55 Murid di Kabupaten Bogor Keracunan usai Santap Makanan Enak
Merdeka.com - Sebanyak 55 murid asrama di Yayasan Marsudirini, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, mengalami keracunan usai mengonsumsi beberapa jenis makanan, usai mengikuti kegiatan di asrama tersebut, Sabtu (18/2). Seluruh murid mengalami mual hingga muntah yang baru dirasakan Senin (20/2).
Penanggung jawab Yayasan Marsudirini Perwakilan Bogor, Helena membenarkan peristiwa ini. Menurutnya, usai mengikuti kegiatan peserta acara tidak ada mengalami gejala keracunan apapun dari makanan yang disiapkan yayasan, seperti shabu-shabu, es doger maupun pizza.
"Jadi anak-anak mengonsumsi shabu-shabu dan kemudian malamnya itu dapat es doger yang kami pesan dan ada yang memberi pizza. Sampai Minggu itu tidak ada keluhan," kata Helena.
-
Apa saja gejala keracunan makanan? Dilansir dari WebMD gejala tersebut dapat meliputi: Muntah, Mual, Diare, Sakit perut, Demam.
-
Apa yang terjadi pada mahasiswa tersebut? Mahasiswa bernama Alwi Fadli tewas ditikam oleh pria inisial P (23) yang hendak menyewa kekasihnya terkait prostitusi online.
-
Apa saja gejala keracunan makanan pada anak? Secara umum, gejala keracunan makanan pada anak meliputi mual, muntah, diare, demam, sakit perut, dan mungkin juga dehidrasi.
-
Apa yang menyebabkan keracunan massal? Keracunan sendiri ditengarai akibat santapan nasi kotak yang dibagikan pada acara reses anggota DPRD Kota Cimahi, pada Sabtu (22/7) lalu.
-
Siapa yang terkena keracunan? Ratusan warga Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, Jawa Barat mengalami keracunan massal usai memakan nasi kotak pada acara reses anggota DPRD setempat.
-
Kenapa keracunan makanan bisa terjadi? Keracunan makanan bisa dialami karena sejumlah hal seperti: Campylobacter, bakteri yang ditemukan dalam makanan dan minuman yang terkontaminasi atau diproses secara tidak baik, Escherichia coli (E. coli), biasanya ditemukan pada sayuran mentah dan daging yang kurang matang, Listeria, yang dapat hadir pada daging irisan dan keju lembut, Norovirus, yang dapat Anda dapatkan dari kerang yang kurang matang, Salmonella, biasanya ditemukan pada unggas yang kurang matang dan telur mentah, Staphylococcus aureus, yang juga dapat menyebabkan infeksi staph.
Para murid pun sempat memakan soto, ayam goreng dan hidangan lainnya. Namun pada Minggu (19/2) pukul 23.30 WIB beberapa murid mengeluhkan rasa mual yang dialaminya, kemudian diberikan susu oleh pihak yayasan. Namun, pada Senin (20/2) pagi, semakin banyak yang mengeluhkan hal sama.
"Awalnya ada anak yang mual sekitar tujuh anak dan kami tangani diberikan susu dulu. Namun, tadi pagi nambah jumlah murid yang mengalami mual langsung membawa ke rumah sakit untuk penanganannya," jelas Helena.
Helena mengungkapkan, dari 91 murid peserta kegiatan, 55 di antaranya mengeluhkan mual, pusing hingga muntah. Meski begitu, dia memastikan seluruhnya telah ditangani di rumah sakit. Hingga kini, hanya tersisa tiga orang masih dalam perawatan.
"Yang tiga orang masih dirawat. Tinggal observasi. Yang dirawat itu dua perempuan dan satu laki-laki. Tentu ini jadi pelajaran buat kami dalam menjaga kebersihan makanan kepada murid," pungkasnya.
Sementara Kapolsek Kemang, Kompol Ari Trisnowati mengungkapkan, pihaknya telah melakukan kroscek kepada pihak yayasan. Menurutnya, pada pukul 11.30 WIB, seluruh siswa telah ditangani di RS Sentosa.
"Ada yang diberikan obat untuk yang bergejala ringan, ada yang diberi infus bagi yang mengalami gejala sedang dan tiga orang dirawat inap karena mengalami gejala berat," tutur Ari.
Polisi penyelidikan terkait peristiwa ini, terutama mengambil sampel makanan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di laboratorium kesehatan, berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor.
Kepala Puskesmas Jampang, Kecamatan Kemang, dr Dini Agustin menjelaskan telah mendatangi Yayasan Marsudirini dengan membawa petugas surveilans serta petugas laboratorium untuk menindaklanjuti laporan keracunan makanan tersebut.
"Beberapa sampel dari sisa makanan sudah diambil dan akan dicek laboratorium. Untuk kondisi siswa dan suster sudah ditangani dengan baik. Selanjutnya kami akan lakukan penyuluhan dan monitoring area sekolah terutama pengawasan dalam memberikan makanan," kata Dini.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beberapa siswa yang mengalami gejala keracunan ini masih ada yang harus dirawat di beberapa fasilitas kesehatan berbeda.
Baca SelengkapnyaPuluhan warga ini mengalami gejala mual dan muntah. Kondisi ini diperparah dengan badan yang lemas dan hanya bisa berbaring.
Baca Selengkapnya30 Siswa SD di Meranti Keracunan Setelah Konsumsi Minuman Saset
Baca SelengkapnyaHondo mengatakan untuk mengetahui penyebab terjadinya keracunan massal ini sudah ditangani oleh pihak Dinkes Kabupaten Sukabumi serta aparat kepolisian.
Baca SelengkapnyaSejumlah mahasiswa baru Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Yogyakarta diduga mengalami keracunan makanan saat mengikuti kegiatan outbond, Jumat (18/8).
Baca SelengkapnyaUsai mendapat laporan soal keracunan massal itu, polisi masih menyelidiki penyebabnya.
Baca SelengkapnyaSedikitnya 121 warga Desa Kalong II, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, diduga keracunan makanan seusai menghadiri tahlilan di salah satu rumah warga.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan keterangan yang diterimanya dari pasien yang mendapatkan perawatan, seluruhnya mengaku menyantap nasi kotak.
Baca SelengkapnyaPara korban diduga mengalami keracunan usai menyantap nasi bungkus yang dibagikan pada acara syukuran.
Baca SelengkapnyaPolisi masih mendalami peristiwa keracunan ini termasuk memanggil pengelola catering.
Baca SelengkapnyaUntuk memastikan kandungan di dalam minuman, Disdik membentuk tim khusus dan menggandeng BPOM.
Baca SelengkapnyaAcara reses anggota DPRD dari PPP diduga menjadi pemicu keracunan ratusan warga. Mereka menyantap makanan yang disediakan sebelum sakit.
Baca Selengkapnya