3 Hari diguyur hujan, Kampung Bojong Murni Bogor terancam terisolir
Merdeka.com - Ratusan kepala keluarga di Kampung/Desa Bojong Murni, Ciawi, Kabupaten Bogor, terancam terisolir karena akses jalan utama merupakan alternatif menuju Puncak di kampung itu nyaris terputus. Hal itu terjadi setelah hujan mengguyur pada Senin (4/1).
Bahkan puluhan rumah di tepi Jalan Bojong Murni yang tembus ke Puncak itu, kondisinya mengkhawatirkan dan terancam terbawa longsor.
Informasi diperoleh menyebutkan, kerusakan akses jalan itu terjadi setelah wilayah Bogor diguyur hujan selama 24 jam. Ruas jalan Bojong Murni, Ciawi-Puncak, Cisarua, Bogor mulai retak-retak akibat pergeseran tanah.
-
Kenapa situs Bukit Kerang semakin tidak terawat? Seiring berjalannya waktu, situs ini semakin tidak terawat, kondisinya semakin memprihatinkan.
-
Apa yang membuat kampung itu terbengkalai? Sementara rumah-rumah di sekeliling rumah Bu Wahyuti tampak terbengkalai. Bagian atap hingga dindingnya sudah dipenuhi tumbuhan merambat.
-
Kenapa pembangunan jalur KA Besitang-Langsa tidak sesuai rencana? Lebih lanjut, Kuntadi membeberkan proyek tersebut tidak sesuai dengan perencanaan awal.
-
Mengapa rumah ini terbengkalai? Setelah lebih dari satu abad berdiri,tampak rumah ini sekarang menjadi terbengkalai,' demikian dikutip dari keterangan video.
-
Apa yang rusak di jalan tersebut? 'Kami meminta agar segera dibangun jalan dari Dusun Juron sampai Dusun Dawung, karena ini adalah akses yang paling penting bagi warga kedua dusun. Terutama masalah anak sekolah yang harus mereka perhatikan. Kalau mereka pakai matic, kondisi jalan yang licin berbahaya bagi mereka,' kata Sugiyanto, warga Desa Pandanharum, dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Senin (5/2).
-
Kenapa pembangunan Candi Bogang dihentikan? Catatan yang sedikit itu salah satunya berasal dari buku Jacques Dumarcay berjudul 'Candi Sewu dan Sejarah di sekitarnya' yang menyebutkan bahwa Candi Bogang adalah candi yang tidak dilanjutkan pembangunannya, karena fungsinya kemudian dilanjutkan oleh Candi Mendut di Magelang.
"Kondisi tanah di sini memang labil, sehingga saat hujan turun sejak Senin (4/1) dan merembes ke bawah tanah, semakin memperparah kerusakan jalan serta membuat pemukiman penduduk rawan longsor," kata Ramdan (32), warga Desa Bojong Murni, Ciawi, Kabupaten Bogor, Rabu (6/1).
Ramdan melanjutkan, akibat runtuhnya bibir tebing tepi jalan sepanjang sepuluh meter, mengganggu arus lalu lintas warga saban hari menggunakannya. Bahkan sejumlah kendaraan terpaksa harus bergantian jika hendak melintasi Jalan Kabupaten, di RT 10/RW 3, Kampung Bojong Murni, Desa Bojong Murni, Ciawi, Kabupaten Bogor.
"Sebetulnya, jalan mulai ambrol Sabtu (2/1). Saya lagi di dalam rumah dengar suara gemuruh kencang. Saya takut tapi penasaran, terus keluar rumah. Pas keluar saya lihat aspal sama tanah dan pohon bambu tumbang terbawa longsor," kata Umiansyah (34), warga setempat saat ditemui di lokasi kejadian.
Sementara itu, Ketua RT 10/03, Ahmad S (45) mengatakan, sebelumnya longsor terjadi beberapa waktu lalu dan hanya menyisakan badan jalan selebar satu meter. Akibatnya tidak bisa dilalui kendaraan roda empat. Pada saat itu, pihak Desa Bojong Murni langsung berinisiatif melakukan pengecoran selebar satu meter, supaya jalan bisa dilewati kendaraan roda empat.
"Longsoran sepanjang sepuluh meter. Tadinya jalan sisa satu meter, terus sama pak lurah langsung disemen. Jadi sekarang lebar jalan yang tersisa dua meter. Sedangkan kedalaman jurang 80 meter lebih," kata Ahmad.
Saat ini, atas inisiatif warga dan kepala desa, jalan diberikan pembatas seadanya menggunakan tambang tersambung kerucut (kun) pembatas jalan. Pihaknya berharap, Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) Kabupaten Bogor segera melakukan perbaikan maupun peninjauan ke lokasi longsor.
"Hingga saat ini yang sudah meninjau baru dari kepolisian dan TNI setempat saja yang meninjau lokasi," ujar Ahmad.
Sementara itu, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Jalan dan Jembatan Wilayah II Ciawi DBMP Kabupaten Bogor, Eko Sulistiyo mengatakan, sudah menerima laporan dari pihak desa terkait bencana alam mengancam akses jalan alternatif menuju Puncak itu ke Pemkab Bogor.
"Untuk pelaksanaan perbaikannya tinggal menunggu dari DBMP Kabupaten Bogor. Sebab dari UPT Jalan dan Jembatan Wilayah II tidak memiliki anggaran untuk memperbaiki atau mencegah terjadinya putusnya jalan," kata Eko.
Eko juga mengaku sudah menerjunkan tim teknis buat perbaikan jalan. Perbaikan secara permanen atau sementara dengan membuat talud atau bronjong akan didiskusikan.
"Itu sedang kita kaji dan sudah diusulkan ke Pemkab Bogor," tutup Eko.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, Fachri Radjab menjelaskan, 63 persen wilayah di Indonesia telah memasuki musim kemarau.
Baca SelengkapnyaKampung Bulak Barat sempat direndam banjir hingga menutupi rumah-rumah warga
Baca SelengkapnyaSudah tiga bulan, ratusan warga Desa Sukagalih, Jonggol, Bogor terpaksa memenuhi kebutuhan air dengan mengandalkan aliran Sungai Cihoe.
Baca SelengkapnyaBanjir berasal dari luapan air Kali Pesanggarahan. Ini disebabkan tumpukan sampah di TPA Cipayung yang longsor ke kali.
Baca SelengkapnyaKekeringan yang terjadi disebabkan kemarau panjang dan sebagai dampak banyaknya pembangunan perumahan.
Baca SelengkapnyaSudah hampir satu bulan, lebih dari 635 KK atau 2.150 jiwa di Desa Weninggalih mengalami kesulitan mendapatkan air bersih. Simak foto-fotonya!
Baca SelengkapnyaHujan deras yang melanda Kota Bogor tadi malam telah menyebabkan banjir dan tanah longsor di beberapa lokasi.
Baca SelengkapnyaProyek bendungan itu sempat mangkrak diduga karena kontraktornya tidak dibayar.
Baca SelengkapnyaJumlah desa di Kabupaten Ponorogo yang mengalami kekeringan akibat kemarau panjang bertambah banyak
Baca SelengkapnyaKondisi ini sudah dialami warga selama sebulan terakhir.
Baca SelengkapnyaWarga terpaksa mengais kubangan air di sungai demi mencukupi kebutuhan sehari-hari
Baca SelengkapnyaRatusan warga Kabupaten Bogor terdampak kekeringan
Baca Selengkapnya