5 Cara Pemerintah Tangkal Masuknya Virus Corona Varian Baru ke Tanah Air
Merdeka.com - Menuju pergantian tahun, angka penambahan jumlah pasien Covid-19 di Indonesia masih ribuan tiap harinya. Di akhir Desember ini juga muncul varian baru virus Corona dari Inggris yang disebut mutasi dari virus yang sudah ada dan dapat menyebar lebih cepat.
"Para ahli amat sangat yakin bahwa memang virus B117 amat sangat mudah menular, namun tidak lebih mematikan. Sekali lagi, tidak lebih mematikan," kata Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zubairi, Selasa, 29 Desember 2020.
Tak hanya muncul di Inggris, varian baru virus tersebut kini bahkan telah menyasar ke sejumlah negara di Eropa, Kanada, dan Jepang. Bahkan negara tetangga Indonesia yaitu Singapura juga telah ikut terpapar.
-
Apa itu Flu Singapura? Flu Singapura, yang juga dikenal sebagai penyakit tangan, kaki, dan mulut (HFMD), adalah penyakit infeksi virus yang umumnya menyerang anak-anak dan kadang-kadang orang dewasa.
-
Di mana virus Flu Singapura hidup? Virus penyebab flu Singapura hidup di cairan hidung dan tenggorokan, air liur, tinja, serta cairan dari lepuh pada kulit.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
-
Dimana virus ditemukan? Peneliti dari Universitas Northwestern telah mengidentifikasi lebih dari 600 jenis virus yang berbeda dalam 92 sampel pancuran dan 34 sampel sikat gigi, tanpa ada dua sampel yang sama.
-
Apa penyebab Flu Singapura? Penyakit ini disebabkan oleh virus Coxsackie A16 dan Enterovirus 71 (EV71), yang tidak hanya dapat menjangkiti anak-anak, tetapi juga orang dewasa.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Lantas, seperti apa upaya pemerintah guna mengantisipasi masuknya varian baru virus Corona ini ke Tanah Air?
Menutup Pintu Masuk untuk WNA
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi, mengatakan, pemerintah telah memutuskan menutup sementara pintu masuk ke Indonesia guna mencegah penularan varian baru Virus Corona.
Penutupan sementara pintu masuk bagi warga negara asing (WNA) dari semua negara ke Indonesia berlaku mulai 1 hingga 14 Januari 2020.
"Saat ini telah muncul pemberitaan mengenai strain baru virus COVID-19, yang menurut data ilmiah memiliki tingkat penyebaran yang lebih cepat," Kata Retno Marsudi saat melakukan konferensi pers yang disiarkan di kanal Youtube Sekretariat Presiden pada Senin, 28 Desember 2020.
"Mensikapi hal tersebut, rapat kabinet terbatas tanggal 28 Desember 2020 memutuskan, untuk menutup sementara dari tanggal 1 sampai 14 Januari 2021, masuknya warga negara asing atau WNA dari semua negara ke Indonesia," Retno melanjutkan.
Menunjukkan Hasil Tes PCR Negara Asal yang Masih Berlaku
Sementara, bagi para WNA yang tiba di Indonesia pada Senin, 28 Desember sampai dengan 31 Desember 2020, Retno menekankan akan diberlakukan aturan sesuai ketentuan dalam adendum surat edaran Satgas Penanganan COVID-19 nomor 3 tahun 2020, yaitu:
(a) menunjukkan hasil negatif melalui tes rt-PCR di negara asal yang berlaku maksimal 2 kali 24 jam sebelum jam keberangkatan dan dilampirkan pada saat pemeriksaan kesehatan atau EHAC International-Indonesia.
(b) pada saat kedatangan di Indonesia melakukan pemeriksaan ulang rt-PCR dan apabila menunjukkan hasil negatif, maka WNA melakukan karantina wajib selama lima hari terhitung sejak tanggal kedatangan.
(c) setelah karantina lima hari melakukan pemeriksaan ulang rt-PCR dan apabila hasil negatif, maka pengunjung diperkenankan meneruskan perjalanan.
Dan, undang-undang nomor 6 tahun 2011 pasal 14, warga negara Indonesia tetap diizinkan kembali ke Indonesia sesuai dengan ketentuan adandeum surat edaran yang sama, yaitu menunjukkan hasil negatif melalui rt-PCR di negara asal yang berlaku maksimal 2 kali 24 jam sebelum jam keberangkatan dan dilampirkan pada saat pemeriksaan kesehatan.
Syarat lain yang diperuntukkan bagi WNA juga diberlakukan untuk WNI yang akan kembali ke Indonesia.
Mendeteksi para Pendatang Terutama dari Inggris
Hal ini diungkap oleh Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) Prof dr Tjandra Yoga Aditama Sp P(K), MARS, DTM&H, DTCE.
"Jadi kalau bisa deteksi itu diperkuat terutama untuk yang datang dari Inggris," ujar Tjandra kepada Health Liputan6.com melalui sambungan telepon, Minggu, 28 Desember 2020.
"Tapi kan sekarang bukan hanya Inggris, sudah ada beberapa negara, jadi dilihat daftar negara mana saja yang sudah terpapar dan harus ada semacam skrining yang tepat," tambahnya.
Mengecek Kasus Sebelumnya
Hal kedua yang dapat dilakukan menurut Tjandra adalah mengecek kasus sebelumnya. Di Inggris sendiri kasus ini sudah terjadi sejak September.
"Mungkin Singapura memantau orang yang datang sejak pertengahan November. Jadi orang yang sudah di Singapura sejak pertengahan November itu dihubungi lagi, dicek," jelasnya.
"Kita juga sebaiknya mundur ke belakang, lihat orang-orang yang datang dari negara-negara dengan mutasi misal sejak awal Desember dicek keadaannya sehat atau tidak," tuturnya.
Sequencing Genetic
Hal ketiga yang tak kalah penting menurut Tjandra adalah melakukan sequencing genetic.
"Orang untuk mengetahui sakit atau tidak biasanya tes PCR atau rapid test antigen, sebenarnya ada cara yang lebih detail lagi Namanya sequencing genetic," katanya.
Sequencing genetic adalah tes yang dapat menemukan ada mutasi atau tidak. Tes ini akan sulit dilakukan pada masyarakat secara menyeluruh. Namun, tetap dapat dilakukan pada orang-orang atau klaster tertentu yang tidak terlalu besar.
"Jadi ketahuan, apa itu virus biasa atau sudah bermutasi, hasilnya tidak dapat keluar dalam satu hari tidak seperti PCR. Kalau cara mengambil sampelnya sama, pemeriksaannya saja yang berbeda,” ungkapnya.
Hal yang membedakan sequencing genetic dengan swab test adalah detail hasilnya. Swab test hanya untuk mengetahui apakah ada virus atau tidak. Sedang, pada sequencing genetic, jika ditemukan sebuah virus maka virus tersebut ditelusuri lebih dalam lagi dari segi jenis dan karakteristiknya.
Sumber: Liputan6.comReporter: Fifiyanti Abdurahman
(mdk/dzm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PB IDI mengimbau masyarakat untuk menerapkan lagi protokol kesehatan seperti memakai masker dan menghindari kerumunan.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengimbau masyarakat tetap menjaga kesehatan. Selain itu, tidak lupa pakai masker di keramaian dan rajin mencuci tangan .
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca SelengkapnyaSejumlah negara melaporkan kembali naiknya kasus virus Covid-19 sejak akhir November 2023.
Baca SelengkapnyaVarian tersebut memicu ada peningkatan kasus Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaTjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaWHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca SelengkapnyaBandara sebagai pintu masuk pertama perlu melakukan persiapan terkait mitigasi Covid-19.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Singapura melonjak drastis. Indonesia mulai waspada.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca Selengkapnya