan tentang keberlanjutan perikanan, dan pemberian penghargaan kepada nelayan yang berprestasi.
-
Kapan Hari Nelayan Nasional dirayakan? Biasanya, peringatan ini dilakukan setiap tahun pada tanggal 6 April.
-
Kenapa Hari Nelayan Nasional dirayakan? Hari Nelayan Nasional diperingati setiap tanggal 5 April sebagai penghargaan kepada para nelayan di Indonesia. Tujuan utama dari Hari Nelayan Nasional adalah untuk meningkatkan penghargaan dan kesadaran masyarakat tentang peran penting para nelayan dalam pemenuhan kebutuhan pangan nasional.
-
Apa jenis ikan yang ditemukan? Ikan berjenis ikan siput 'genus Pseudoliparis' ini ditemukan di kedalaman sekitar 8.336 meter di bawah laut.
-
Bagaimana nelayan menangkap Ikan Tuhuk? Biasanya, para nelayan menangkap dengan cara memancing, apabila menggunakan jaring justru meruskanya.
"Musim panen ikan terjadi mulai Maret sampai April, sekali melaut kami mampu membawa pulang hasil tangkapan hingga satu kuintal per satu kali melaut, jadi rugi kalau satu hari tidak melaut," kata dia.
Saat panen ikan tiba, nelayan mampu membawa pulang uang ke rumah mencapai Rp 4 juta hingga Rp 5 juta. Sehingga mereka memilih melaut dari pada harus menyalurkan aspirasinya meskipun hanya butuh waktu beberapa menit.
"Daripada harus kehilangan penghasilan untuk anak dan istri, kami lebih memilih untuk melaut dari pada harus datang ke TPS karena kami pergi melaut pada malam hari dan kembali pagi," kata Jamal, seperti diberitakan Antara.
Dia menambahkan hal tersebut sudah menjadi kebiasaan nelayan di pantai selatan. Mereka lebih memilih melaut dari pada ke TPS karena selama ini tidak ada sosialisasi yang bisa mengharuskan mereka untuk datang.
"Meskipun ada yang melakukan sosialisasi terkait dengan Pemilu tahun ini, kami akan tetap lebih memilih untuk pergi melaut. Selama ini, Pemilu tidak menghasilkan apapun untuk nelayan," kilahnya.
Sementara Ketua KPU Cianjur, Hilman Wahyudi mengatakan, pihaknya secara gencar telah melakukan sosialisasi ke berbagai kalangan di Cianjur, untuk meningkatkan partisipasi warga datang ke TPS pada 17 April termasuk kalangan nelayan.
"Nelayan di pantai Janyanti yang pernah kami datangi, tetap memilih untuk melaut karena pada bulan April sedang musim ikan. Namun kami melalui relawan tetap menggencarkan sosialisasi akan pentingnya pemilu untuk nelayan," katanya.
Bahkan untuk mencapai target, tambah dia, pihaknya berkoordinasi dengan PPK dan PPS setempat untuk melakukan sosialisasi langsung ke nelayan di pesisir selatan Cianjur, agar ke TPS menyalurkan aspirasinya sebelum melaut.
Sementara Sekjen KPU Endad Hamdani, menambahkan yang menjadi kekhawatiran pihaknya target aspirasi tidak tercapai karena hari H pemilu berdekatan dengan hari libur nasional pada tanggal 19 April.
"Biasanya kalau sudah libur panjang, warga lebih memilih berlibur ke luar kota. Namun kami akan terus menggencarkan sosialisasi agar tingkat partisipasi meningkat atau mencapai target," katanya.
Meskipun terkendala beberapa faktor tersebut, pihaknya optimis mampu mencapai target yang sudah diberikan KPU-RI karena sudah melakukan sosialisasi secara gencar diberbagai lapisan masyarakat dan pemangku kepentingan.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tradisi warisan nenek moyang ini masih dipertahankan oleh masyarakat nelayan Jepara.
Baca SelengkapnyaRibuan nelayan tradisional di Lebak Banten tak bisa cari nafkah akibat cuaca buruk. Begini kondisi mereka.
Baca SelengkapnyaKondisi ekonomi keluarga nelayan amat ditentukan oleh hasil tangkapan ikan
Baca SelengkapnyaTradisi dari Aceh yang sampai sekarang masih dilaksanakan setiap tahunnya oleh para nelayan sebagai bentuk rasa syukur atas hasil tangkapan ikan.
Baca SelengkapnyaDengan memperhatikan ini, mereka dapat memprediksi jumlah tangkapan dan peluang ekonomi yang didapat.
Baca SelengkapnyaNadran laut merupakan wujud syukur antara manusia, alam serta Tuhan atas keberkahan laut yang melimpah.
Baca SelengkapnyaTradisi masyarakat Sumatra Selatan ini tak hanya menjadi kearifan lokal, melainkan juga bermanfaat untuk menjaga ekosistem alam.
Baca SelengkapnyaSalah satu keunikan Nyalawean adalah pelaksanaannya yakni setiap tanggal 25 di bulan tertentu kalendrer Islam
Baca Selengkapnya